Gosh!!

64 2 0
                                    

Ariana Sukandar

Masyaallah...
Masalah apa lagi ini?
Aku di pecat?!
Kenapa?

Ada banyak kenapa dikepala ku,sampai rasanya pusing berkelanjutan.Dasar Bos bantet!!
Kenapa berani sekali mengeluarkan surat pemecatan seperti ini?!

"Kamu di pecat"

Cuma itu?!
Udah nggak ada embel embel maaf kek atau apalah gitu.Kenapa sih aku bisa punya bos segede badak Ujung Kulon yang irit omong,sangking iritnya jadi pengen napok pakek gapyak musholah.

Mentang-mentang dia Bos di restoran ini hah?!Sampai bisa seenak jidatnya seperti ini.

"Kenapa gue di pecat?"

Aku berusaha menetralisir rasa mual yang mulai mengocok isi perut ku.

"Aku juga nggak tau,tadi pagi Pak Jone nitip itu ke aku,bilangnya sih suruh kasik ke kamu"

"Terus kenapa langsung terima?Kenapa nggak tanya ini buat apa atau ada masalah apa gitu"

"Ya kan aku nggak tau,aku kira uang bonus kemarin malam"

"Heh..uang bonus mana ada bentukannya kaya gini,bagus bungkus doang,dalemnya lempeng"

"Kalau kaya gini gue nggak terima,dikira cuma dia doang apa yang bisa ambil keputusan seenak jidat,gue masukin kandang ular kobra juga tuh orang!!" Aku nggak terima,beneran ini kaya waktu di usir sama ibu kos di cimahi waktu seperempat kuliah.Langsung depak gitu aja.
Alhasil aku harus balik ke rumah ibu.

Aku mulai melangkah memasuki lorong yang mengarah pada ruangan Bos besar.Aku ingin melabrak manusia itu,ngelempar pakek tong sampah terdekat deh...

Ya Allah...ampuni hamba mu ini

Tok..tok..tok

"Masuk"

Suara serak bariton yang rasanya cuma pengen denger terakhir kalinya.Tapi masih butuh pekerjaan ini

"Permisi,pak.Saya datang kemari ingin penjelasan atas pemecatan saya.Salah saya apa?Kenapa langsung pecat aja pak?kenapa nggak pakek musyawarah untuk mencapai mufakat?"
Aku menatap nanar pria paruh baya di balik meja kerjanya,bulat dan buntet.Air mata ku sudah berkumpul dan siap untuk terjun bebas.

Aku butuh pekerjaan ini,sungguh,gadis seusia ku susah untuk mencari pekerjaan di Jakarta yang sepadat ini,jadi OG (Office Girl) juga belum tentu ke terima.
Nggak perlu muluk-muluk,jadi pelayan restoran seperti beberapa bulan yang lalu saja aku udah sujud sukur.

"Saya dapet komplen dari pelanggan tadi malam,kamu menumpahkan kopinya ke meja pelanggan nomer 15"

Numpahin kopi?
Meja nomer 15?
Astaga,laki-laki yang matanya kelayapan itu?!

Orang yang tadi malam duduk di meja nomer 15 adalah seorang pria yang menurut ku sudah beristri dan mungkin sudah punya beberapa anak juga.Dia memanggil ku,karna saat itu aku yang jaga,memesan beberapa makanan berkelas,yang membuat ku menganga saat melihat harganya,yang bisa membuat ku puasa 2 minggu jika memesan itu.
Aku kembali,memesan pada Gara,si koki andalan restoran ini.

Makan siap di sajikan,dan sudah pasti aku yang mengantar.
Saat aku berjalan menuju ke meja nomer 15,pria tadi menatap ku seperti menilai,mungkin aku semok ya..
Awalnya masih wajar,tapi saat aku meletakkan piring-piring pesanan.

"Kamu cantik,cocok untuk jadi istri ku yang ke 3"

Tuhkan,tebakkan ku kenak sasaran,punyak istri,dua lagi,terus aku mau di jadiin istri selanjutnya?
Kaya masa depan ku suram aja sampai aku harus kawin sama bapak.Saya masih pengen cari calon yang mukanya awet muda.

Aku nggak sengaja numpahin kopi pesanannya,mungkin karna gerogi.Niatnya mau nyiramin ke mukanya si bapak,tapi nggak mau cari masalah deh,masih sayang sama pekerjaan ini.

Aku nggak nyangka kalau aku bakalan di pecat kaya gini cuma gara-gara hal sekecil upil di idung ku.Tau gitu tadi malem langsung siram aja itu bapak.

"Tapi kan saya nggak sengaja,toh saya udah minta maaf,masak saya mesti sujud sambil ngelap kakinya pakek air keras?"

"Ariana,kamu saja tidak terlihat sedih seperti yang saya pikirkan"
Ucapnya sambil cengingas cengingis

"Saya sedih pak,terpuruk,mau kerja dimana lagi saya,saya di gaji aja masih melarat apa lagi nggak kerja,ngegembel iya pak"

"Hahaha...muka kamu muka orang melarat"

Astagfirullah..ini Bos ngomongnya belangsakan amat,nggak ada saringannya,kaya idup loe berarti aja!

"Tapi kamu bisa pindah ke restoran Depras ,saya sudah bilang pada pemilik restoran itu,bahwa ada karyawati saya yang di pecat,jadi melamar saja disana"

Dia mengelurkan sejenis kartu nama,kaya waktu mau UAS SMA.

"Ini alamatnya,datang dan melamar lah"

"Jadi saya di pecat beneran ini pak?"

"Iya!Sekarang kamu bisa keluar!"

Aku meraih kartu penunjuk alamat restoran yang akan aku lamar,sukur-sukur kalau keterima,kalau nggak,aku pulang ke rumah ibu lagi.

Aku berberes,salam perpisahan pada Risa si gadis manis nan lugu asal Yogya,Gara si koki muda yang menggoda,bahkan Bombom si pelayan pria yang badannya sehat wallafiat.
Disini aku punya banyak teman,mungkin karna aku orangnya lebih suka memulai berkenalan jadi lebih enjoy.

"Jangan lupakan aku,ariana.Sering main ke sini loh ya,aku bakalan rindu berat sama kamu"
Ucapnya dengan lisan Jawa di tambah sesegukannya,aku jadi susah yang mau pergi.

"Iya,gue nggak kemana mana kok,panggil 3 kali entar gue dateng,tapi jangan pas gue lagi mandi,nanti bahaya"
Aku membuat lelucon garing,berusaha membuatnya tertawa meskipun tetep nol hasilnya,dia masih sesegukan,aku jadi kawatir nantik kalau urat tenggorokannya ke plintir.

"Cup cup cup,jangan mewek gini dong,ris.Aku masih di daerah Jabodotabek kok,kaya aku mau naik haji kalau kaya gini"

"Aku pasti kangen kamu toh,ariana.Kamu sudah tak anggep saudara ku sendiri"

"Iyaiya,udah ya,gue mesti pergi dulu,mau survei lokasi restoran baru,jangan nangis lagi ya,anak manis"

My Lady's GazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang