Laura dan Liana tampak memilih beberapa gaun di sebuah butik. Mereka tampak sibuk sendiri sampai suara Liana mengintrupsinya.
"Kak gimana kabar hubungan lo sama Kak Jovan sekarang?"
"Baik" Jawabnya singkat. Laura langsung terdiam dan tersenyum miris, entah kenapa dia merasa harus menceritakan sesuatu pada adiknya namun dia masih ragu.
Liana yang melihat gelagat aneh kakak perempuannya langsung peka, dia yakin pasti kakakknya itu sedang ada masalah.
"Cerita dong" Ucap Liana membuat tatapan Laura langsung fokus padanya.
"Cerita apa?" Tanya Laura bingung.
"Katanya lo mau cerita tentang cewek yang namanya Elena itu. Tapi sekarang bahkan udah hampir sebulan tapi lo gak ada cerita-cerita ke gue"
Laura membeku mendengar ucapan Liana yang menyebut nama wanita itu. Hatinya ketakutan, perasaan takut kehilangan tiba-tiba melingkupinya. Teringat dibenaknya hubungannya dengan Jovan memang membaik sesudah tragedi di Kantor Papanya 2 minggu lalu. Tapi entah kenapa dia merasa Jovannya berubah, Laura seperti tak mengenal Pria yang jadi suaminya sekarang. Rasanya sudah tak sama seperti dulu sebelum kedatangan wanita itu.
Liana memegang pundak Laura, menyadarkan wanita itu dari lamunannya tentang masalah rumah tangganya selama ini.
"Are you okay?" Tanya Liana.
Bukannya menjawab pertanyaan adiknya, Laura malah menatap Liana sendu. Membuat sang adik tahu bahwa kakaknya sedang tak baik sekarang. Liana langsung mendekat dan memeluk Kakak perempuan satu-satunya itu.
"Kalau lo ada masalah lo bisa cerita kok"
Laura hanya termangu dan membalas pelukan adiknya, sepertinya dia memang membutuhkan teman cerita.
••••
Satu jam yang lalu dia baru saja selesai curhat dengan adiknya tentang masalahnya. Dan dengan kebijakan sang adik-yang entah didapat darimana- memberikan saran kepada Laura untuk jangan negatif thinking pada Jovan dan mencoba mencari tahu siapa sebenarnya Elena dan apa hubungannya dengan Jovan tapi dengan cara diam-diam.
Jadi disinilah Laura sekarang sedang memasuki sebuah cafe. Dia akan menemui seseorang yang mungkin bisa memberitahunya titik terang dari masalah Jovan.
Entah kenapa dia sangat penasaran akan akan foto Elena yang ditemukannya di dompet Jovan. Sepertinya banyak yang disembunyikan dari dirinya, dan Laura harus tahu itu.
Laura duduk di kursi dekat jendela lalu memesan secangkir Cappucino dan Cheese cake pada pelayan.
Dia mengetukkan jarinya dimeja sambil menunggu hingga seorang wanita dengan dress hitam 10 cm diatas lutut dengan make up menornya menghampirinya dan duduk di kursi didepannya.
"Sepertinya lo datang lebih cepat" Kata sang Wanita yang tak lain adalah Bianca.
Laura menatap Bianca dengan sinis, kalau bukan karena ada perlu dengan wanita ini dia pasti tak akan sudi duduk satu meja dengan Bianca.
"Yahh karena gue pikir tidak baik membuat lo menunggu" Kata Laura.
"Sepertinya lo ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan gue, well apa itu?" Tanya Bianca to the point.
"Apa tentang masa lalunya Jovan?" Lanjut Bianca.
'Kenapa wanita ini tahu apa yang kuinginkan' Batin Laura bicara.
"Bagaimana kehidupan Jovan saat lo tinggal ke New york, itu kan yang ingin lo ketahui?" Tanya Bianca lagi.
"Lo benar, dan gue harap lo mau memberitahu gue semuanya" Kata Laura, sepertinya tak salah dia menurunkan sedikit harga dirinya untuk mengajak wanita ini bertemu. Karena sepertinya Bianca tahu sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends [Proses Revisi]
RomanceDia wanita yang sangat kucintai memintaku berpura-pura menjadi kekasihnya didepan orang tuanya. Membuat kami terjebak kedalam kebohongan yang entah kenapa tak ingin kusudahi. Aku tetap ingin berada disampingnya, mencintainya dan menjaganya sebagai m...