Seperti hari biasanya. Holy Saint HS begitu ramai dengan para muridnya. Bahkan beberapa siswi sudah ada yang bergosip dipagi hari.
"Eh eh, apa kau tahu bahwa president Levi akan bertanding basket hari ini! Kyaaa ~" seorang gadis yang rambutnya digerai begitu saja terlihat heboh sendiri.
"Uwaaa aku tak sabar ingin melihat aksinya. Apakah ini pertandingan antara guru?" Tanya gadis yang lain.
"Yang kudengar, kali ini akan melawan The Titans. Uhh bukankah mereka terlalu besar untuk President?" Jawab gadis yang lainnya lagi.
"Tsk! Kalian tak ada kerjaan selain menggosipi aku huh?!" Kata-kata pedas itu meluncur dari mulut orang yang dibicarakan tiga gadis itu, Levi."Kalian siswi baru kan? Apakah harus kuulangi peraturan Holy Saint nomor 13?"
"Uh..emm. itu..rambutku m-masih basah president."
"Tsk! Berbalik!" Bentak Levi. Dan tanpa diduga Levi menarik rambut gadis itu. Beberapa siswa dan siswi mulai mengerumini mereka. Kaget bahwa Levi menjambak rambut seorang siswi. Tapi prasangka mereka terhapus setelah melihat apa yang dia lakukan.
"Kau harus menyisirnya dengan rapi agar rambutmu cepat kering." Levi menyisir rambut gadis itu. Levi tak kesulitan dalam menyisir rambutnya ya berhubung gadis itu lebih pendek beberapa senti darinya. Akhirnya ada orang yang lebih pendek dariku, pikirnya.
Levi melanjutkan menyisir dan menguncir rambut gadis itu. Setelah selesai dia tersadar bahwa dia telah dikerumini beberapa siswa.
"Tsk. Aku menarik perhatian lagi. Haaahh~" Levi menghebuskan nafas berat."Kembali ke kelas kalian sekarang!" Bentak Levi. Tak menunggu lama kerumunan itupun langsung lenyap bagai ditiup angin. Namun gadis yang mendapat perlakuan yang menurutnya spesial masih diam mematung.
"Kau tunggu apa lagi? Kembali ke kelasmu." Kata Levi tajam.
"Eh? I-iya president." Gadis itu berlari kecil kemudian berbalik dan mendapati Levi masih berdiri ditempatnya tadi sedang meniki pinggang."Namaku Historia! Historia Reiss!" Teriak Historia yang langsung berbalik dan berlari lebih kencang. Wajahku pasti merah sekali dan juga memalukan, gumam Historia dalam hati.***
Bell jam pelajaran jam pertama sudah selesai, Mikasa segera keluar bersama Eren dan Armin untuk menuju kelas berikutnya.
"Mikasa, Tak terasa rambutmu sudah sepanjang ini ya." Kata Armin sambil memegang beberapa helai rambut Mikasa.
"Oh! Benar! Padahal kita serumah tapi aku baru menyadarinya." Eren pun ikut memerhatikan rambut Mikasa.
"Hei Eren, menurutmu Mikasa lebih manis jika rambutnya panjang atau seperti dulu?" Armin dan Eren mulai tenggelam kedalam diskusi bodoh mereka lagi, Mikasa bergumam dalam hati. Tapi aku benar benar ingin tahu pendapat Eren.
"Menurutku rambut sebahu lebih cocok dengan image milik adikku yang cantik ini." Kata Eren sambil meletakan tangan kanannya didagunya seolah sedang berpikir keras.
Armin pun mengikuti gerakan Eren,"hmm yah kurasa kau benar." Armin dan Eren menganggukan kepala mereka bersamaan.
"Baiklah aku akan menggunting rambutku." Kata Mikasa pada akhirnya. Namun tanpa diduga seseorang berteriak terkejut dari belakang mereka.
"Eeeeehhh?! Kau akan menggunting rambutmu?!" Jerit Jean kaget."Tak usah mendengarkan perkataan para idiot ini Mikasa! Kau...K-kau c-can...c-cantik...j-jika r-rambutmu pan...p-panjang seperti ini!" Jean menyelesaikan kata-katanya dengan banyak perjuangan.
"Hei! Siapa yang kau maksud dengan idiot hah?!" Eren mulai kesal dengan omongan Jean barusan.
"Tentu saja kau, idiot!" Jean membalas perkataan Eren sambil menunjuk tepat diwajahnya.
"E-eren, tenanglah. M-mikasa help." Armin mulai kewalahan dengan tingkah kedua sahabatnya itu. Lagi-lagi berkelahi karena hal kecil, selalu saja Eren dan Jean. Keluh Armin dalam hati.
"Terima Kasih," kata Mikasa membuat keduanya berhenti berkelahi,"terima kasih sudah mengatakan aku cantik. Aku akan tetap memotong rambutku. Seperti kata Eren dan Armin." Mikasa tersenyum, senyum yang dapat membuat Jean an beberapa siswa laki-laki lainnya terpesona."Ayo masuk. Eren, Armin." Merekapun masuk ke kelas berikutnya.***
Pelajaran terakhir hari ini berjalan begitu lama. Detik jam pun bergera lebih lambat seolah mengejek para siswa yang mulai malas mendengarkan sang guru menerangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/54530520-288-k91145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay
FanficMikasa Ackerman. Gadis yang sangat dingin dan cuek. Sangat jarang bicara. Boleh ku katakan bahwa dia pelit bicara. Cukup tinggi untuk ukuran perempuan, atau aku yang pendek?! Okay abaikan. Dia hanya perhatian pada si kikuk Eren Jeager. Hebat dalam b...