tak pernah ku sadari ini semua akan terjadi padaku. aku tak pernah tau apa yang ia sembunyikan padaku. Semua berawal dari kisah indah yang ku impikan. Tapi, ternyata tuhan berkehendak lain untukku. Kisah ini tak seindah awalnya.
Namaku Carly Vega. Aku hanyalah seorang mahasiswi dari Harvard University. Kini, Aku tengah duduk di salah satu bangku di kelasku dengan otak yang terus berputar untuk berusaha memahami apa yang dosenku terangkan. Tiba-tiba saja, tiga orang siswa anggota BEM di kampusku masuk dan memberikan sebuah informasi kepada kami semua.
Dari sini lah semua itu berawal. Entah setan apa yang merasuki tubuhku sehingga membuatku terpaku memperhatikan salah satu pria itu. Ya, tuhan.... siapakah dia? Bantulah aku untuk mengenalnya lebih dekat...
Suara dentingan bel istirahat terdengar ke seluruh sisi sekolah ini. seluruh siswa berbondong-bondong keluar dari kelas mereka masing-masing. Beberapa siswa memilih tetap berdiam diri di dalam kelas dengan membaca buku catatan yang baru saja mereka tulis. Sepertinya, hanya orang-orang pintar saja yang melakukan hal itu.
Aku dan ketiga sahabatku Mandy, Fathrice, dan Aurry tengah duduk di salah satu meja kantin. Kami bertiga mulai menyantap hidangan yang telah kami pesan tadi.
"uumm.. eh, ada yang ingin ku tanyakan pada kalian." Kataku membuka pembicaraan.
"apa?" mandy mendongakkan kepalanya agar dapat melihatku.
"uumm, aku ragu untuk mengatakannya." Aku menggigit bibir bawahku dan menundukkan kepalaku.
"hey, memangnya kita baru kenal? Kenapa kau jadi terlihat gugup seperti itu? Apa karena ada aku kau jadi gugup seperti itu?" ucap fathrice dengan tawa kecilnya di akhir kalimat.
Aku membulatkan mataku ketika mendengar ungkapan fathrice tadi. "what? Hey, aku masih normal sayang. Hahaha" aku mengungkapkan kata sayang dengan sangat menggoda. Ia pun tertawa mendengar ucapanku tadi.
"hahaha gak nyangka ternyata kalian begitu selama ini. sudahlah, sekarang serius. Apa yang ingin kau tanyakan?" ucap mandy dengan melipat kedua tangannya di atas meja.
"huh... apa kalian tau nama kakak tadi?" ucapku masih terdengar ragu-ragu.
"siapa? Yang mana?" mandy memasang ekspresi bingungnya yang sangat aneh menurutku.
"uumm... itu kakak yang di sebelah kiri tadi."
"oh, dia. Aku tau, dia Justin Bieber. Emang kenapa? Kau suka ya??" tanya aurry menyelidik.
"what? Eng.. enggak kok. Sok tau sekali kau." Kataku dengan menaikkan nada suaraku satu oktaf di akhir kalimat.
"yeee... carl, kau tak bisa bohong. Bilang saja 'iya'" ujar fathrice dengan menekankan kata 'iya'
"ya ya ya baiklah aku mengaku. Tapi jika aku mengaku apa kalian akan memberitauku siapa namanya?"
"astaga... carl.... tadi kan sudah ku bilang padamu bahwa dia bernama Justin Bieber." Ucap aurry mengulang menyebutkan nama kakak itu dengan jengkel. Ya tuhan... kenapa aku jadi seperti ini? kenapa aku sampai tidak sadar jika aurry sudah menyebutkan namanya? Yasudahlah, yang terpenting aku telah mendapatkan namanya. Justin? Nama yang indah :D
"apa dia punya facebook? Atau twitter mungkin?" tanyaku semakin menyelidik. Aku sedikit mencondongkan tubuhku ke depan yang terdapat aurry tengah duduk dengan menyantap makanannya. Ia menghentikan aktifitas nya itu dan mendongakkan kepalanya.
"sepertinya dia punya facebook. Tapi, aku tak tau dia punya twitter atau tidak. Kau coba cari saja sendiri." aurry memberitau ku yang menurutku penuh kesabaran. Bagaimana tidak? Sedari tadi aku terus saja mengganggunya dengan berjuta pertanyaan yang tertulis di otakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just You #oneshoot
Storie brevitak pernah ku sadari ini semua akan terjadi padaku. aku tak pernah tau apa yang ia sembunyikan padaku. Semua berawal dari kisah indah yang ku impikan. Tapi, ternyata tuhan berkehendak lain untukku. Kisah ini tak seindah awalnya.