Pic : Alvino Irawan Tama Putra
"Gak! Pokoknya Carmen gak mau. Mama tuh apa-apaan, sih! Car tuh masih kecil. Masih umur 15 tahun. Kok Mama jodoh-jodohin Car seenak udelnya. Kalo Mama masih mo Carmen ikutan permainan gak jelas ini, Car mo kabur aja!" Dengan bibir cemberut, Carmen langsung membanting pintu kamar di depan wajah ibunya.
Mereka baru saja pulang dari restoran, dan Carmen langsung ngerajuk seperti biasa kalo kehendaknya gak diturutin.
"Car ..., Car!" Panggil ibunya sambil menggedor pintu kamar Carmen keras-keras.
Carmen yang bergelung kesal di kasur balas berteriak, "APA???"
"Kamu gak niat buat kabur, kan? Mama soalnya gak akan berhentiin niat Mama sama tante Lisa!" seru ibu Carmen lagi.
Pundak Carmen langsung loyo, dia kira ibunya bakal nurutin apa yang dia mau. Cobaaa aja ada Kak Leo, Kak Tristan, Kak Dani, Kak Sakta, Kak Bayuuu, pasti mereka bantuin gue dari jeratan pertunangan konyol ini kan. Huweee masa gue harus tunangan ama banci kaleng yang bibirnya lebih merah dari gue sih. Huwaaaaaaaa, dumel Carmen, memukul bantalnya.
Matanya lalu melirik balkon, dia beranjak dan mengambil walkie talkie di nakas. Memencetnya berkali-kali dan mendekatkan ke telinga.
"RYU!" Teriak Carmen begitu sambungan terhubung.
Ryu, orang yang sejak kecil terpaksa bersahabat dengan macan betina itu menjauhkan walkie talkienya dari telinga. Setelah teriakan histeris Carmen selesai, Ryu berbicara.
"Paan si, bangunin orang aja."
"Ini gawat gawat gawaaat. Ini bener-bener gawat, Ryu!" teriak Carmen frustasi sambil berjalan ke sana-ke mari di kamarnya.
"Tipe?"
"Z! Tipe Z. Ini DA-RU-RAT."
Mereka berdua membuat tipe dari A sampai Z. A kadar daruratnya biasa aja. B lumayan. C cukup darurat. Nah, kalo Z berarti darurat banget-bangetan kan?
Mata Ryu langsung melek, dia beringsut dari ranjangnya dan melongok balkon. Tampak Carmen yang lagi jalan bolak-balik. Ryu membuka pintu kaca balkon dan berbicara lagi, "sini deh, Car."
Carmen melempar walkie talkienya dan menuruti permintaan Ryu karena ini darurat banget.
"Ini darurat, Ryuuu. Darurattt." Rengek Carmen.
"Ya, udah, terus apaan, kalo gak bilang gue kan gak ngerti," sahut Ryu santai.
Carmen mengerjap, "ga jadi, deh."
"Ya udah deh."
"Kok gitu sih."
"Lah, trus mo nya gimana?"
"Dengerin gueee."
"Ya udah gue dengerin."
Balkon mereka emang bersebelahan, jadi Carmen dan Ryu gampang buat ngobrol. Kayak sekarang. "Jadi gini ...."
"Gini ...?" Ryu ikut-ikutan.
"Gak jadi, deh."
Pundak Ryu langsung loyo. "Lo apa-apaan si, Nyet."
"Jadi gini, gue tunangan."
"Oh... Tunangan, kirain apaan. Bikin jantungan lu."
Carmen menghitung dalam hati, dihitungan kelima, teriakan Ryu langsung menggelegar.
"Lo--lo--lo tunangan?! Demi apa?! Sama siapa?"
"Sama banci."
"Hah? Yakali."
KAMU SEDANG MEMBACA
ST [3] - Never Too Young
Ficção AdolescenteDisclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Sisterhood-Tale [3] : Carmen Heartnet Selama 15 tahun Carmen hidup, dia tidak percaya Mama-nya dengan tega menjodohkan dia dengan Alvino, c...