Part 5

9 0 0
                                    


Pagi cerah Hati cerah. Matahari seakan tersenyum menyambutku yang menampakkan keceriaan pagi ini dan melupakan masa lalu yang hanya tinggal kenangan belaka.

Aku berjalan menuju balkon membuka jendela "Pagiiii burung kesayangan" aku mendekat kearah burung merpati yang bertengger di pagar balkon mengulurkan tanganku. Dan merpati-merpati itu mendekat memakan makanan yang ada ditanganku.

Aku mengikatkan sebuah gulungan bernama Alex dikaki salah satau burung merpati itu. Burung itu akan pergi jauh seperti Alex yang ku harap ia tidak akan pernah kembali lagi.

Sebenarnya ini bukan burung milik ku. Entah darimana burung-burung ini tiba-tiba ada disini. Dan ku anggap saja ini milik ku. Seperti itulah.

Aku melihat pantulan diriku di kaca membenarkan dasiku sedikit dan merapihkan rambut. Selesai...

"Kau sangat jelek" aku menatap kearahnya memincingkan mata. Lalu tersenyum."nah ini baru cantik"

"Byeee... Catli. Jangan mengikutiku" aku mengusirnya menjauh dariku. Kucing kecil itu sangat lucu menggemaskan. Ingin ku bawa ke sekolah rasanya.

"Ayo pak berangkat" aku berkata kepada supirku. Menutup rapat pintu mobil.

***

Seperti biasa aku berjalan di koridor sendirian menuju kelas.

"Eh lu Terisa kan" dari arah belakang seseorang memegang pundak ku. Suara beratnya sungguh mengagetkan.

Dengan gerakan reflek aku pun menoleh kebelakang.

"H..haiii iya gue Terisa. Lu siapa ya?" wajahnya sangat menawan. Ohh sungguh dia seperti pangeran yang menaiki kuda putih. Sangattttt..... Aku langsung menggelengkan kepala. Menghilangkan fikiranku yang terjerat dalam negri dongeng.

"Parah lu lupa sama gue"

"Emang lu siapa?" Aku berusaha mengingat wajahnya. Apa aku lupa ingatan?

"Gue Sena temen Sd lu juga dulu. Lupa temen banget yaa"

"Hahhh demi apaa? Lah ko beda banget ya,dulu lu jel.." Jelek banget. Mataku langsung membulat,dengan cepat aku menutup mulutku. Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulutku.

Dulu itu dia benar-benar jelek. Dekil,bau,culun,anak ingusan,anak mami.

Dan sekarang..... Dia sudah benar-benar berubah 360°. Meskipun kulitnya tidak putih. Tapi kulitnya yang kecoklatan benar-benar bersih terawat.

Aku baru sadar ia memiliki alis yang hampir menyatu dan bulu mata yang lentik. Matanya sungguh indah benar-benar berwarna coklat. Dulu-dulu aku kemana saja sampai tidak tau tentang dirinya.

Dia sudah tinggi juga rupanya. Kancing kerahnya yang dibuka membuat kaos hitamnya terlihat. Jadi dia sekarang sudah jadi anak yang nakal kelihatan nya.

Wanginya bahkan membuatku ingin menculiknya kerumah menjadikan nya guling untuk selalu ku peluk.

"Lu tadi mau ngomong apa? Jelek?" Suaranya langsung membuyarkan lamunanku. Mukanya sudah berada dekat denganku hanya berjarak satu jengkal.

"Apa? Gak,lupakan. Tadi lu kenapa manggil gue?" Aku pun mundur selangkah mencoba menjaga jarak.

"Gue minta nomer lu dong" Ia langsung mengeluarkan ponselnya nya dan memberikan nya padaku.

"Nih udah" aku menuliskan namaku beauty Terisa:* menggunakan emot kiss.

Ia langsung memasukan ponselnya kedalam saku celana tanpa melihat ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang