"You're already at the place i can't reach. You shined bright for a short time like lightning."—EXO-Thunder
***
"Kembalilah ke Kanada dan menyerahlah untuk menjadi trainee."
Wendy terdiam membeku. Seluruh tubuhnya benar-benar terasa kaku. Saru-satunya yang bisa ia rasakan adalah rasa perih yang mulai terasa di dadanya. Perih seperti disayat-sayat.
"Ini bukan tempatmu untuk bermain-main, Wendy-ya."
Jadi, kau pikir aku disini untuk bermain-main? Jadi, selama ini kau tidak tahu bahwa aku bersusah payah demi menjalani hidup yang sama denganmu?
Sebelum Wendy sempat menyuarakan isi hatinya, Minho terlanjur menapakkan kaki untuk pergi. Wendy masih mematung ketika Minho berjalan melewatinya. Ia hampir menangis merasakan hawa Minho dari jarak dekat. Lihatlah, walaupun Wendy kehilangan memorinya, aroma khas Minho masih terpaku jelas di otaknya. Bukankah ini ajaib?
Tapi, apa yang baru saja Minho katakan padanya? Kembali ke Kanada? Apakah itu mungkin? Dua tahun lebih ia bersusah payah mencari Minho namun hanya kurang dari satu menit Minho meyuruhnya pergi.
Wendy mulai menyeret langkahnya, sementara air mata yang sejak tadi dibendungnya mulai berjatuhan.
***
Gadis itu tidak kembali ke dormnya. Sehun heran mengapa gadis itu justru turun ke bawah dan berjalan ke luar gedung. Bukankah ini hampir tengah malam?
Dengan penuh kekhawatiran, Sehun kembali membuntuti langkah Wendy. Bukankah berbahaya jika malam-malam begini Wendy keluar sendirian?
Langkah gadis itu terseok-seok. Kecepatannyapun hampir terkalahkan oleh siput. Walaupun tidak tahu masalah apa yang terjadi pada Wendy dan Minho, Sehun dapat merasakan bahwa gadis itu sedang sangat terkejut. Sejujurnya, ia memang tidak pernah menyangka bahwa Minho dan Wendy saling kenal. Tapi yang membuat Sehun heran adalah sikap Minho yang tidak seperti Minho. Di hadapan orang lain, Minho terlihat ramah dan menyenangkan. Tapi mengapa ia berubah dingin di hadapan Wendy? Benar-benar aneh.
Sehun menghentikan langkahnya dan menatap jauh ke depan. Tampaklah Son Wendy yang sudah terduduk di sebuah bangku taman. Sehun menggigit bibirnya. Apakah ia harus menghampiri gadis itu atau tidak?
Setelah lama berpikir, Sehun memutuskan untuk mengambil jalan tengah. Ia kembali berjalan ke depan dan duduk di bangku lain yang berjarak dua meter dari bangku yang diduduki Wendy. Sehun tidak melepaskan pandangannya dari Wendy, namun gadis itu sama sekali tidak menoleh.
Gadis itu pasti sedang tidak baik-baik saja.
Pandangan Wendy terlihat kosong. Kedua kakinya diluruskan ke depan. Gadis itu terlihat seperti patung, tidak bergerak barang sedikitpun. Sehun tidak dapat melihat jelas wajah Wendy karena rambut merah panjangnya menjuntai menutupinya.
Sehun mengatur napasnya dengan tenang. Tampaknya, ia harus tetap diam dan hanya menjaga gadis itu dari jarak dua meter. Ia harus menahan keinginannya.
"Kudengar, kau mencariku."
Baru saja Sehun mengalihkan pandangannya dari Wendy namun kemudian ia menoleh lagi. Wendy masih bergeming dan hal itu membuat Sehun bertanya-tanya. Apakah tadi dia yang bersuara?

KAMU SEDANG MEMBACA
REPLY 2012
Fanfiction[PAUSED] Semua kisah hidup Yoon Ji Hye berubah 180 derajat semenjak ia berteman dengan seorang gadis bernama Son Wendy. Gadis blasteran itu membawanya ke dalam dunia idol yang mempertemukannya dengan sesosok laki-laki yang selama ini menjadi semesta...