Pic : Carmen Heartnet
Di sebuah restoran cepat saji ...
Kedua ibu dari masing-masing anak mereka yang sibuk sendiri itu saling lirik. Yang satu nyenggol lutut lainnya sambil melotot ke arah anak mereka. Yang satunya lagi keliatan panik banget disuruh ngomong.
"Sebenernya ... Alasan kami ngajak kalian berdua makan malam hari ini, untuk ngomongin ... rencana pertunangan kalian." Akhirnya sang ibu yang dari tadi disuruh jadi berani ngomong karena kedua muda-mudi itu tampak santai-santai aja.
Carmen, berhenti mengunyah stiknya, manggut-manggut.
"Oh ..., gitu. Emang kapan mo tunangan?" tanyanya santai, masih gak ngerti kalo dia yang bakal ditunangin.
Alvino, memasukkan ponselnya ke saku, "siapa yang tunangan, sih? Kok, Mama repot banget." Sahutnya, dia beralih pada Carmen, "eh, iya. Lo siapa, heh? Kok tiba-tiba ngikut ke meja gue ama nyokap."
"Huuus, Vino! Itu calon tunangan kamu!" ibu Alvino menegur.
Kepala Alvino dan Carmen lantas mendongak, menatap ibu masing-masing, "calon tu--APA?!" Mereka saling memandang ...
"Masa, calon gue cewek jelek, sih!" kata Alvino sebal.
Carmen tidak terima, "apa?! Liat bibir lo, noh! Merah kayak banci!"
"Lo berani ...."
"Emangnya gue takut?" tantang Carmen, berdiri dari posisi duduk dan menghunuskan tatapan tajam pada Alvino.
Alvino ikut berdiri.
"Heh, cewek jelek. Lo nantangin gue?"
"Dasar banci kaleng. Ya iyalah, masa gue nantangin Eyang Subur."
"Sekali lagi lo sebut gue 'Banci Kaleng,' gue bakal--"
"Bakal apa?! Apa?! Lo berani ngancem cewek?!"
"Kalo aja lo bukan cewek, gue bakal--"
"Bullshit tau gak, lo tuh tipe cowok yang cuman bisa ngancem doang."
"Dengerin dulu gue ngomong! Udah dipotong-potong aja."
Meskipun gondok, Carmen akhirnya memilih diam.
Alvino memandang Carmen sengit, "gue bakal ngebuat lo jatuh cinta sama gue, karena gue, BUKAN BANCI! Jangan lupa kata-kata gue tadi," selepas itu dia langsung pergi dari restoran, meninggalkan beberapa pasang mata yang tertarik melihat drama langsung.
Kedua ibu dari anak-anak mereka berbisik ria sementara Carmen melongo karena perkataan cowok banci tadi.
"Jeng, kayaknya anakku denganmu bakal cocok deh. Adegannya sama persis kayak aku dijodohin sama suami, hihihihi." ibu Alvino cekikikan mengingat masa lalunya.
Ibu Carmen ikut tertawa geli, "kita liat aja ke depannya gimana. Mereka toh, baru kenal. Oh, ya, Jeng, aku ada rencana. Jadi gini ...."
Setelahnya mereka cekikikan lagi.
*TBC*
---
Hai, perhatian!
Sekarang Eddenick, ABCD Love dan Topsy-Turvy telah dihapus dari akun gue ini karena alasan sesuatu.
Three Words judulnya telah diganti menjadi Unsaid.
The Overweight Princess telah diganti menjadi (Fat)e.
SS artinya Sisterhood-Series.
Terimakasih atas perhatiannya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ST [3] - Never Too Young
Teen FictionDisclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Sisterhood-Tale [3] : Carmen Heartnet Selama 15 tahun Carmen hidup, dia tidak percaya Mama-nya dengan tega menjodohkan dia dengan Alvino, c...