Bagian Tiga

21 1 0
                                    

Batam, febuari 2020

Pagi ini masih dengan meeting dan sibuknya pekerjaan. Aku sangat rindu rumah. Belakangan ini bunda semakin sering menghubungiku, bagaimana tidak, pasti Ia merasa kesepian tinggal sendiri dirumah. Meski ada beberapa anak kos dirumah, tetap saja tak sehangat pelukan anak sendiri.
Yah... layaknya ibu-ibu usia 55 tahun, pasti ia sudah sangat ingin menimang cucu. Aku sebagai putra sulungnya menjadi sasaran empuk untuk dimintai segera menikah.
“Tera, kapan pulang nak? bunda rindu. Rumah ini terasa sepi. Kapan mau bawa calon menantu bunda kerumah? bunda sudah pingin menimang cucu” itu kalimat yang selalu diucapkan bunda ketika di telfon.
Tapi sore itu berbeda. Bunda menelponku lagi, dengan video call dia bercerita banyak hal. Salahsatunya adalah tentang anak baru yang nge kost dirumah dengan harga yang cukup mahal. Jelas saja mahal, bunda nekat menjadikan kamar tamu disamping kamarku sebagai kamar kost.
“Yah.. dalam waktu dekat tidak ada tamu yang akan datang, kalaupun ada yang dadakan kamar kalian bertiga masih kosong, bisa untuk tamu keluarga dekat. Lumayan biayanya 2 kali lipat ter, hitung hitung kamar VIP. Lagi pula anaknya manis dan baik lagi, kamu buruan pulang”. Bunda bercerita dengan antusias, baru kali ini bunda sebahagia itu. Entahlah, siapapun dia aku sangat berterimakasih sudah membuat bunda bersemangat seperti itu.
Tiba tiba notifikasi handphone masuk “Baby, lusa jangan lupa yah.. gak pake telat. Love you”
“I’ll be there baby, Love you too” jawabku singkat
Kekasihku Rinjani, mengingatkan perayaan valentine yang sudah ku janjikan. Yah.. jelas saja beberapa kali waktu kencan kami tersita karena urusan pekerjaanku. Jani itu sangat lembut dan baik, namun aku belum siap menceritakannya pada bunda. Aku belum siap membawanya pada bunda. Karena seseorang. Seseorang yang tak hentinya aku rindukan sejak 7 tahun lalu. Gadis yang membuatku selalu merasa pulang saat didekatnya. Gadis yang berkali kali memaafkan meski berkali ku kecewakan. Bali, where are you? I miss you, Are you happy of your life today? Did you feel same like me?
Hingga suatu ketika gadisku mulai lelah patah hati. Gadisku mulai pasrah akan tingkahku yang sangat ramah pada semua gadis saat itu. Jarakmembuat kami takmungkin memperjuangkan ini. Bali gadisku mengirimku sebuah pesan. Pesan 5 tahun lalu ituyang membuatku dititik ini. Pesan selamat tinggal dan sampai jumpa dimasa depan. Kalimatnya yang tak pernah ku lupa.
“Kenapa kita tak sekalian menguji takdir? Takdir kita untuk bersama. Jika memang kita di ciptakan untukbersama, kita akan bertemu di tanggal 6 Agustus 2020, dirumahku dihadapan orang tuaku. Aku ikhlaskan kau untuk bebas dari hatiku. Sampai jumpa sayang. I’ll miss you”
Setelah itu dia memblokir seluruh sosial medianya dari ku. Seluruh kontaknya yang bisa kuhubungi. Dia mem-private sehinggaku takbisa melihat apa dia bahagia? Apa dia baik baik saja. Sakit. Merasa dicampakkan, aku semakin gila memainkan hati perempuan. Sampai aku sadar aku harus bangkit. Dan kini, aku disini bersama Jani, kekasihku yang manis, yang mencintaiku, perlahan meruntuhkan pertahananku. Tapi belum, belum menghapus Baliku. Ya.. mungkin saja Baliku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

khatulistiwa love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang