Thinking

470 46 4
                                    

Taylor Swift POV

Perlahan sinar matahari masuk lewat jendela apartment ku. Ah, rasanya malas sekali aku masuk kerja hari ini. Tidak seperti biasanya, biasanya aku semangat tapi hari ini semangat ku hilang.

Lalu ku langkahkan kaki ku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh ku. Setelah ku pikir pikir ternyata sebagai seorang sekretaris tidak lah hal yang buruk. Kau tau? seperti banyak pekerjaan, tugas dan- oh ya hari ini aku harus ke Styles Company mewakili Mr. Alex untuk menandatangani kontrak kerja. Itu dikarenakan Mr. Alex sedang ada tugas keluar kota. Setelah selesai mandi aku memakai pakaian kerja ku dan memoleskan sedikit make up, setelah itu aku turun ke lobby.

"Selamat pagi, Mrs.Swift!" sapa seorang penjaga di pintu. Lalu kubalas sapaannya dengan senyuman. Ku cari mobil ku dan mulai mengendarainya. Styles Company sepertinya nama perusahaan itu tidak asing di otak ku. Di perjalanan aku mengendarai mobil aku hanya memikirkan nama Styl- ah ya! Styles adalah nama sahabat ku sewaktu kami di High School.
"Mungkin ini Styles yang lain, bukan cuma dia saja kan yang punya nama Styles?"

Lalu aku turun dari mobilku dan mulai masuk ke gedung megah itu. "Selamat pagi, saya ada janji dengan Mr.Styles untuk menandatangani kontrak kerja. Saya sekretaris Mr. Alex dari Alex Petra Company." ujarku panjang lebar pada resepsionis di depan ku ini. "Anda bisa menaiki lift ke lantai 13." jawabnya dengan wajah sangat datar. "Oh baiklah terimakasih." Lalu aku berbalik dan mencari lift, setelah aku berada di dalam lift aku memikirkan sahabat ku itu.

Kalau tidak salah namanya adalah..
Henry? ah tidak sepertinya
Hans? tidak seburuk itu
Hobs? tidak tidak
Hazzel? malah seperti Hazelnut
Lift berbunyi dan aku langsung keluar.

Aku mengesampikan pikiran ku tentang teman-sahabat-lama ku itu. Aku mencari ruangan Mr.Styles, dan sepertinya aku menemukannya terpampang jelas nama "Styles" di sebuah pintu. Ku ketuk pintunya tapi tidak ada satu pun yang menjawab,ku ketuk beberapa kali lagi tapi tidak ada yang menjawab. Lalu ku putuskan untuk membuka pintu tersebut.

Harry Styles POV

Hari itu aku memutuskan untuk datang lebih pagi ke perusahaan ku. Karna ada kontrak kerja dengan sahabat kecil ku dulu,Alex. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan nya.

Banyak hal yang ingin ku sampaikan padanya sebelum hari itu tiba. Ku parkirkan mobil range rover ku, lalu melemparkan kunci nya ke petugas. Ku sisir ke belakang rambut panjang ku, memakai kacamata hitam, merapihkan jas ku dan memasuki lift private ku tersebut.

Ketika aku sudah berada di dalam ruangan ku. Aku menyiapkan beberapa red wine untuk nanti kami bersulang. Lalu telfonku berdering. Ku lihat terpampang jelas nama nya 'Alex' lalu kuangkat telfon tersebut. "Ya alex?" Jawab ku. "Hey Harry. Dengar, sebelum nya aku ingin minta maaf. Karna aku tidak dapat hadir hari ini. Jadi sekretarisku akan menggantikan ku untuk menanda tangani kontrak kerja yang telah kita sepakati bersama tersebut. Aku menyesal tidak dapat hadir,ku harap kau mengerti." jawab nya tergesa gesa. "Oh." jawabku dingin. "Maafkan aku Harry. Bukan nya aku tidak mau hadir. Tapi aku-." kupotong pembicaraan nya. "Oke. Aku mengerti sekali kesibukanmu. Baiklah kalau begitu." dan kututup telfon ku tersebut. Dengan kesal aku duduk di kursi ku dan mulai membuka macbook ku. Ku kerjakan satu persatu folder - folder yang tertumpuk rapih di atas mejaku.

Tidak lama kemudian telfon ku mulai berdering dan kuangkat telfon tersebut. "Ya? Ada apa kau menelfonku sepagi ini? Aku sedang sibuk. Lebih baik kita bicara nanti." jawabku dengan tidak peduli. "HARRY! Aku adalah ibumu Anne. Jangan pernah kau bentak aku. Aku tidak pernah mendidikmu seperti itu." jawab ia kecewa. "Maafkan aku mom. Aku tidak bermaksud seperti itu. Kukira kau adalah Kendall." jawabku jujur. "Ada apa honey? Apa wanita jalang itu membuat masalah lagi?" tanya nya. "Mom! Jangan kau menyamakan dia dengan wanita jalang. Bagaimana pun dia adalah calon istriku nanti." jawabku kesal. Ketika bicara panjang lebar dengan ibuku.

Aku mendengar ada derapan sepatu mendekat ke arah ku, aku berbalik lalu aku melihat seorang gadis di-dia
T-ay-lor?

Winding WheelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang