POV Prilly
Hari ini pekerjaan di kantor sangat banyak dan mengharuskan ku datang lebih awal dari biasanya.
"Pagi... Ma..."sapaku saat menuju meja makan. Dan terlihat mama yang sedang menyiapkan sarapan.
"Pagi sayang, sini sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor"jawab mamaku.
Aku segera duduk dimeja makan kecil dan mengambil makanan yang sederhana, dan ini sudah menjadi makananku sehari-hari.
"Raya mana Ma kok gak ada"tanyaku ke mama sambil menyantap makananku.
"ohh Raya tadi sudah berangkat pagi-pagi ke sekolah karena ada piket. Kan Raya jalan kaki kalau berangkat sekolah, jadi dia gak mau telat ke sekolah"jawab mama.
"ya udah Ma Illy berangkat dulu ya"pamitku sambil mencium tangan mama.
"hati-hati ya"pesan mama. Aku jawab hanya dengan anggukan kepala saja.
Aku sudah berdiri di halte sudah hampir 30 menit, tapi dari tadi tidak ada angkutan umum yang melintas. Aku melirik jam tanganku waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 berarti aku harus sampai di kantor tinggal 30 menit saja. Aku tidak mau terlambat ke kantor. Ku putuskan untuk berjalan kaki menuju ke kantor. Agak lumayan jauh jarak ari halte ke kantor, ya mau gimana lagi. Aku bejalan tergesa-gesa ke kantor, Karena tidak ada waktu lagi.
Sesampai dikantor aku masih jalan tergesa-gesa menuju ke ruangku yang ada di lantai 3. Saat akan menaiki lift, tiba-tiba aku tidak sengaja menabrak seseorang. Dan saat itulah aku tidak berani mendongakkan wajahku karena aku takut melihat orang itu. Dan kelihatannya orang tersebut menahan amarahnya yang terlihat dari dadanya yang naik turun.
"Kalau jalan itu pake mata dong. Mata lo ditaruh man hah!!!! Gak tau apa hari ini itu gue mau meeting dan gue terlambat gara-gara loe" bentak orang itu yang tak lain adalah ali si pemilik perusahaanya. Aku tahu karna aku mengenal suaranya yang tidak pernah lembut kepada siapapun.
Tapi aku masih enggan menatap wajahnya. Aku takut jika dia marah-marah lagi kalau aku berani menatapnya, jadi aku petuskan untuk menunduk saja.
"heh lo itu punya kuping apa enggak sih, gue itu ngomong sama lo bukan sama tembok"bentak Ali lagi.
"maaf Pak"itulah kata-kata yang aku lontarkan dan masih tidak menatap wajahnya.
"haaa lo ya!!!!"kata Ali dan meninggalkanku. Terlihat dari sepatunya yang menjauh dari tempatku.
"huhh untung...."ucapku lega dan memasuki lift menuju ruangannku berkerja.
Sesampai di ruangan aku segera menyalakan laptop dan mengerjakan tugasku yang menumpuk. Aku masih menetralkan degup jantungku yang berdetak secara abnormal. Kenapa seperti ini, aku gak mungkin suka sama Pak Ali secara dia pemilik perusahaan dan aku hanya karyawan biasa yang bekerja di perusahaannya. Tita-tiba lamunannu yang gak jelas dibuyarkan oleh suara melengking dari arah pintu. Ya siapa lagi kalau bukan Audi.
"ya ampun Pril lo dari tadi gue panggil juga gak nyaut-nyaut mikirin apa sih lo"
"apaan si Di gue gak mikirin apa-apa kok, tumben lo datang jam segini, biasanya aja kantor udah pada rame lo baru datang"
"yeee gua juga bisa datang jam segini juga kali gak lo doing yang bisa"
"iya iya. Udah ah gue mau kerja, numpuk ni kerjan gue"
"gue juga mau kerja juga kali"
Setelah berjam-jam aku berkutan dengan laptop. Akhirnya aku istirahat dan sekerang memang jam istirahat. Aku melihat meja Audi, sudah tidak ada Audi di sana. Apa mungkin dia ke kantin duluan. Ah Audi kenapa gak nungguin aku sih. Dn kuputuskan untuk ke kantin sendirian.
Sesampai di kanti aku menengok ke arah kanan kiri untuk mencari Audi. Kantin di kntor sangatlah ramai dengan orang yang sedang makan atau sekedar menghilangkan penat seusai kerja. Akhirnya aku menemukan Audi di sebelah pojok kantin. Dan dengan segera aku menghampiri Audi ke mejanya.
"hai Di"sapaku sambil menyeruput jus milik Audi.
"hehh Pril itu jus gue tau, pesen sendiri napa"
"dikit aja Di, pelit lo"
"bu jus mangga 1 ya"teriakku ke ibu kantin.
"iya neng"jawab ibu kantin.
"Pril lo tau kan pemilik kantor ini"Tanya Audi
"ya tau lah. Siapa yang gak tau coba orang seperti dia. Kenapa sih lo tiba-tiba nanya itu"
"ternyata dia tampan juga ya Di. Pasti orang yang bisa mendapatkan dia itu beruntung banget. Udah kaya, tampan, terkenal kurang apa lagi coba"
"ya itu sih terserah orangnya saja Di"
"maksud lo apaan si Prill"
"neng ini pesanannya"obrolanku terhenti ketika ibu kantin mengantarkan pesananku.
"makasih bu"balasku ke ibu kantin.
"Pril maksud lo tadi apaan sih ngomong kayak tadi"Tanya Audi lagi.
"udah lah Di gak usah dibahas lagi"balasku ke Audi.
Aku tau diri aku tidak pantas jika aku bisa bersamanya. Dekat dengannya saja itu bagaikan mimpi. Jadi aku tak perlu mengejar apa yang menurutku tidak penting. Yang terpenting sekarang yaitu bisa menbahagiakan mama.
jangan lupa vote ya...
coment juga atau yang mau kasih inspirasi boleh kok
salam manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Ternilai (END)
FanfictionKehidupan awal adalah bukanlah akhir pencapaian hidup yang sesungguhnya - Prilly Mahatei. Kehidupan yang sekarang bukan hal yang indah tanpa adanya kasih sayang orang-orang terdekat. Entah kapan kehidupanku akan berubah - Ali Syarief Ada bagian yan...