Part 2: New Life

33 3 4
                                    


Udah sebulan... cepet juga ya..

Kalender kecil itu penuh dengan angka yang ku lingkari menggunakan spidol merah. Minggu demi minggu rasanya sibuk sekali dengan segala kegiatan OMB di kampusku, hingga aku pun baru saja tersadar bahwa hampir sebulan aku lalui di kota ini.

"Hmm.. tanggal 13!" Ucapku pelan sembari melingkari angka 13 di bulan September.

'Tok.. tok.. tok..'

Ku alihkan pandanganku ke pintu kamar. Tiba-tiba knop pintu itu bergerak dan munculah seseorang dari balik pintu.

"Abel, nanti pulang dari kampus jam berapa?"

"Jam 2 sudah selesai kok. Kenapa, Tante?"

Wanita itu diam sejenak seperti sedang berfikir, "Jam 2 tante minta temenin belanja di Karawaci."

"Oh, yaudah kalau gitu sekalian ke kampus aja, Tante. Kan ngelewatin kampus aku."

"Hmm.. yaudah kalau gitu. Sarapan, gih! Ntar telat loh..." Ujarnya sembari menutup pintu kamarku.

Baru sebulan menjadi mahasiswa rasanya sudah sangat lelah. Kampusku memang tak jauh dari BSD, tempat tinggalku sekarang. Tapi segala kegiatannya yang membuatku lelah, hampir tak punya waktu luang untuk menikmati hidupku sendiri.

***

"Terima kasih, Pak Ujang..."

"Iya, Non.. Saya balik dulu, ya!" Pak Ujang, yang tak lain adalah sopir keluarga tanteku pun membawa mobil hitam itu menjauh dariku.

"Bel!!!! Abel!!!" Terdengar sebuah teriakkan dari belakangku. Aku pun segera berbalik badang melihat siapa pemilih suara cempreng tersebut.

"Abeeelll!!! Yaampun, kangen gue sama lo!" Tiba-tiba Michiko menghamburkan pelukannya dan hampir membuatku terjatuh ke tanah. Aargghh Michiko!!!!

Michiko Rin. Adalah gadis blasteran jawa, sunda, jepang dan belanda yang mempunyai wajah super cantik namun suaranya sangat cempreng ala-ala anime. Menjijikan, bukan? Bayangkan saja... hampir setiap hari suara itu terus menggelitik telingamu, kalau dia bukan sahabatku sudah ku musnahkan dia dari dunia ini. Ya, Michiko orang yang pertama ku kenal saat aku datang ke kampus ini. Dia sebenarnya tau kalau aku sangat anti dengan anime-dan sebagainya, tapi entah memang suaranya begitu atau dibuat-buat untuk mempermainkanku.

"Aduhhhh.. Chiko! Lo bisa nggak sih pelan-pelan. Malu banget kalo gue jatoh, lo nggak liat disini banyak orang?"

"Abisan... Sabtu-Minggu gue nggak ketemu Lo! Curhatan gue menumpuk, nih! Udah banyak banget yang pengen gue ceritain ke lo, Bel!"

Whaaatt??? banyak yang mau diceritain? Oh sh*t! Haruskah aku seharian mendengar suara itu? Astaga... kejam sekali dia!

"Mau kan, Bel, lo dengerin gue cerita?" Ucapnya dengan suara cemprengnya yang sok imut.

"Iyee... gue mau, tapi ntar aja pas lagi break! Gue mau masuk nih, keburu telat!"

"Hehe.. oke, Abel. By the way, tadi senior lo ada yang pesen ke gue, katanya hari ini ada semacam wawancara gitu!"

Aku yang sedang mencari handphoneku di tas kaget mendengarnya. Wawancara? Kok nggak dikasih tau minggu lalu, sih? Kok mendadak banget?

"Lo bercanda ya, Chik? Masa mendadak banget! Emang siapa yang ngomong ke lo kalo hari ini ada wawancara?" Tanyaku tak percaya.

ON TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang