Biarkan Aku Pergi

part 2

"Makasih ya sug,jungkook sayang suga".ucapku dengan tulus padanya.
"Iya jungkook,suga juga sayang banget sama jungkook.semangat ya sekolahnya".sahut suga menyemangati.
Setibanya disekolah aku segara menuju ruangan tempatku ulangan. Jadwal hari ini adalah matematika dan bahasa inggris. Pelajaran menghitung yang sangat menyebalkan untukku.karena aku tak seperti ka tiffany yang jago menghitung. Dugaanku tepat, soal kali ini susahnya minta ampun. Hingga kertas ulanganku hampir tak terisi. Namun kalau bahasa inggris, ini lah kehebatanku. Semua soal dapat kukerjakan dengan mudah. Karena sejak kecil aku sudah sangat hebat berbahasa inggris. Seperti om sehun dan tante yoona yang semasa dijakarta sangat menyayangiku jauh lebih besar dari orang tua kandungku. Namun kini mereka telah pindah ke amerika dengan anaknya, jhope.

Waktu berjalan dengan sungguh cepat, kini saatnya pembagian hasil belajar siswa. Kebetulan, aku dan ka tiffany berbeda kelas dan sekolah. Kalau aku masih berada kelas 1 sma, sedangkan ka tiffany,sudah berada kelas 2 sma. Semua terjadi karena aku pernah tak naik kelas saat sekolah dasar. Kalau ka tiffany sengaja papih sekolahkan di sekolah terfavorit dijakarta, sedangkan aku bersekolah di sma yang didalamnya hanyalah siswa buangan dari sekolah lain yang tidak menerima kami. Karena nilaiku tak sehebat nilai ka tiffany dan ka v. Mereka memiliki IQ yang jauh lebih tinggi dari pada aku.
"Pih, ambilin raport jungkook ya,"pintaku
"Papih sudah janji sama ka tiffany kalau papih yang akan mengambil raportnya. Kalian kan beda sekolah."jawab papihku
"Ma, ambilin raport jungkook ya!"pintaku lagi pada mamih.
"Mamih udah janji sama v ngambilin raportnya, dia kan sudah kelas tiga jadi harus diwakilin"jawab mamih.
"Oh gitu ya".ucapku penuh dengan kecewa.

Aku hanya bisa menangis sendirian di dalam kamar. Tidak ada satu orang yang mau mengambil raportku. Jalan terakhir adalah suga. Daj tentu saja ia sangat mau mengambilkan raportku.
"Gimana sug hasilnya"tanyaku dengan penasaran