Chapter I

1.8K 119 0
                                    

Sehun POV
'Mari kita tidak saling jatuh cinta'.
Kalimta itulah yang paling aku benci di dunia ini. bagimana aku tidak jatuh cinta pada jika setiap hari aku menghabiskan hariku dengannya dan menerima segala tingkah lakunya yang akan selalu membuatku mengharapkan sesuatu yang lebih dari hubungan kami yaitu S.A.H.A.B.A.T.

Kebiasaan kami bersama membuatku ketergantungan akan kehadirannya. Aku akan merasa sangat kehilangan sosok dirinya jika aku tidak melihatnya baik itu sehari bahkan semenitpun. Sikapnya yang penyanyang, manis, kekanak-kanakan namun terkadang dewasa, ceroboh, terkadang pelupa dan senyuman yang selalu membuatku nyaman dan membaik saat aku sedang down membuatku semakin larut dalam pesonanya dan tidak lepas darinya. Tapi aku harus mengubur perasaanku padanya saat dia mengatakan padaku serangkaian kalimat yang berhasil membuat hatiku retak dengan sempurna.

'Mari kita tidak saling jatuh cinta'.

Itu yang dia katakan padaku. rasanya aku ingin menjatuhkan diriku ddari atap gedung sekolah saat itu juga saat mendengar kalimat itu keluar dari bibirnya yang mungil. Aku sudah terpesona dengan dirinya sejak pertama kali aku melihatnya berdiri di depan pintu rumahku dengan senyuman manisnya yang menyapaku di saat dia bertamu di rumahku. Dan tanpa aku sadari pesona itu membawaku terjerumus kedalam perasaan cinta yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu yang aku habiskan bersamanya tapi dia menghancurkan perasaan itu hanya dengan beberapa detik saja. sungguh sangat mengerikan. Dengan alasan bersahabat kami rusak dan berpisah karena rasa cinta yang kami rasakan. demi kerang ajaib di salah satu episode spongebob kartun kesukaannya, alasan sungguh tidak dapat aku terima. Bukannya rasa saling cinta di antara sahabat akan membuat mereka tidak akan saling berpisah? Malahan mereka akan semakin saling mencintai karena sudah mengenal satu sama lain. Walaupun aku sudah hampir 5 tahun menjadi sahabatnya tapi aku masih belum mengerti dengan jalan pikirannya tersebut. Sungguh membuatku gila tapi mau tidak mau aku harus menerimanya.

"Sehun-ah... kenapa kau melamun?". Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar suara yang pastinya akan selalu terdengar merdu di telingaku itu.

"aku sedang memikirkan dirimu". Godaku sambil menatapnya lembut. Aku hanya ingin melihat responnya saat aku goda. Pasti jika gadis lain aku goda seperti ini pasti mereka akan menunduk malu tapi apa yang aku dapatkan gadis mungil yang duduk di sampingku ini tertawa mendengarnya.

"bercandamu sangat lucu Oh Sehun. Lebih baik kita pulang sekarang pasti oemmanim sudah membuatkan kita makan malam yang lezat. Kau tahu makanan buatan ibumu itu selalu saja membuat lidahku ingin mencicipinya lagi dan lagi".

Gadis itu beranjak dari duduknya dan meninggalkanku beberapa langkah. Aku hanay bisa menertawai sikap bodohku yang masih berharap padanya tapi nyatanya dia tidak sama sekali mengharapkanku. Aku berjalan mengikuti langkahnya. Dengan kaki panjangku tidak butuh waktu yang lama aku sudah bisa mensejajarkan langkahku dengan langkahnya yang sangat kecil itu. Aku merangkul tubuhnya dengan lengan besarku dan tentu saja dia hanya menerimanya dengan santai karena biasanya kami. Untuk saat ini biarkan kami seperti ini asalkan aku tidak berpisah dengannya. Hanya itu yang aku inginkan sekarang, tidak lebih.

Let's Not Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang