Unpredictable LOVE~chapter 6

1.7K 66 0
                                    

Ia hanya mengangguk pelan menandakan bahwa aku tak perlu khawatir.

"Uhuk..uhuk..uhuk.." Ia kembali terbatuk

Ia memang tampak sedikit pucat. Eh, tapi peduli apa aku kalau dia pucat? Aku terus mengawasinya memasak sambil duduk dikursi dekat sana.

"Ngapain disini?"
"E..eh..aku.."

Bener juga..aku ngapain disini? Rasanya otak sama tubuhku tak bekerja sama.

"Eh..em..hanya ingin memperhatikan kamu memasak saja..belum pernah belajar masak.."
"Ooh..aku sudah hampir selesai kok.."

Kulihat masakannya lumayan..dia jago juga..ia sudah hampir selesai. Tinggal menumis sayuran. Lauk-lauk lainnya sudah ditaruh diatas piring. Kulihat ada 4 piring nasi goreng disana. Menggiurkan...kuambil sesendok dan kumakan

"Jago banget masak..enak.."
"Makasih..hehehe.."

Aku sibuk makan, aku sudah tak memperhatikannya lagi. Saat aku selesai, dia sudah tidak ditempatnya lagi. Hilang diterpa angin?

Steffi POV

Aku memutuskan untuk memasak didapur. Aku memasak nasi goreng, sapi lada hitam, dan tumis sayuran, Tidak ada yang spesial. Sebenarnya aku hanya mencari bahan-bahan yang ada dikulkas. Aku sebenarnya merasa kurang sehat, tapi aku rasa aku hanya kecapekan. Pertama aku memasak nasi goreng dan sapi lada hitam. Saat aku sedang memotong sayuran, tiba-tiba kakaknya Hana masuk. Ia sepertinya iseng-iseng masuk kedapur. Tiba-tiba aku terbatuk. Ia langsung mengambil air minum dan memandangku dengan khawatir. Ia langsung menanyakan apakah aku baik-baik saja dan diulang-ulang. Aku hanya mengangguk. Entah kenapa aku terbatuk lagi. Akhirnya aku mengalihkan perhatiannya dengan menyanyakan pertanyaan. Ia pun menjawab dengan tidak yakin. Setelah lama memasak, ia melihat nasi gorengku dan memakannya, bahkan memuji rasanya. Ia langsung sibuk makan dan tak memperhatikanku lagi. Selesai memasak, tiba-tiba kepalaku berat dan terasa sangat pusing. Aku langsung memegangi kepalaku dan berusaha untuk menahannya. Kulihat dia masih sibuk makan, akupun langsung kekamar.

Pusing dan dingin menyelimuti. Kubaringkan diriku ditempat tidur dan menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Menggigil badanku. Namun keringat tetap bercucuran.

Author POV

Akhirnya waktu makan malam tiba. , semua telah berkumpul dimeja makan kecuali Steffi. Bahkan mereka sudah mulai makan.
"Steffi pintar masak ya?"
"Iya bun..masakan Kak Steffi enak!"
"Ehm..Steffinya mana ya Bun?"
"Coba kamu panggil Baal!"
"Oke Bun.."

Iqbaal POV

Aku langsung menghampiri Steffi kekamar Hana. Kulihat selimut menutupi tubuhnya. "Oh..dia tidur.." batinku.

"Steff..makan dulu!dipanggil Bunda!"

Benar-benar sunyi..tak ada jawaban. Akupun penasaran dan langsung berjalan mendekatinya hingga akhirnya aku berada disamping ranjangnya.

"Steff..bangun.."
"Kakak..jangan kak!jangan sakiti Steffi!!!"

Apa? Dia ngigau. Lucu sekali. Kubuka selimut yang menutupi wajahnya dan betapa kagetnya aku melihat wajahnya super pucat menyerupai mayat. Bibirnya seputih salju. Ketepuk pipinya berkali-kali

"Steff?! Steffi!?"

Kupegang dahinya dan aku sangat kaget merasakan panas yang luarbiasa. Ia mengerjapkan matanya dan langsung berusaha duduk

"Jangan..jangan..jangan..baring saja!"
"Maaf ya kakak nya Hana..sudah jam makan ya? Bilang ke Bunda Steffi gak bisa ya..nggak lapar.."
"Gw Iqbaal..nama gw bukan kakaknya Hana..lo lagi sakit Steff..gw bilang ke Bunda ya!" Aku langsung beranjak

Tiba-tiba tangannya menahan

"Jangan! Tolong jangan kasihtau Bunda..aku nggak mau bikin Bunda repot!"

Aku langsung tertahan. Aku tak tega melihat wajahnya pucat pasi. Aku langsung kekamar mandi dan mengambilkan sebaskom air. Kubawa ke nakas disamping mejanya dan mengambil sebuah kain bersih.

"Maaf merepotkan ya Baal.." Ia tersenyum padaku

Senyum nya sangat manis dan tulus..tak tega aku melihatnya sakit seperti ini.

"Coba istirahat lah Stef..jangan kecapekan.."

Ia mengangguk dan memejamkan mata. Kuambil sebuah kursi dan duduk disebelahnya. Kuperhatikan wajahnya yang tampak lelah itu.

"Baal?Steff?" Tiba-tiba Bunda masuk.

Aku langsung mengisyaratkan pada Bunda untuk mengecilkan volume. Bunda langsung menhampiriku.

"Kenapa?" Tanya Bunda penasaran
"Sakit Bun.."
"Astaga..masuk angin kayaknya dia.."
"Dia juga belum makan bun.."
"Yaudah Bunda buatin bubur. Kamu jagain dia dulu ya sebentar.."

Aku mengangguk menandakan Ya. Bunda langsung keluar dan menutup pintu sehingga kamar kembali sunyi. Aku kembali memandanginya dengan khawatir. Semoga dia baik-baik saja..

×××

Setelah menunggu sedikit lama, Bunda memanggil namaku dari luar. Aku langsung keluar dan melihat nampan berisi mangkok bubur dan lainnya. Aku langsung mengangkatnya kekamar dan membangunkan Steffi.

"Steff..makan dulu nih..ada bubur.."
"Ergh..engga Baal..engga lapar..aku gak mau makan.."

Akhirnya aku menawarkan untuk menyuapinya..ia malah makin ngga mau.

"Aku bisa sendiri Baal.."
"Yang sakit istirahat ajaa!Udah buka mulut nya..Aaaa!"

Karena kupaksa, akhirnya dia mau makan. Walau mual dan pusing, aku tetap memaksanya.

Sorry pendek..
Tadi sempat terhapus..jadi nggak semangat lagi nulis ulangnya

Vote, Follow, and Comment!

Salam Sayang,

Chacha

Unpredictable LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang