“bagaimana ini van? Bagaimana kita bisa keluar dari hutan ini?” mely menangis tersedu
“tenanglah, semoga kita menemukan jalan keluar dari tempat ini”
“sebenarnya hutan apa ini? Semua yang ada di sini sangat asing! apakah kita berada di dunia lain?” Apri ikut bertanya
“hey… tenanglah kalian… aku juga tidak tau kita berada dimana” revan kesal melihat tingkah ade dan mely yang terus saja bertanya.
Mely memperhatikan pohon-pohon di sepanjang jalan sambil memeluk lengan ade dengan erat, pohon-pohon itu seolah memiliki mata dan mulut yang sedang tersenyum memperhatikan mereka “de… aku takut sekali, disini sangat menyeramkan” komentarnya.
Entah berapa lama mereka berjalan, tetapi tidak menemukan sama sekali jalan untuk keluar, tiba-tiba revan berhenti
“ada apa van?” ade dan mely merapat kearah revan
“ini…. Sepertinya kita hanya berputar-putar di sini saja” revan tegang
“apa…!!! Bagaimana bisa? Kita kan sudah jauh berjalan, tidak mungkin” ade merasa ragu
“coba kamu lihat…. Bukankah hamparan bunga itu sudah kita lalui” menunjuk kedepan
“hah? Kamu jangan bercanda van, tidak mungkin kita hanya berputar-putar disini saja”
“apa kah kita salah jalan?” Tanya mely
“kita tidak mungkin salah jalan hingga kembali di posisi ini, sepanjang jalan kita lalui, kita tidak menemukan persimpangan, yang ku ketahui jalan ini hanya satu saja dan tidak bercabang”
“lalu bagaimana?” ade malah bertanya
“entahlah, aku juga bingung, lebih baik kita tunggu saja sampai siang” revan mengusulkan
Mereka bertiga menunggu di hamparan bunga yang menyala tidak jauh dari situ. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki, hal itu membuat mereka bertiga langsung berbaring agar tidak terlihat, mereka saling berpegangan tangan dengan erat, benar-benar ketakutan sekali sehingga mereka semua memejamkan mata, suara langkah itu semakin mendekat.
“revan!!!?” suara itu sangat di kenal mereka dan langsung membuka mata, sorot lampu senter mengganggu pandangan mereka.
“mely…..!? nita langsung memeluk mereka bertiga, tangisnya langsung pecah saat bertemu ketiga temannya.
“nita, ega!!!? Kenapa kalian berada di sini?” Tanya ade
“kami juga terkena benang kupu-kupu itu, tiba-tiba saja kami sudah berada di hutan menyeramkan ini” ega masih berdiri
Nita dan mely menangis berpelukan, satu sama lain merasa lega walaupun mereka masih terjebak di hutan itu, saat suasana hati mereka mulai tenang, tiba-tiba ega yang tengah berdiri di terkam sesuatu yang terlihat sangat gelap.
“Aaaaaargh……. Aaaagh…..aaaargh” teriak ega kesakitan seekor makhluk hitam tengah mencabik-cabik perutnya dengan kuku dan mulut sangat brutal.
Revan dan yang lainnya sempat terdiam mencoba mencerna apa yang terjadi, karena kejadian itu terlihat sangat cepat.
“kyaaaaaaaaaaa……” teriak mely dan nita lebih histeris
“ooh tidak, egaaaa….!!?” Revan panik
Revan dan lainnya menyaksikan di depan mata makhluk itu mencabik dan mengeluarkan isi perut ega, semua berteriak menangis ketakutan, ade langsung muntah-muntah karena tidak tahan melihat kejadian tragis itu.“lari….. ayo kita lari….” Revan langsung berdiri dan menarik mely,nita dan ade untuk segera lari dari situ.
Mereka berlari kedalam pepohonan tidak melalui jalan setapak, “ayo cepat…..” revan memaksa temannya berlari lebih cepat.
__
“aaargh….!” Rehan memegang dadanya kesakitan
“han, kamu tidak apa-apa?” adit kuatir
“hiks…hiks…hiks… mereka semua…. Mereka semua telah lenyap” tangis ema memandang api unggun dan memeluk lututnya
“tenanglah ma, besok kita laporkan ke warga kampung untuk menindak lanjuti kejadian ini” usop mencoba menenangkan
“mereka semua mati!!! Mereka mati karena kupu-kupu itu” tangisnya semakin menjadi
“tidak… tidak mungkin mereka…. Aargh…!!!” rehan kesakitan
“han… istirahatlah” apri membantu adit mengangkat rehan kedalam tenda besar
“jadi kita harus bagaimana sekarang?” Tanya usop“aku tidak tau sop, kita harus memutuskan bersama-sama” kata rio
“aku ingin pulang” tiba-tiba ema meminta, wajahnya masih terlihat syok
"Ema, please!!! Aku tau ini tidak baik. Tapi tolonglah untuk bersikap tenang" imay yang sedari tadi hanya berdiam kini berucap kesal
“ma, tunggu dulu, kita tidak mungkin kembali saat ini juga, ini sudah jam tiga pagi” usop mencoba menahan
“aku ingin pulang…!!!” berteriak histeris
Apri dan adit keluar dari tenda mendengar teriakan ema “ema kita tidak mungkin balik saat ini” apri juga meyakinkan ema
“baiklah, kalau kalian ingin mati disini…. Silahkan tunggu sampai kupu-kupu itu membunuh kalian” ema berdiri dan hendak pergi sendiri, tetapi langkahnya terhenti saat melihat ada dua ekor kupu-kupu itu perlahan ingin mendekati.“tidak…tidak…tidaaaak” ema kembali menangis
Teman lainnya terkejut melihat dua ekor kupu-kupu itu sudah membentangkan benang-benang dengan lebar.
“mereka datang…. Bagaimana ini?” rio kawatir
“ayo cepat kita masuk ke tenda…” adit menyerukan
Rehan berbaring dengan masih terlihat kesakitan, mereka semua berada di dalam tenda dan menutupnya dengan rapat. Dari luar kupu-kupu itu mengitari tenda mereka mencoba mencari celah untuk masuk, suasana saat itu menjadi mencekam.
“tidak mungkin bisa masuk, tidak mungkin bisa masuk…” ema mengucapkan kalimat itu berulang-ulang
Sedangkan yang lainnya terdiam tegang menyaksikan kupu-kupu itu masih mengitari tenda, rehan masih terpejam menahan sakit di dadanya.
Melihat kondisi itu … “sabarlah rehan, besok kita akan kembali kerumahku dan melaporkan ini semua.
#
Hari ini update lebih aw, cz besok ada kegiatan.
Entah kenapa aq jadi kepikiran terus tentang novel ini, yah jadinya langsung aj aq buat episode chapter ini
Thanks
Jangan lupa vote dan sarannya biar makin semangat
KAMU SEDANG MEMBACA
OTHER WOODS
Fantastik"hati-hati jika berjumpa dengan kupu-kupu berwarna ungu menyala, karena dia bisa menghantarkanmu kepada kematian". itulah pesan dari wanita tua yang lusuh, dia selalu duduk di samping gerbang sebuah desa yang asri yang terkenal akan kesuburan tanama...