Saat masuk ke dalam rumah, seperti biasa tidak ada kebisingan yang tercipta di rumah bak istana itu. Mana mungkin ada kebisingan, kalau rumah itu hanya ditempati ali seorang diri. Jadi hal ini sepertinya sudah biasa bagi Ali.
Ali sebenarnya rindu dengan hal yang ia dulu lalui dengan orang tuanya saat ia masih belum beranjak dewasa. Selalu ada tawa kebahagian serta perhatian yang ditimbulkan selalu oleh kedua orang tuanya. Tapi sekarang bukanlah yang dulu. Ali sangatlah rindu akan keluarganya yang dulu.
"huh selalu sepi"guman Ali saat menaiki tangga menuju kamarnya.
"Pa...Ma... Ali itu kangen kita yang dulu. Selalu ada buat Ali, senang maupun susah. Dengan begini caranya, perlahan-lahan Ali akan benci sama Papa Mama"ucap Ali lirih duduk di tepi ranjang sambil mengacak-acak rambutnya.
"kenapa setiap Ali butuh Mama, selalu sibuk dengan dunia Mama sendiri. Papa juga selalu mementingkan kerja, kerja, dan kerja. Kenapa Ali dilahirkan di dunia, kalau Mama sama Papa tidak mengharapkan kehadiranku"
"assalamualaikum Ma..."ucap Prilly saat memasuki rumahnya.
"walaikumsalam sayang. Kok tumben pulang jam segini. Kan dari 2 jam yang lalu kamu sudah keluar dari kantor kan"tanya Mama Prilly yang sedang masukkan adonan kue ke cup.
"tadi Prilly nunggu angkot Ma, aku udah nunggu berjam-jam tapi gak ada angkot yang lewat satu pun. Terus Illy terpaksa deh naik taksi"jawab Prily mengerucutkan bibirnya. Yang membuat mamanya mengelengkan kepalanya.
"dan ketemu Pak Ali yang sombongnya minta ampun itu tentunya"ucap Prilly dalam hati.
"Mama lagi ngapain kok tumben sibuk bener hari ini"tanya Prilly saat melihat Mamaya berkutat di dapur.
"ohh ini mama lagi buat cupcake untuk dijual di sekolahnya Raya"
"Prilly bantuin ya Ma"Prilly bangkit dari tempat duduk yang sedari tadi ia dudukki, lalu menghampiri Mamanya.
"Gak usah Illy kamu istirahat aja gih, pasti capek pulang kerja. Ini Mama yang lanjutin sendiri aja. Mama sudah biasa kok"ucap Mama Prilly yang mencoba memberikan pengertin terhadap anaknya. Karena ia tahu Prilly juga membutuhkan istirahat selepas kerja.
Memang setiap hari Mama Ully membuat cupcake untuk dijual ke sekolah raya. Itung-itung untuk menambah penghasilan. Dia juga ingin membantu Prilly yang bekerja keras demi keluarga. Tapi Mama Ully juga tidak mau berdiam diri yang menerima dan menggunakan uang kerja Prilly seenak mungkin. Setidaknya ia juga ikut berusaha mencari penghasilan sendiri dan tidak bergantung dengan Prilly.
"ya udah Ma Illy ke kamar dulu ya"pamit Prilly pada Mamanya.
"iya. Istirahat gih biar fresh nantinya"balas san Mama.
Dengan langkah gontai Prilly memasuki kamarnya. Memang Prilly sedikit capek karena kerjaan kantor yang banyak dan ditambah lagi masalah dengan Bosnya tadi. Kamar prilly memang tak seindah dan tak semewa yang kalian pikirkan. Bayangkan saja ukurannya saja mungkin selebar kamar mandi Ali. Tapi Prilly mensyukurinya meskipun dengan keadaannya sekarang. Setidaknya kamarnya selalu nyaman jika ia buat untuk istirahat.
Hidup kadang membuat kita selalu tidak adil bagi yang merasakan kekurangan dalam hidupnya. Tapi setidaknya bersyukurlah dan berterima kasih pada Tuhan, karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati ciptaannya.
Pagi-pagi sekali Prilly bangun tidur, ia tidak mau terlambat ke kantor dan mengulangi kejadian seperti yang kemarin.
"Pagi Ma..."sapa Prilly saat menuju meja makan sederhana. Dan disana sudah ada Mamanya yang selalu rajin menyiapkan makanan untuk anaknya.
"pagi sayang. Kok tumben pagi sekali kamu berangkat ke kantor"tanya Mama Ully keheranan. Karena Prilly jarang sekali berangkat kantor pagi-pagi. Mungkin kalau ada kerjaan banyak atau keperluan penting yang mengharuskan Prilly datang pagi-pagi.
"iya Ma biar Illy gak terlambat gitu"jawab Prilly sambil makan makanan yang telah disiapkan Mamanya.
"ya udah cepet habiskan makananmu. Langsung berangkat biar gak terlambat"pesen Mama Ully kepada anakknya. Yang di balas anggukan oleh Prilly serta senyuman yang membuat orang lain iri dengan senyuman manis yang ia punya. Tapi senyuman itu jarang sekali diperlihatkan oleh orang-orang. Terlebih lagi orang yang sama sekali tidak dekat dengannya.
"Illy berangkat dulu ya Ma"pamit Prilly sambil mencium tangan mamanya.
"hati-hati ya"pesan Mama Ully.
"iya Ma"
Dan dengan segera Prilly meninggalkan rumahnya menuju halte dan menunggu angkot yang mengantarkannya ke kantor.
***
"pagi Ma..."sapa Raya (adik Prilly) saat menuju meja makan, lengkap dengan seragam sekolahnya.
"pagi sayang"jawab Mama Ully.
"kak Prilly mana Ma kok tumben pagi-pagi udah gak ada"tanya Raya sembari makan makanannya.
"kak Prilly tadi pagi-pagi udah brangkat ke kantor. Dia gak mau telat lagi seperti kemarin"
"ya udah Ma aku berangkat dulu ya"pamit Raya, setelah mengabiskan sarapannya dan tak lupa mencium tangan Mamanya.
"Raya jangan lupa ya kuenya dijual di kantin"ingat Mama Ully kepada Raya.
"iya Ma tenang aja"jawab Raya sembari menuju depan rumah dan berangkat sekolah dengan berjalan kaki.
Berbeda dengan Prilly. Lelaki itu tampak tidur nyenyak dengan damai di dalam selimut yang membungkus tubuhnya. Ia sama sekali tak menghiraukan suara pembantunya yang sedari tadi membangunkannya. Siapa lagi kalau bukan Ali.
"jam berapa sih ini"ucap Ali terganggu dengan jam wekernya yang sedari tadi juga bunyi.
"jam 07.00 masih lama, tidur lagi aja. Lagi pula aku datang ke kantor bisa kapan aja tanpa ada yang melarang"guman Ali dan melanjutkan tidurnya lagi.
Namun tidurnya kali ini terganggu lagi dengan suara dering telponnya. Dengan segera ia angkat telponnya yang tertera dari namanya yaitu sekretasisnya Siska.
"halo, ada apa"
"...."
"iya 30 menit lagi saya ke sana"
"...."
"iya"
Ia buru-buru ke kamar mandi. Karena di kantor ada masalah yang mengharuskan ia datang ke kantor. Sebenarnya Ali juga ke kantor tapi waktunya gak sepagi ini.
Setelah rapi dengan baju kebesarannya ia langsung menuju mobilnya dan menuju kantornya. Ia juga tak sempat sarapan karena ia janji kalau 30 menit lagi ia sudah sampai di kantor.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup macet akhirnya ia sampai di kantor dengan tepat waktu. Ia segera menuju ke ruangannya dan menemui sekretarisnya.
"Sis apa orangnya sudah ditemui"tanya Ali sesampai di depan ruangannya. Memang letak meja sekretaris ada diluar ruangannya.
"belum Pak karena tidak ada yang menemui. Sebaiknya bapak saja yang menemui"suruh Siska pada Ali.
"Dia di bagian keuangan kan?"tanya Ali.
"iya Pak"
"ya sudah ke bagian keuangan. Biar masalahnya cepat selesai"ucap Ali dan di jawab oleh anggukan ole Siska.
Dengan langkah cepat, Ali menuju ke ruangan bagian keuangan. Setelah sampai di sana ia bertanya kepada orang yang disana. Siapa yang mengambil alih di bagian keuangan. Semua disana sangatlah was-was karena tidak biasannya Bosnya datang langsung ke ruangannya. Pertanda masalah yang dihadapi ini begitu besar.
maaf kalo ada typo
jangan lupa vote and comment ya
Della

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Ternilai (END)
FanfictionKehidupan awal adalah bukanlah akhir pencapaian hidup yang sesungguhnya - Prilly Mahatei. Kehidupan yang sekarang bukan hal yang indah tanpa adanya kasih sayang orang-orang terdekat. Entah kapan kehidupanku akan berubah - Ali Syarief Ada bagian yan...