Asya tersadar dari lamunannya, bel masuk pelajaran ke-5 sudah berdering sejak 10 menit yang lalu saat Asya melihat jam di pergelangan tangan nya. Ternyata dia asyik termenung sampai lupa waktu.
"Ckck, dasar Asya bego, udah tau abis ini jamnya Pak Budi, tamat udah." gumamnya sambil meringis pasrah.
****
"Kalau ada siomay minum nya? Es teh budeh hahaha." itulah yang sering dikatakan Asya jika sudah bersama Naya beserta ke 4 orang sahabat nya dikantin. Suara gelak tawa mereka langsung memenuhi kantin, ya begitulah mereka kalau sudah bertemu suka lupa waktu, lupa tempat.
Asya teringat mereka lalu tersenyum kecil. Maklum, sekarang Asya jarang mempunyai waktu dengan sahabat-sahabatnya. Selain karena sudah kelas 12, sekarang mereka juga terpisah-pisah kelas nya. Dia menatap sekeliling kantin yang masih sepi.
Wajar saja, bel istirahat belum berdering dan dia baru saja menyelesaikan hukuman yang diberikan pak budi karena masuk kelas terlambat tadi. Asya berfikir, apa salahnya kekantin bukan? Toh ia sudah malas mengikuti kelas Pak Budi dengan badan penuh keringat.
"Dorrrr!" seru Aden tepat di kuping Asya.
"Aden bego ish, kaget anjir gue."
Aden yang saat itu izin ke toilet namun ia juga lapar jadi ya kakinya melangkah kesini, heran. Menurut nya Asya menyimpan sesuatu terlihat dari sikapnya yang sering merenung akhir akhir ini.Dia mengamati Asya, Asya yang ditatap seperti itu cuek, malah bertanya.
"Kok disini Den? Bukannya belum istirahat ya?"
Aden tertawa lalu matanya menyipit, dia menoyor jidat Asya seenaknya.
"Harusnya gue yang ngomong gitu bego, lu kenapa ada disini? bukannya lu dihukum? malah kekantin. Mau jadi kaya si aw aw? sok-sok badgirl gitu eh." gumam Aden sambil terkekeh.
Asya tergelak lalu memukul punggung Aden yang tepat di sebelahnya cukup keras.
"Aw Sya, buset dah. Cubitan lu 11-12 sama Bu Nori ternyata." ringis Aden kesakitan.
"Diem deh den, lagi gak mood ngereceh bego ah." jawab Asya kesal.
"Kenapa? Cerita sini, jarang jarang cerita didengerin cogan yakan? Hahaha.""Sok kecakepan najis. Lu sama mamang juga masih mending mamang."
"Oh yaudah, cerita sama mamang aja."
Asya cemberut. Bahkan Aden yang biasa menjadi moodbosternya pun tak bisa membuat mood nya naik.
"Mamang kan punya kadal tau Sya. Lucu dah belang belang nya. Mirip zebra." Aden terkekeh.
"Lah jadi itu kadal apa zebra?" Asya mulai lemot.
"Bego. Makanya punya kuping dipasang. Jangan dengerin gosip doang bisanya." Asya bete karena Aden yang terus menerus membuat nya kesal. Padahal niat Aden memang hanya ingin bercanda.
"Yeu kambing."
Aden tertawa-yang jika anak perempuan dari kelas 10 hingga teman seangkatannya yang mengagumi Aden melihat, mereka akan menjerit jerit yang menurut Asya alay-lalu secepat mungkin dia merubah ekspresinya lagi saat melihat wajah Asya yang memang sangat berantakan.
"Ketawa sekali lagi, lu gue pites ya Den." ucap Asya yang terlihat serius.
"Yaudah cerita makanya dugongku sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dire Au Revoir
Teen Fiction"Tunggu." Dia menoleh, namun hanya diam. "Thanks for everything. Now we've done?" Asya tersenyum sambil menahan tangis. Dia tersenyum-seperti dipaksakan. "Don't you wanna say something Wir?" Dia hanya terdiam sesaat, dan akhirnya berlalu. Lihat...