Part 31

2.8K 160 4
                                    

Hallo!

Aku minta part ini dan part sebelumnya yang belum sampai 20 vote, kasih vote sampai 20 dan 5 komentar kalau bisa lebih ya? :)

Terimakasih!

***

Di tengah perjalanan, Samudera menepikan mobilnya.

"Kok berhenti?" tanya Aurora.

Kemudian, Samudera mengambil sapu tangannya.

"Itu sapu tangan buat apa?"

"Kamu hadap ke sana."

"Loh ... loh, kok mata aku di tutup gini?" katanya sambil memegang sapu tangan yang sudah menutupi matanya.

"Aku kan jadi gak bisa lihat apa-apa," keluh Aurora.

"Nggak apa, ini kejutan."

"Apa kejutannya, kasih tahu dong."

"Nanti kamu akan tahu...."

"Uh ... Menyebalkan."

Samudera, gemas dengan gadisnya dia hanya tertawa kecil melihat Aurora seperti itu, kemudian mobilnya kembali melaju, membawa mereka ke tempat yang dituju.

Begitu sampai Samudera tersenyum, daritadi Aurora bergerak dia sangat penasaran dia dibawa kemana dan kenapa harus dengan menutup matanya, dengan kondisi mata Aurora yang masih di tutup, Samudera membukakan pintu mobilnya menuntun Aurora dan mereka berjalan, mata gadisnya masih ditutup.

"Kita dimana Sam? Kok anginnya sejuk gini ya, kita nggak lagi di Puncak kan?" tanyanya bertubi-tubi.

"Nggak sayang, aku nggak bawa kamu pergi jauh. Siap-siap ya, aku buka nih, satu ... Dua ...." Kemudian, pada hitungan ketiga Aurora langsung membuka matanya, mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian melihat ke sekeliling.

"Laut?" Aurora berkata lirih, dia teringat saat kejadian dimana dia menyatakan perasaan terhadap Alex, disaksikan Samudera dan juga Kejora, Aurora melihati lelaki yang ada di sebelahnya, Samudera yang sedang menatapnya balik.

"Iya, kamu belum tahu banyak kan tentang aku ...." Ucapnya, membuat Aurora menggeleng.

"Sini aku kasih tau."

Aurorapun lebih dekat dengan Samudera, jarak berdiri mereka hanya lima sentimeter, detak jantungnya berdebar dua sampai tiga kali lipat sangat cepat.

"Kamu lihat, kamu dengar, kamu rasakan." Ucap Samudera, membuatnya tidak mengerti.

"Aku suka sama laut, namanya berhubungan denganku, laut itu dalam Ra, sama kaya perasaanku yang sangat dalam buat kamu."

"Gombal," ledeknya kemudian membentuk V di tangan kanannya.

"Ih nggak gombal beneran ... kayanya cape deh berdiri terus, duduk yuk?" ajak Samudera, sambil mengedarkan pemandangan melihat tempat duduk kosong, tangan mereka saling mengenggam seolah-olah tidak ingin berpisah.

Mereka masih berpegangan tangan sampai sekarang, pandangan mereka sama-sama lurus melihati laut.

"Aku juga suka sama laut, entah kenapa laut suara ombaknya anginnya selalu buat aku tenang," ucap Aurora padanya, kemudian Samudera menengok ke arah gadisnya mendengarkan perkataan demi perkataan yang keluar dari mulut gadisnya itu.

"Aurora, makasih ya ...."

"Makasih untuk apa?"

"Semuanya..."

"Kenapa kamu tiba-tiba bilang begitu?"

"Begitu bagaimana?"

"Kaya barusan."

"Oh, nggak apa-apa aku bersyukur aja bisa memiliki kamu."

"Jangan berlebihan deh, Sam."

"Aku nggak berlebihan, hehe."

"Bagaimana dengan Alex?" tanya Samudera, Aurora membulatkan matanya.

"Maksudmu, Sam?"

"Nggak jadi, aku takut salah."

Kemudian, Aurora hanya menganggukkan kepalanya, tidak berapa lama karena sudah waktunya untuk makan malam, Samudera mengajak Aurora makan kemudian langsung pulang dan istirahat, karena besok mereka harus kembali sekolah.

Aurora tidak bisa tidur, dia merasa ada yang tidak benar dalam diri Samudera, tetapi Aurora tidak tahu apa itu, sikapnya benar-benar aneh dan bukan Samudera, ada apa dengan Samudera?

Handphone-nya pun bergetar, baru juga dia memikirkan cowok itu, eh orangnya langsung nelepon.

"Hallo, Aurora. Kamu jangan kebanyakan mikirin aku, aku baik-baik kok, udah kamu tidur ya udah malem, besok pagi sekolah loh. Oh ya, aku udah sampe rumah, udah ya selamat beristirahat, sayang."

Tanpa Aurora belum sama sekali menjawab kata demi kata Samudera, Samudera mematikan telepon tersebut, Aurora sedikit kesal juga senang karena Samudera sangatlah pengertian dan juga perhatian.

Aurora tiba-tiba terhempas entah dimana sekarang dia berada, di hadapannya ada dua lelaki dia adalah Alex dan Samudera, mereka terlihat sangat rapih, kemudian mereka saling melangkah dan dalam beberapa langkah mereka berhenti memisahkan jarak.

"Alex? Samudera?" ucapnya lirih.

"Udah saatnya," ucap Samudera meyakinkan dirinya, Alex terdiam, Aurora membulatkan matanya apa maksud yang Samudera katakan.

Alex melangkah mendekati Aurora, kemudian jari jemari mereka bersatu, Samudera tersenyum dan lama kelamaan meninggalkan mereka berdua.

"SAMUDERAAAAAA!"

Aurora menangis sejadi-jadinya kemudian dia terbangun, sialnya ternyata suanya mimpi. Tidak lama wekernya berbunyi, tidur hari itu di rasa sangat cepat, Aurora bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

- To Be Continued -

Hallo, maaf sedikit ya.. Hehe..

Lanjut lagi kalau vote di atas 20 dan 5 komentar, see you!

Deeeaannn,
23 Nov 2015.

Revisi 1: 30 Mei 2016.

Make It Mine [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang