1. Crazy Day.

62 12 3
                                    

Setelah Bu Nori selaku guru Sejarah Indonesia membagikan kelompok untuk tugas pertama, semua anak sibuk berpencar mencari anggota kelompok nya.

"Tugas tugas amat." Adit—si pengrusuh kelas— bergumam sambil keliling melihat hasil kerja kelompok lain. Sesekali ia menganggukan kepalanya sok ngerti.

Saat sampai meja Naya, Adit memperhatikan betul betul apa yang di kerjakan kelompok Naya. Dia dengan leluasa keliling karena Bu Nori sudah keluar kelas. Naya yang sadar kalau Adit sedang melihat hasil kerja kelompok nya pun tersenyum jahil lalu berteriak,

"Nyontek nyontek amat mas nya."

Adit yang mendengar hanya cengegesan lalu lanjut keliling ke kelompok lain.

"Dit, kerja elah. Keliling keliling doang bisanya. Nulis nih." panggil Asya kesal.

Adit yang saat itu sedang bercanda bersama gerombolan anak cowok di pojok kelas di ledek habis-habisan oleh teman teman nya.

"Mampus lo Dit, ibu kosan marah."

"Gaboleh tidur dikamar malem ini kamu mas."

"Duh, jangan marah marah dong neng. Tambah gemes abang."

"Tai, masih bisa bisanya aja modus lo." ucap Adit menanggapi ucapan Dito.

"Diem deh, Buru sini elah. Istirahat dikumpulin." ucap Asya cuek tak menanggapi ucapan teman teman nya barusan.

Adit jalan ke meja Asya dengan malas. Lalu bergumam,
"Lah Sya, gue keliling gini juga demi kesejahteraan kita bersama kali." Adit tak sadar bahwa ucapan nya tadi cukup kencang hingga anak anak kelas memperhatikannya.

Tak pelak, ucapan Adit yang ambigu itu pun membuat anak kelas ber'cie' ria.

"Cie, pepet terus Dit."

"Gassss trusss."

Asya kesal bukan main, ditambah lagi Adit hanya bilang "Kerjain dulu ya Sya, ada urusan ini nih penting." sambil melirik ke sekumpulan cowok tadi di pojok kelas.

"Bodo anjir, gak gue tulis nama lu."

"Tega sama abang nih de?" muka Adit saat ini sangat ingin Asya tendang jika melihat ekspresinya yang menjijikan.

"Najis."

"Yaudah, tuh kerjain dulu sama dia tuh." Adit menunjuk seorang cowok yang sedang tertidur di meja nya.

"Ih gakenal gue."

"Udah gausah bacot Sya, gue traktir permen serebu nanti di kantin dah." Adit berucap sok imut.

"Gila."

"Anjir, masa baru masuk gue udah kebagian kelompok sial si ah." Asya menghentakkan kakinya kesal.

Dengan terpaksa ia berusaha mengerjakan tugas kelompok nya sendiri, bagaimana bisa dikatakan kelompok jika terdiri dari 3 orang, sementara Asya dengan 2 orang laki laki—yang sangat bisa dikatakan tidak berguna menurutnya.

Ditambah lagi dikelas barunya ini, kelas 12 IPA 2 tepatnya. Ia hanya mengena sedikit anak kelas ini yang dulunya kebetulan satu kelas saat kelas 11—termasuk Adit dan Naya.

"Damn, kenapa harus ada pembagian acak gitu sih setiap tahunnya." Asya menyesali itu.

Matanya mengelilingi seluruh penjuru kelas sampai ia menemukan seorang anak laki laki—yang tadi disebut oleh Bu Nori sebagai teman satu kelompok nya—kepalanya menumpu pada tangan yang dilipat diatas meja dan hampir seluruh kepala nya ditutupi jaket berwarna biru.

"Ck, itu orang sakit apa gimana ya? Ganiat sekolah apa ish udah tau ada tugas malah tidur, gatau diri emang." gerutu Asya cukup keras yang dibalas beberapa delikan teman sekelas barunya karena suara nya yang menganggu.

Dire Au RevoirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang