Dari kota menuju desa 'hijau asri' berkisar empat jam, benar-benar perjalanan yang jauh dan melelahkan pikir rehan. Di tengah perjalanan revan tak henti-hentinya berbicara, walaupun rehan dan teman-temannya tidak memperhatikannya, ada-ada saja tingkahnya supaya dia di perhatikan.
Rehan mendengus kesal melihat tingkah revan
"woi van, bisa diam dikit napa?" kata ade yang duduk paling belakang bersama mely dan apri"ha...!? Mang kenapa de?" tanyanya polos
"hadeh, berisik tau nggak!""biarin aja kali de, revan lagi semangat kayanya" kata lisa yang duduk paling depan
"he...!? Tumben kamu nggak protes sa!" Kata imay yang berada di di tengah antara rehan dan revan
"mungkin ada maksud lain tuh" kata mely nyeletuk
"hey....hey....hey.... kok jadi aku yang di bahas, ada apa dengan kalian" menatap mely dengan isyarat mata yang sedikit mendelik
"udah deh sa, matanya nggak perlu di gedein keluar gitu" tersenyum licik
"hah? Maksud loe apaan sih may" pura-pura tidak tahu
"ehm, sa.... Imay udah tau tuh hihihi...." Mely tertawa jahil
"ih dasar kamu mel,kan udah aku bilang jangan cerita kesiapapun" lisa mendelik jengkel dengan senyum mely dan imay
"lha... kok jadi trio macan yang ribut sih" ade menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"eh...eh...eh... ngomong apa kamu tadi hah? Coba ulang kalo berani" mely yang berada di sampingnya langsung saja mencubit-cubit paha dan pinggang ade
"adu...du...du...duh, sakit mel aduh .... Ampun sakit mel" ade meringis mencoba menghindari cubitan mely sehingga afri yang berada paling pojok belakan yang tengah tertidur kini terbangun karena tingkah mely dan ade"hey....hey.....hey.... kebangetan kalian, aku kejepit nih"
"heehehe....sory pri, nih mely yang rusuh" masih menghindari cubitan mely " ampun deh mel, Au..."
"hahaha rasain tuh, enak aja ngatain kita trio macan" tawa lisa
"hey, udah deh becandanya, perjalanan kita masih jauh nih, diem dikit napa sih" kata rehan bosan
"dit.... Perjalanan kita berapa lama lagi nyampe ke kampung halaman kamu?" Tanya lisa
"setengah perjalan lagi sa, masih 1 setengah jam lagi baru nyampe" kata adit yang tengah menyetir
Tit....tiiit..... suara mobil di belakang memberikan isyarat agar berenti, "kita istrahat dulu sebentar ya, kayaknya ega (yang membawa mobil di belakang) ngajak istirahat"
Dua mobil itu menepi di dekat pohon yang daunnya agak rimbun dan di bawahnya agak lapang dan teduh agar bisa beristirahat.
Revan, rehan dan temannya yang satu mobil dengan mereka langsung turun menuju ke bawah pohon teduh, kemudian si susul ega dan ke empat teman lainya (nita,ema, rio dan usop) ikut bergabung menghampiri mereka.
"mmmm kira-kira kita istrahatnya brapa lama di sini?" kata ema terlihat kuatir, sambil terus memperbaiki kaca matanya yang berbentuk bundar.
"paling lama ya.....30 menit lah" kata rio
"hadeh ema.... Mukanya santai aja kali...!" nita mengenduskan napas"hey, ada apa?" apri menghampiri mereka
"biar ku tebak....!!! Pasti ema lagi kambuh tuh penyakit parnonya hahaha...." Mely juga menghampiri mereka.
"hadeh mely...... kamu tuh ya, nggak bosan-bosannya ya motong pembicaraan orang" ade mengeluh
"cerewet banget sih kamu heh..." mely langsung mencubit pinggang ade
"Auuuu aduu...du..duh.... mel....sakit mel....!"
"hey...hey...hey... udah deh, mending kalian istirahat dulu tuh dekat si kembar" ega mencoba menghentikan aktivitas mely dan ade.
Rehan terlihat cuek mendengarkan musik melalui earphone nya, revan yang berada di sampingnya tengah asik mencungkil tanah dengan kayu ranting. Sedangkan yang lainnya ada yang sedang ngobrol, ada yang sedang tiduran di dekat rehan dan revan, ega, adit dan rio sedang mengecek keadaan mobil agar tidak terjadi masalah di perjalanan selanjutnya.
~
"hey guys.....!!! tuh liat, kita udah sampai, tuh liat gerbang desa kelahiranku udah terlihat" adit menyerukan ke semua temannya dan mereka langsung melihat ke depan."wah nggak nyangka ya... di sepanjang jalanan hanya hutan doang dan di ujungnya ada kehidupan, legaaaaa.... Hehehe!!!"
Adit hanya mendenguskan nafasnya karena revan, "hey kita mampir di warung itu dulu yah"pinta revan menunjuk sebuah warung tidak jauh dari gerbang yang bertuliskan 'SELAMAT DATANG DI DESA HIJAU ASRI' .
Mereka langsung turun menyerbu warung kecil itu dan terlihat sangat ribut,sedangkan rehan hanya ingin tidur di dalam mobil sambil mendengarkan musik. melihat mely,nita,lisa dan imay yang sangat ribut memilih jualan yang di jajakan oleh pemilik warung kecil itu.
"maafkan teman-teman saya mang dirman, mereka ini memang selalu begitu" adit menegur pemilik warung itu yang terlihat sedang kebingungan melihat tingkah teman-temannya.
"Eeeeh nak adit...!!! Wah pulang liburan ya?" sedikit terkejut melihat adit yang sudah di kenalnya.
Suasana di warung itu menjadi sangat ramai di penuhi oleh mereka yang memesan ini itu yang di jajakan.
Revan sedang menikmati kue apem dengan membelakangi, dia sedang memandangi seseorang yang berteduh di samping gerbang bersebrangan dengan warung itu. Di depan revan ada ema yang sudah mengetahui apa yang di perhatikan revan.
"hey van.... Jangan di liatin...." Ema kuatir dan membenarkan kacamata bundarnya
"hah..? apaan...?"
"jangan di liatin nenek itu van" suara pelan
"hah...apaan sih ma...?""aduh, jangan di liatin" agak keras, hingga teman-teman yang lainnya memperhatikan mereka.
"Ada apa van?" apri menepuk pundak revan
"oh, nggak ada apa-apa heeee" revan tertawa cengengesan
"Hiiiiiiaaaaaaaaaahhh......." Ema menjerit kaget saat nenek-nenek itu tiba-tiba saja langsung berada di sampingnya dan berlari kecil ke depan pintu warung.
"ee? Eeeee!!!!" revan juga terkejut bagai mana bisa?
Pak dirman terlihat tegang dan tidak suka "nek ambaw, jangan bikin kaget tamu-tamu saya"
"oh maafkan saya nak, saya hanya ingin menyapa pemuda ini..." langsung menunjuk revan.
"ee? Aku? Eeeeeee!!!" bingung
"EEEEEE........!!!" serempak mereka terkejut.
Nenek tua itu hanya tersenyum, walaupun senyumnya tulus tetapi senyumnya sangat menyeramkan.
#
Kelanjutannya sih udah ready, pengennya ngepost secara bertahap. Jadi, setiap hari 1 chapter.Kasi semangat donk, dengan vote dan sarannya. Biar makin semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
OTHER WOODS
Fantasy"hati-hati jika berjumpa dengan kupu-kupu berwarna ungu menyala, karena dia bisa menghantarkanmu kepada kematian". itulah pesan dari wanita tua yang lusuh, dia selalu duduk di samping gerbang sebuah desa yang asri yang terkenal akan kesuburan tanama...