1. Prolog

837 55 15
                                    

Gadis mungil ini tengah berdiri di keramaian peserta upacara senin pagi. Rambut ikalnya yang terikat berantakan membuat ia kelihatan seperti gadis tomboy yang cuek dengan penampilannya.

Dia Freya. Ketua dari eskul futsal putri yang dikenal dengan talenta nya yang sangat baik.

"Gimana Van nanti siang ada acara nggak?" tanya Freya.

"Nanti siang gue ada kerja kelompok, Fey, dirumah Tara." Jawab Revan.

"kalo nanti malem, gimana?" tanya Freya lagi.

"kalo nanti malem kayaknya nggak ada sih, tapi gue harus belajar buat ulangan fisika besok." Ujar Revan.

"Huh, yauda deh next time aja," Freya mendengus kesal melihat pacarnya yang selalu sibuk dengan dunia nya.

Tak heran bahwa Revan memang lebih terobsesi dengan cita-cita dan masa depannya dibandingkan Freya yang jelas-jelas kekasihnya yang amat sangat pengertian dengan kesibukannya.

"Lo ngambek?" Revan melihat raut wajah Freya yang tiba-tiba ditekuk.

Freya hanya memilih diam dan meninggalkan Revan. Begitu pun Revan yang hanya diam saja melihat Freya meninggalkannya.

Upacara senin itu berjalan lancar, tapi tidak dengan hati Freya yang saat ini sedang kacau karna sifat pacarnya yang tak pernah peka terhadap kehadirannya.

Bahkan saat Freya sakit, Revan hanya memberi nya pesan singkat lalu pergi belajar bersama teman-temannya.

Tak heran bagi Freya, jika ia sering merasa kesepian dan menganggap diri nya hanya benalu yang menempel pada diri Revan.

Ia hanya memendam semua itu karna tak mau melihat Revan merasa terganggu oleh kehadirannya. Kehadiran sosok perempuan yang mencintai nya tetapi ia tak menganggap perempuan itu ada.

To be continue💕

Hallo semua! Ini cerita kedua aku sebenernya, soalnya cerita pertama aku udah diapus hehe. Makasih ya buat yang mau baca cerita amatir ini.
.
.
.
.
.
Salam kenal dari aku💕
Penulis amatir
Anandapeteer


Back To SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang