Ajnabee Meri Dost part 2

1.1K 80 9
                                    

Perampok itu pergi ke gerbong lain, entah berapa jumlah mereka hingga tak ada yang melawan.

Raung kesakitan orang asing itu membuat Payal timbul rasa iba. Sebagai warga yang baik dia mengajak orang-orang menolong pria itu.

"Mau bagaimana? Tak ada dokter diantara kita." Ujar salah satu penumpang. Payal menghampiri pria sipit itu.

"Apa yang bisa kulakukan untuk menolongmu?" tanya Payal.

"Aspirin....beri aku aspirin untuk mengurangi rasa sakitku dan biar aku tertidur." Katanya dengan lirih. Payal menghampiri orang yang mengeluarkan aspirin dari tasnya. Pelan-pelan pria itu tertidur.

Namun masalah tak sampai disitu, teriakan orang-orang dari gerbong belakang yang berlarian membuat tambah kacau. Kereta itu terbakar di bagian belakang. Payal langsung ikut lari dengan yang lain, namun dia kembali berhenti dan menoleh pada pria asing yang terluka itu dan maish tertidur akibat obat. Payal kembali dan berusaha membangunkan orang itu. Beberapa penumpang menyuruh Payal meninggalkannya, tapi perasaan Payal tidak tega.

" Aku tidak ingin nanti ada berita menyebutkan ada turis meninggal di India...aku pasti akan merasa bersalah." Gumam Payal. Dia lalu menyeret pria asing itu berusaha mengeluarkannya dari kereta.

" Ya Tuhan tinggi sekali orang ini.." Payal akhirnya bisa mengeluarkan pria itu meski harus menyeretnya.

Pria itu tersadar dan menatap sekeliling tempat itu. Dia masih memegangi perutnya. Payal membuka selendangnya dan mengikat pinggang pria itu. Entah kenapa tim evakuasi begitu lambat tiba. Payal dan warga sekitar memutuskan membawa pria asing itu ke sebuah klinik di kota kecil itu.

" Terima kasih ya...Namaku Lee Chen Soo." Katanya sambil mengulurkan tangan pada Payal.

" Payal.." ujar Payal singkat. Tak lama petugas datang memberikan rincian biaya berobat Lee. Payal menyerahkannya pada Lee yang mengaku dari Korea Selatan itu.

" Uangku habis..bagimana ini?" bisik Lee.

" Jangan menatapku, aku juga tak tahu. Gara-gara menolongmu aku jadi tambah kacau." Payal kesal.

" Cara satu-satunya jelaskan keadaan kita. Anda kan orang asli..pasti lebih mudah melobi mereka." Lee tersenyum manis. Tampan sekali ketika tersenyum, membuat Payal menurut apa katanya.

Tapi sayang pihak rumah sakit tidak mentolerir keadaan mereka. Dan mereka tak percaya mereka korban kecelakaan. Jalan satu-satunya yang ada dalam pikiran Payal adalah lari. Setelah merasa aman dari perhatian petugas RS, mereka langsung kabur dan tanpa diduga diketahui resepsionis. Mereka pun kejar-kejaran dengan satpan RS. Payal mendorong tubuh Lee ke tengah jemuran warga disebuah gang sempit untuk menghindari orang-orang yang mengejarnya.

" Payal...pinggangku tertekan..." bisik Lee dengan lembut. Payal yang sedadanya Lee langsung menarik diri dari tubuh Lee.

" Maaf..." ujar Payal. Setelah merasa aman mereka langsung pergi sejauh mungkin. Mereka menuju kantor polisi dan meminta bantuan, namun malah dikira pasangan illegal. Terlebih Lee tak memiliki paspor dan visa. Mereka tak mau tahu alasan yang dikatakan Lee.

" Jika benar kalian korba, kalian tunggu saja di dalam sel sampai keluarga kalian datang menjemput kalian. Berikan alamat kalian." Ujar polisi.

" Berapa lama kami harus menunggu?" tanya Lee heran.

" Ya...entahlah..tergantung mudah tidaknya menemukan keluarga kalian." Jawab polisi seperti tak berniat menolong. Akhirnya Payal dan Lee memilih pergi dari tempat itu.

Lee menatap Payal yang terlihat gundah.

" Kemana tujuanmu?" tanya Lee.

" Delhi." Ujar Payal.

" Kita satu tujuan. Kuharap kita tak berpisah....terima kasih ya Payal...kau menyemarakkan perjalananku...seperti namamu." Lee tersenyum manis. Payal hanya tersenyum sinis.

" Masalahnya...dengan apa kita akan ke Delhi? Jalan kaki? Naik kereta atau bis kita tak punya uang." Payal menatap Lee yang juga menyadari keadaan mereka.

" Okelah..jangan berfikir sampai Delhi...untuk perut yang lapar ini saja kita tak bisa apa-apa." Keluh Payal sambil duduk di batu pinggir jalan.

Lee tersenyum dan mengajak Payal ke sebuah pohon besar untuk bert

Ajnabee meri dost (Orang Asing Sahabatku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang