[1/3] Everything is ... not Good

10.6K 791 96
                                    

Pisau dapur, pisau daging, panci, kuali, teflon, kompor, hal biasa yang ada di dapur bukan? Walaupun aku adalah seorang idola banyak kaum sekarang, berada di dapur memang hobiku. Bisa dibilang juga salah satu kelebihanku bahkan.

Kalian ARMY 'kan? Seperti yang kalian tebak, dan kalian pasti benar. Aku Jin, Kim Seokjin, anggota BTS paling tampan. Sudah, akui saja, kalian sering menyebut namaku sebagai calon suami kalian 'kan? Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi memang wajahku ini dari percetakannya sudah tampan.

Aku jadi mengenang peristiwa dua tahun yang lalu, saat kami bertujuh melaksanakan debut kami, tampil di depan umum untuk pertama kalinya. Aku sangat gugup saat itu. Aku takut terjadi sesuatu pada adik-adikku. Tidak bisa kutepis, aku sendiri juga gugup untuk diriku sendiri.

"Jinnie Hyung!!!" Ugh, itu V, Kim Taehyung, member paling berisik sejagad raya. 4D katamu? Kurang .... Habisnya, dia lahir dari dimensi ke-10.

"Apa?" tanyaku pada V.

"Kau tahu kenapa singa ada bulunya?"

"Entahlah," balasku singkat, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak baik.

"Karena kalau berambut, nanti mereka berponi lempar seperti rambutmu." Tuh kan, kubilang apa? Aku hanya bisa menghela napasku panjang sambil menggelengkan kepala.

"JIMINIE!!!" jeritnya kembali, kali ini Jimin menjadi incarannya. Kau tahu tubuhnya yang kurang tinggi itu bukan? Seseorang tolong ambilkan penutup telinga atau apa pun yang bisa meredam kegaduhan ini.

Aku tidak suka tempat berisik. Sialnya, selama sekitar beberapa tahun belakangan ini aku harus hidup bersama enam bocah tengil dengan tingkat keaktifan yang sangat tinggi.

Sial?

Ya, aku tidak salah omong. Memang sebuah kesialan mengenal mereka berenam.

***Flashback***

"Dul, set, Bang-Tan!"

Hening.

"Yaa! Jungkook!" bentakku pada Jungkook, maknae dari luar angkasa. Dulu ia sangat polos. Ia selalu mendengarkan setiap dari kami, para kakaknya di grup ini. Tipe anak yang patuh, tapi ingat, itu dulu. Semua mulai berubah ketika kami mendekati masa-masa debut kami. Sebut saja V sebagai biang keladinya.

"Apa Hyung?" tanya maknae nakal itu.

"Menurutmu?" Aku mulai malas menanggapi bocah ini.

"Jadi itu suaramu, Hyung?"

"Kalau bukan aku, kenapa aku bisa menegurmu?"

"Aku tidak melihatmu dari tadi, Hyung," jawab Jungkook dengan wajah kosongnya.

Bohong.

"Kupikir itu suara dari atas panggung, sedangkan kita tidak sedang di atas panggung."

Jelas-jelas kamera ada di hadapan kami, merekam segala kelakuan tidak hormat yang Jungkook lakukan padaku, lebih lagi Jungkook dan aku berdiri bersebelahan. Berani sekali ia mengatakan: 'Aku tidak melihatmu'? Biarkan saja. Aku mulai tidak peduli dengannya, setidaknya itu logikaku yang mengatakannya. Apa begitu ajaran orang tuanya? Mau sampai kapan aku harus sabar dengan bocah tengil sepertinya?

***

Bukan itu saja, belum kalau Jungkook dan J-Hope bersama. Pernah saat kami sedang syuting untuk video klip kami, mereka mengambil rekaman dari kamera staf. Tentu saja itu akan di-upload di media sosial. Jungkook seperti bertanya apakah wajahnya sangat mengantuk pada J-Hope. Hopie menjawab bahwa dirinya juga punya kantung mata. Lalu mereka seperti bertukar pendapat tentang kantung mata. Aku yang berada di sebelah mereka mencoba masuk dalam pembicaraan mereka. Belum sempat aku bicara, mereka menggunakan kamera itu untuk menjadi cermin, layar dari handycam itu dibalik, sehingga menampilkan wajah mereka dari mata kamera pada layar itu.

Off The LimitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang