2. The Kuluk's Plan

154 6 0
                                    

Ini kali pertama Kuluk menampakan dirinya ke dunia nyata. Biasanya Bu'de nya melarang Kuluk untuk pergi ke dunia manusia karena Bu'de khawatir terhadap perkembangan Kuluk yang kian melesat. Kuluk semakin hari terlihat semakin cantik. Bu'de khawatir jikalau Kuluk itu sedang bermain-main di dunia manusia, lalu Kuluk bertemu dengan manusia-manusia jahil yang ingin menggodanya. Mungkin Bu'de tahu jika banyak kriminalitas di dunia manusia, terutama pelecehan seksual.
*Iddih masa setan dilecehkan.

Bu'de adalah orang yang paling menyayangi Kuluk, karena Bu'de lah yang merawat Kuluk sejak kecil hingga sekarang. Hanya Bu'de satu-satunya keluarga yang dimiliki oleh Kuluk. Tapi dibalik semua itu Bu'de adalah orang yang sangat pemarah, nyebelin, tua bangka dan sebagainya. Bu'de tak suka jika ada orang yang berani menyentuh Kuluk, membiarkan Kuluk bebas merasakan dunianya. Kuluk pun jadi merasa sedih, terpojokkan, terasingkan, terimedan *ehh. Hingga tiba saatnya kesabaran Kuluk sudah mulai tidak terbendung lagi. Kuluk tak sanggup. Akhirnya dia bunuh diri dan mati. *Eh engga boong!. Kuluk mencari cara bagaimana caranya agar bisa keluar dari kekangan sang Bu'de yang kejam bin ngeselin. Akhirnya Kuluk mikir keras. Sekeras batu nisan yang menjadi hiasan di dalam rumahnya.

Akhirnya Kuluk menemui cara. Kuluk diam-diam pergi ke rumah Sangdesi, teman sepantarannya, untuk menemui Ibu dari Sangdesi. Ibu Sangdesi adalah teman karib Bu'de. Kuluk berpikir mungkin Ibu Sangdesi bisa membantunya.

Tapi saat di rumah Sangdesi, Ibu Sangdesi ternyata tidak sedang berada dirumah. Sangdesi bilang ibunya sudah pergi sejak dua minggu yang lalu.

"Mak gue udah berangkat jadi TKW ke Hongkong, Luk. Katanya ada panggilan buat nakut-nakutin bocah sableng di sono. Telat lu!"

"Kok Mak lu gak ngomong-ngomong gua, Met?" (Nama panggilan Sangdesi adalah Jamet).

"Boro-boro ngomong ama lu, Bapak gua aja gak tau kalo Mak gua pergi". Sangdesi nimpalin.

"Siauull!!" Kuluk ikut nimpalin.

Akhirnya Kuluk pulang dengan rasa kecewa. *karena kalo kecewe disangka gak normal lagee".

Setelah bingung harus pergi kemana yang saat itu juga Kuluk tidak ingin pulang ke rumah, akhirnya Kuluk pergi ke rumah temannya yang lain. Dia pergi ke rumah Asilla.

"Tumben lu maen, Luk. Bu'de lu udeh insap yak ngebolehin lu maen ama gua? Haha" Asilla dengan tampang ngeselin mencoba membuka percakapan.

"Aduhh, ggue ttuh gga bissa diginiin. Ggue mau bbebbass. I wont to free, you know?, akohh tuh cappekk" Gaya bahasa alay Kuluk yang membuat Asilla mendadak diare.

Akhirnya Kuluk dipersilahkan masuk ke rumah Asilla sambil menunggu Asilla yang lagi boker.

Asilla muncul di samping Kuluk dengan tiba-tiba. Kuluk kaget. Asilla lebih kaget ngeliat Kuluk kaget.

"Anjirr lu boker kaga cebok! Sialan balik gak lu ke kamar mandi. Buruaan!!".

Ternyata Asilla lupa membasuh kotorannya setelah buang air karena terlalu bersemangat melihat Kuluk yang perdana datang ke rumahnya untuk sekadar mampir.

"Ciiaauu, sorry girl! Bentarr gua balik duluu, lu jan kemana-mana. Wokehh?" . Asilla menyodorkan mulutnya ke hidung Kuluk.

Kuluk menanggapi dengan mengangguk dan menutup hidungnya dengan mulut. Tenyata selain belum cebok, Asilla juga belum sikat gigi. Sial!.

Kuluk pun mulai berpikir, apa yang harus dia ceritakan. Atau apa dia harus cerita masalah Bu'de ke Asilla. Tapi pikiran Kuluk benar-benar buntu. Tidak ada lagi yang dirasa dapat mencurahkan perasaan keluh, kesah, kasih di sekolah*errr. Oke Kuluk tidak akan cerita *tapi boong!. Akhirnya Kuluk menceritakan juga masalahnya kepada Asilla.

Singkat cerita.

"Gila lu mau nyoba ke dunia manusia, Luk??" . Asilla sok kaget.

"Iya. Gue mau nyoba rasanya kayak lu-lu pada, Cil". Panggilan "Ucil" untuk nama Asilla.

"Bu'de lu juga mau lu ajak?". Asilla mulai serius.

"Ya kagak lah, gue serius ini. Lu serius ngapa Cil kalo gue lagi nanya pendapat gini!". Kuluk kesel.

"Anjirr gua lagi serius itu, kamprett!". Asilla mimisan.

Akhirnya mereka berdua mulai menyusun rencana untuk membuat rencana *iyalah, you don't say!.

Asilla merekomendasikan untuk melibatkan Royadi, teman sepermainan Asilla untuk membantu jalannya rencana itu. Karena Kuluk merasa rencananya cukup membutuhkan beberapa orang akhirnya Kuluk setuju untuk melibatkan Royadi ke dalam rencananya.

Dan rencananya seperti ini...

Pocong CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang