Laura POV
Pagi yang cerah, aku berlari memasuki sebuah gedung pencakar langit menuju ke Lantai 20 dimana ruangan CEO berada. Sampai pada lantai yang kutuju aku segera melangkah keluar lift dan menuju ke satu-satunya ruangan yang ada disini.
"Jovankuuuhh" aku berteriak sesudah membuka pintu ruangan CEO dan menemukan seorang pria yang asik berkutat dengan berkas diatas mejanya.
Aku berlari kearah Jovan yang tersenyum kearahku dan langsung duduk diatas pangkuannya. Aku memeluknya erat dan menangis didalam pelukannya.
"Kamu kenapa sweet?" Tanya Jovan dengan nada cemas sambil mengusap punggungku.
"Jo aku butuh bantuan kamu" kataku sambil terisak dipelukannya.
"Bantuan apa Sweetheart? Ayo bilang ke aku"
"Tapi kamu harus janji ya mau nolongin aku dan menuhin semua permintaan aku" kataku sambil menatapnya.
"Okey aku janji, sekarang kasi tahu apa yang bisa aku bantu"
"Jadi kemarin malam..."
#FLASHBACK
Dentingan suara sendok terdengar di ruang makan keluarga Wiradinata. Semua anggota keluarga berkumpul dimeja makan menyantap hidangan mereka sampai sebuah suara memecah keheningan tersebut.
"Tadi di kantor Papa ketemu sama Rafa, Dia nanyain kamu Ra" kata Papa
"Anaknya Om Anton, rekan bisnis Papa? Ngapain dia nanyain aku?" Aku heran pasalnya aku gak terlalu akrab dengan anak rekan bisnis Papanya.
"Iya. Dia nanyain kabar kamu sama kamu udah nikah apa belum. Ya Papa bilang aja kamu baik terus belum ada niat nikah karena calon aja gak punya. Lalu dia nawarin diri katanya dia mau tuh dijodohin sama kamu" kata Papa panjang lebar sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.
'Pasti ada yang gak beres nih' batinku heran.
"Bagus dong Pa itu artinya ada yang mau nikah sama Kak Laura yang galak ini" kata adikku Liana, yang akrab dipanggil Lana dengan nada jahil.
"Enak aja lo ngomong, gue ini terkenal ya dikalanang Anak-anak pengusaha kaya raya yang tajir dan ganteng" kataku menyombongkan diri.
"Udah-udah kalian ini kok malah jadi ribut sih. Papa mau tanya sama kamu Ra, kamu mau gak sama Rafa? Karena Papa sama Om Anton sepakat buat jodohin kalian berdua"
"WHAT???! DIJODOHIN? Papa gila ya, emang ini jaman siti nurbaya apa pake dijodohin segala. Pokoknya aku gak mau" kataku tegas menolak tawaran Papaku.
"Tapi kan gak ada salahnya kamu coba dulu ra, siapa tahu kalian cocok. Lagian Rafa kan anaknya baik, tajir, ganteng pula" Mamaku yang dari tadi diam akhirnya angkat bicara mencoba membujukku.
"Bener kata Mama lagian lo kan sekarang lagi gak punya pacar. Jadi bisa dong lo terima perjodohan ini" kata Liana ikut membujukku.
"Pokoknya aku tetap gak mau, lagian aku udah punya calon kok" kataku asal.
"SIAPA?" Tanya mereka bertiga berbarengan.
'Duhh gue salah ngomong, gimana dong' batinku bingung.
"Ada pokoknya, yang jelas dia lebih segalanya dibandingin si Rafa" kataku berharap mereka percaya.
"Emang siapa orangnya? Kasi tau lah. Kalau enggak berarti lo boong ni"
'Lana kenapa sih lo mojokin gue mulu, padahal gue kan gak punya calon duhh' gerutuku dalam hati
"Iya kasih tau dong sayang Mama kan penasaran, siapa orangnya?" Tanya Mamaku
'Duhh Laura pikir siapa kira2 yang cocok buat jadi kandidat pacar lo yang bisa lebih segalanya dibanding si kutu kupret itu'
Aku berpikir keras, mengabsen satu persatu nama Pria yang kukenal sampai sebuah nama muncul diotakku.
Aku yakin pasti kalau aku bilang nama pria ini Papa pasti langsung batalin perjodohan ini.
"Jovan" kataku sambil tersenyum palsu.
#FLASBACK OFF
"Jadi gitu Jo, cuma kamu nama yang terbesit diotak aku. Jadinya terpaksa aku bilang gitu kesemuanya kalau kita itu pacaran" kataku sambil menundukkan kepala.
"Terus sekarang gimana? Papa sama Mama kamu minta ketemu sama aku?" Tanya Jovan tenang seakan ceritaku tadi hanya hal biasa baginya.
"Iya kamu disuruh kerumah. Katanya mau ngajak makan malam terus ngomongin tentang hubungan kita kedepannya" kataku padanya namun dia malah terdiam.
"Joo plisss bantuin aku ya, kamu pura-pura jadi pacar aku biar aku gak dijodohin sama Rafa. Kamu kan udah janji tadi Jooo" aku menatapnya dalam berharap dia bisa membantuku dalam kebohongan ini.
"Yaudah nanti malam aku kerumah kamu. Aku ngomong sama Papa, Mama kamu biar batalin perjodohan kamu sama Rafa" kata Jovan membuatku langsung memeluknya erat.
"Thank you so much Jooo. Aku gak salah minta bantuan sama kamu" aku terlalu senang dan tanpa sadar mengecup sebelah pipi Jovan. Dia hanya tertawa melihat perlakuanku dan memelukku erat.
"No Problem Sweetheart, apapun untukmu"
-------------------------
Hey ini cerita kedua aku yang aku masukin ke wattpad, mungkin agak kurang menarik karena aku masih belajar nulis. jadi diharapkan kalau misalnya ada yang baca cerita ini please voment ya. biar aku tambah semangat buat nulis lanjutannya
THANK YOU ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends [Proses Revisi]
RomanceDia wanita yang sangat kucintai memintaku berpura-pura menjadi kekasihnya didepan orang tuanya. Membuat kami terjebak kedalam kebohongan yang entah kenapa tak ingin kusudahi. Aku tetap ingin berada disampingnya, mencintainya dan menjaganya sebagai m...