Tatapannya

39 2 0
                                    

Setelah sekian menit di restoran Pak Jone,hanya untuk menenangkan Risa yang masih mewek nggak ada ujungnya.

08.15

Sudah jam segini,jalan udah sepi,setelah dari mantan restoran aku memang berniat mengecek kondisi restoran yang tadi Pak Jone bilang.
Restoran De...De...
Pokoknya itu lah,aku lupa apa namanya,kalau dari namanya sih kayanya restoran mahal,seingat ku,tapi nggak tau juga,mangkanya aku mau cek tempat.Sapa tau namanya keren tapi kondisinya kaya wartek pinggir jalan.

Aku membaca tulisan di kertas ini,Jl.Kemayoran

Jl.Kemayoran?
Mana nomernya?
Masak cuma itu aja?Nggak ada nomer telefon kek atau nomer bangunan.Ini ceritanya disuruh nyarik sendiri tempatnya?
Bos sableng,udah nggak jadi bos tapi masih nyusahin orang.

Aku lupa membaca kartu alamat sejak Pak Jone memberikannya tadi,terlalu sibuk berberes.

Aku tolah toleh mencari plan hijau petunjuk jalan.

Jl.Kemayoran

Ini kemayoran tapi mana restorannya,mungkin beberapa bangunan lagi.

Aku masih senang mencari bangunan restoran itu,di sisi kiri terdapat beberapa toko makanan kue,jadi lapar..

1 bangunan
2 bangunan
3 bangunan
Setelah bangunan tua bertulis Luly Taylor,di samping toko tersebut terdapat bangunan megah dengan jendela kaca yang memperlihatkan isi ruangan di dalamnya.
Ini kah restoran itu?
Semewah ini?Yakin aku bakalan keterima?
Nggak yakin deh
Di deket pintu berkaca serasi dengan jendelanya terdapat papan bertulis Depras Restaurant

Ya,ini restorannya,restoran Depras aku ingat,cocok dengan tempatnya,ornamennya yang classy,meja-meja bulat dengan berbagai jumlah kursi yang berbeda yang ditata rapi,restoran ini bertingkat,meja pesan yang...whooh...keren dengan bel kecil.

Aku mulai memasuki restoran mahal ini,mendorong pintu,di sambut dengan bunyi lonceng dekat pintu dan bau khas yang belum aku cium sebelumnya,campuran mint dan rose,menyeruak memenuhi rongga hidung ku.

Aku menghapiri meja pesan,berharap ada sosok disana.

"Permisi"

"Iya?Ada yang bisa saya bantu?"
Pelayan wanita dengan dress merah maron menyapa lembut

"Mmm..saya Ariana Sukandar,saya baru di pecat beberapa jam yang lalu,dan saya datang kemari atas saran bos restoran yang lama,ada lowongan kah disini?"

"Lowongan ya?Saya kurang tau,tapi mungkin kamu bisa bertemu dengan Pak Devan untuk bertanya soal itu langsung,kebetulan beliau baru datang beberapa menit yang lalu"

"Beliau pemiliknya?"

"Ya,pemilik restoran Depras,ingin bertemu?"

Aku berfikir sesaat,siap kah aku bertemu dengan pemiliknya,aku trauma,takut jika pemilik restoran ini sama seperti bos gendut itu,atau mungkin lebih parah,gendut,berkumis,berambut klimis.
Masyaallah,belum siap.

"Ingin bertemu dengan Pak Devan?"

Aku ingin pulang saja

"Ya"

Loh..loh..loh,ini kenapa mulut ngomongnya nyeleweng sama otak

"Ayo aku antar"
Lusia.M,aku membaca di name tagnya,dia berjalan keluar dari meja pesan berjalan memasuki restoran bagian dalam
Aku mengikutinya dari belakang,aku akan panggil dia Lusi si mungil.

Dia berhenti di depan ruangan dengan pintu jati yang aku tebak jutaan harganya

"Pak Devan,ada yang ingin bertemu"

My Lady's GazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang