Tiba-tiba saja nenek itu mendekati revan dan langsung memegang kedua pipinya dengan gemas, kemudian nenek itu tertawa terus memandangi revan.“Eee!? Apa yang nenek lakukan!” pekik pak dirman kaget melihat aksi nenek ambaw memegang pipi revan, sehingga revan terlihat manyun.
“hahaha, tidak ada apa-apa nak dirman, saya Cuma ingin memegangnya saja hahaha…” lanjutnya dan kembali tertawa menakutkan.
Teman-temannya hanya diam melihat aksi nenek tua itu memegang pipi revan, mereka tidak berani menjauhkan nenek itu.
“woadouh noenoek oene!!! Konopo noek” revan memaksa berbicara dan tidak merasa sama sekali ketakutan
“hahahaha, lucu sekali kamu anak muda hahaha”
“hoedoeh…” revan hanya menghela nafasnya
Tidak berapa lama nenek ambaw menurunkan tangannya, dan tiba-tiba saja wajahnya yang tadi terlihat senang kini berubah menjadi serius, membuat semua yang ada di situ heran dengan perubahan expresi wajahnya.
“hey anak muda…..kalian semua berhati-hatilah…..jika bertemu kupu-kupu berwana ungu menyala…..karena dia bisa menghantarkanmu kepada kematian….hahaha” tawanya semakin menyeramkan, dan nenek ambaw pun kembali berjalan menuju samping gerbang tempat dimana dia berteduh tadi.
Adit yang sudah tau kondisi saat itu menjadi jengah dan mengenduskan napasnya hadeeh mulai lagi deh, karena hal itu sudah tidak asing lagi di telinganya. Sedangkan teman-teman lainnya termasuk revan terlihat serius menanggapi apa yang di katakan nenek ambaw.
“ayo di lanjutkan lagi makannya” pak dirman terlihat biasa saja dan seolah tidak terjadi apa saja.
Revan dan yang lainnya terkejut melihat expresi pak dirman yang biasa saja, “pak…. Bapak kok nggak ngeri mendengar cerita nenek itu?” Tanya lisa penasaran“hadeh non, itu mah biasa aja, nenek ambaw memang suka begitu, sukanya mendongeng” jawabnya santai.
“jadi itu tadi Cuma cerita dongeng?” ade masih terlihat serius.
“biasa lah bro…. disini orang-orang kampung sudah pada tau semua, tuh nenek sukanya bikin cerita horror” adit melanjutkan
“huh, kirain beneran ah, cape deh….!” Mely bernapas lega
“hahaha, takut ya?” ade kembali menggoda mely
“he!? Takut….? Makan nih…” langsung menyumpalkan kue apem ke mulut ade
Suasana kembali ramai dan yang lainnya kembali melanjutkan obrolan mereka. Ema mengelus dadanya seolah lega, sedangkan revan masih serius memandangi nenek ambaw yang tertunduk diam di samping gerbang yang bersebrangan dengan warung pak dirman masa sih itu hanya dongeng, tapi kok nenek itu sangat serius sekali memperingatkan kita semua revan masih terlihat ragu dari apa yang di jelaskan adit dan pak dirman.“makasih pak” serempak mereka mengucapkan kepada pak dirman dari dalam mobil
“ia, nanti mampir lagi ya” jawabnya sangat senang
Mereka menuju rumah adit , suasana pemandangan rumput hijau yang sangat luas terpampang indah dari balik jendela mobil yang mereka kendarai.
“wow gilak banggeet… keren abis pemandangnya” lisa berkomentar gembira
“bisa betah nih kalo pemandanganya kaya gini” kata imay ikut berkomentar
Rehan hanya memandang pemandangan itu dengan tersenyum, seolah dia mengungkapkan betapa indahnya desa ini. Sedangkan revan masih memikirkan perkataan si nenek ambaw itu, tidak begitu memperhatikan keadaan yang tengah di bahas oleh teman-temannya.
“woi, van….! Tumben kamu nggak ribut?” Tanya ade heran melihat tingkah revan yang tidak biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTHER WOODS
خيال (فانتازيا)"hati-hati jika berjumpa dengan kupu-kupu berwarna ungu menyala, karena dia bisa menghantarkanmu kepada kematian". itulah pesan dari wanita tua yang lusuh, dia selalu duduk di samping gerbang sebuah desa yang asri yang terkenal akan kesuburan tanama...