Dua

20.8K 170 1
                                    

Iqbaal menenggak air itu sampai habis dan segera mengelap dada bidang miliknya dengan handuk yang telah dipersiapkan sebelum berendam, berenang kesana-kemari.

Setelah ia merasa tubuhnya telah kering ia langsung melangkah menuju (namakamu) yang masih tertidur pulas.

oOo

Iqbaal berjongkok tepat dihadapan (namakamu) yang tertidur posisi miring, Iqbaal meletakkan jari telunjuknya dipipi (namakamu).

Jari-jemarinya menari dipipi (namakamu) dengan indah, tentu saja perlakukan Iqbaal membuat (namakamu) merasa geli dan terbangun dari tidurnya. "Apa sih!" ketus (namakamu) sembari menepis jari Iqbaal, setelah itu ia memutar wajahnya.

Iqbaal sedikit terkekeh ketika melihat expresi bangun tidur (namakamu), lalu ia bangkit dan memilih-milih baju kaos ringan untuk dikenakan hari ini.

Setelah selesai berpakaian lengkap, Iqbaal segera menuju meja makan, ia menenggak segelas susu yang sudah dingin.

"Berapa ronde tadi malem Kak?" Tanya anak remaja sembari mempoles selai nanas diatas roti tawar yang akan dia santap.
Iqbaal mengernyitkan keningnya disaat mendengar pertanyaan itu dari adik ipar laki-lakinya yang masih menginjak kelas 2SMP; Dhaen.

"Enggak boleh kurang ajar ah, sama Kak Iqbaal," Ibunda (namakamu) langsung memotong pembicaraan mereka. Sebenarnya Iqbaal mengerti pertanyaan adiknya itu, namun ia merasa kurang sopan jika harus berbicara kepada anak dibawah umur. Disisi lain Iqbaal berfikir, dari mana dia tau? apakah seperti itu kelakuan para remaja jaman sekarang? He-eh! Iqbaal mendengus dalam hatinya.

Setelah segelas susu dingin tadi mengalir dari tenggorokan keperutnya, Iqbaal langsung mengayunkan kaki untuk meninggalkan ruangan makan ini.
Dimeja makan tadi hanya ada Dhaen dan Ibunda (namakamu), sementara Ayah (namakamu) harus kelondon yang sempat tertundah gara-gara anaknya akan menikah. Ayah (namakamu) juga bekerja sebegai pengacara internasional, sama seperti (namakamu).

Ayah dan anak itu mengurus masalah-masalah besar dengan bayaran yang amazing. Bahkan (namakamu) sendiri sering hadir didepan televisi untuk mengurusi masalah-masalah artis lokal dan Ayahnya yang sudah menjadi pengacara sejak 15tahun lalu sering mengatasi masalah-masalah besar, menjadi kuasa hukum para artis internasional.

Iqbaal berjalan sambil memperhatikan setiap ruangan masih sangat berantakan sedangkan diluar sana masih terdengar suara sangat bising, beberapa orang sedang membongkar tenda-tenda pernikahan Iqbaal dan (Namakamu) kemarin.

Pernikahan mereka sengaja tidak diadakan digedung-gedung mewah. Karena itu adalah permintaan orang tua (namakamu), terutama Ayah (namakamu).

*

Sudah jam 10pagi Iqbaal belum melihat istrinya keluar dari kamar, mungkin istrinya terlalu lelah untuk meninggalkan kamar itu.

Iqbaal pergi kedapur, dia ber-inisiatif untuk membangunkan (namakamu) menggunakan masakan yang lezat, "Buatin nasi goreng dong, mbak. Sama segelas susu" Perintah Iqbaal kepada pembantu dirumah ini.

Pembantu paruh baya itu langsung mengerjakan apa yang dikatakan Iqbaal tadi, dengan senang hati ia memasak untuk tuan baru dirumah ini. Sementara Iqbaal duduk dimeja makan sambil memainkan game yang ada diponsel semdari menunggu masakan siap untuk disajikan.
Hanya butuh beberapa menit saja, masakan sudah tertera diatas meja, lengkap dengan sendok dan segelas susu.

Iqbaal berjalan menaiki anak tangga dengan sebuah nampan yang sudah berisi segelas susu coklat kesukaan (namakamu) dan sepiring nasi goreng dengan tataan yang sangat rapi dan terlihat sangat kreatif.

Iqbaal memasuki kamar dan melihat tubuh (namakamu) masih berbalut selimut.
Iqbaal meletakkan nampan itu diatas nakas dan membangunkan (namakamu) secera perlahan.

The First Night BeautifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang