Part 4

16 0 0
                                    

Akhirnya hari ini aku bisa masuk sekolah. Kangen dengan suasana bersama teman-temanku. Ini lebay memang,hanya beberapa hari tidak bersama temanku,tapi aku sudah seperti tidak bertemu dengan nya 1 tahun. Aku berjalan menuju lorong kelas yang tampak sepi. Lalu menaiki tangga menuju kelas.

"Asikkk Terisa udah masuk" Kanya berteriak gembira.

"Dasar bocah" akupun hanya tersenyum mendapatinya berlari kearahku.

"Haaaa akhirnya ada temen yang mau nemenin gue ke toilet,lega deh" Kanya pun mulai dengan aksinya yang berlebihan.

"Dasar beser" aku terkekeh pelan. Karna perutku sehabis operasi masih sedikit sakit jika tertawa.

***

Bel istirahat berbunyi.

Aku,Anggia dan Kanya pun keluar kelas dan berjalan menuruni tangga menuju kantin. Perutku sudah dilanda gemuruh seperti ingin terjadi badai.

"Ayoo cepet gue udah laper nihh" aku berjalan dengan cepat meninggalkan mereka sambil berbicara menghadap kearah mereka dengan berjalan mundur. Saat aku berbalik ingin berbelok kearah kantin aku pun tertabrak oleh seseorang. Hampir saja aku sempoyongan jatuh. Karna aku sudah lemas merasakan lapar.

"Ehh lu gapapa kan" dan dengan suara yang tidak asing lagi yang membuat hatiku semakin berdetak dengan tidak biasa. Dan yang kudapati adalah iris mata hitam yang menghangatkan. Yang kini malah membuat dadaku sesak. Ya dia Alex.

Saat itu pun dia tampak kaget,lalu ingin mengatakan sesuatu. Tetapi saat itu pula aku menunduk dan langsung pergi menjauh darinya.

Kemudian aku langsung menuju salah tukang mie ayam dan memesan es teh. Terlihat Anggia dan Kanya sedang mencari tempat duduk yang pas untuk kami bertiga.

Setelah mendapatkan makanan yang ku pesan aku pun berjalan menghampiri mereka dan duduk di depan mereka berdua.

"Lu kenapa sama Alex? Tadi gua liat lu ngegindar dari dia" Anggia menatapku dengan tatapan penasaran. Aku diam tidak menjawab sambil memakan makananku.

"Cerita dong" Kanya kini ikut bertanya-tanya dengan hubunganku dengan Alex.

"Tunggu sampai makananku habis" aku menjawab seadanya dengan makanan yang belum ku kunyah di dalam mulut.

Akhirnya mereka memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu. Sambil menungguku untuk selesai makan dan bercerita.

Saat aku benar-benar telah menghabiskan makananku. Kemudian aku bercerita kepada mereka apa yang terjadi dengan aku dan Alex

"Ya gue sama dia udah putus saat gue lagi dirawat dirumah sakit" aku meminum minuman yang ada disebelah mangkok yang sudah habis.

"Apa?? Dia gapunya hati kalii ya" Kanya berdecak kesal. Dan karna suaranya yang mirip toak akhirnya seisi kantin menoleh kearah kami duduk berada. Mereka berdua kemudian menghiraukan tatapan dari sekeliling.

"Emangnya lu ada masalah sebelumnya sama dia?" Anggia bertanya dengan santai,meskipun terlihat diwajahnya bahwa dia sangat ingin tau tentang kami berdua.

Ya bayangkan saja dia yang dulunya setuju banget sama hubunganku sama Alex. Dan sekarang kepercayaan dia yang udah dia kasih untuk pacar sahabatnya jadi kaya gini.

"Gatau gue juga,padahal sehari sebelum putus dia tuh masih baik-baik aja nyanyiin gue lagu. Eh tiba-tiba paittt..." aku menanggapi dengan malas.

"Terus lu gatau kenapa dia minta putus sama lu?" Kanya pun sekarang ikut bertanya dan mulai menjaga suaranya yang heboh itu.

"Katanya gue terlalu baik".

"Aturan lu bilang aja. Kalo gitu lu pacaran aja sama pelacur. Bikin panas aja dia"

Half Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang