Gerimis membungkus kota. Payung-payung dikembangkan. Jutaan air menghujam tanah, seakan turut berduka atas kepergian sahabatku.
Ya, Margie telah pergi.
Dia ditemukan dalam keadaan mengenaskan--dua hari setelah dirinya meninggal. Bajunya terkoyak, penuh dengan bercak lumpur yang telah tercampur oleh darah. Margie pergi dalam keadaan telungkup, punggungnya seperti habis ditikam berkali-kali. Aku langsung menangis keras--diselingi dengan jeritan, ketika melihat tubuh Margie yang mengenaskan. Aku tidak makan dua hari satu malam setelah kejadian itu.
Namun mama Margie memiliki reaksi yang lebih parah, beliau pingsan setelah menciumi tubuh Margie yang hampir membusuk.
Hari ini hari yang dimana mayat Margie akan dikuburkan. Hanya beberapa kerabat dekat yang mendatangi pemakaman. Mama dan Papaku juga datang, kini tangan besar Papa yang hangat tengah mendekap erat bahuku. Berusaha menyalurkan kekuatan melalui dekapan itu, sambil sesekali mencium ujung kepalaku dan berbisik "Semuanya baik-baik saja, Wen, Margie telah tenang di alam sana.". Aku hanya tersenyum getir. Baik-baik saja bagaimana? Sedangkan pembunuhnya saja belum diketahui. Bantahku dalam hati. Mama sedang menghibur Tante Rosa--mama Margie yang kini tengah menangis histeris sambil memeluk nisan kuburan Margie.
Aku tersenyum miris.
Kepalaku mendongak, tak mau menyaksikan pemandangan menyakitkan ini.
Margie, kenapa engkau pergi secepat ini?
Margie, benarkah engkau tenang di alam sana seperti apa yang dikatakan Papa?
Margie, siapakah pembunuhmu?
Margie, jangan pergi
Margie, semua orang sedang berduka karena dirimu di sini
Margie...Aku buru-buru mengusap air mataku. Papaku memandangku. "Mau pinjam bahu Papa?"
Dan dengan itu, aku memeluk leher Papa, dan menenggelamkan kepalaku pada bahu kokohnya. Menangis keras tanpa suara.
Hujan semakin deras.
~~~
Apa kabar, Margie?
Wendie di sini baik-baik saja
Sudah enam bulan
Banyak yang berubah di sini
Istri Om Fahri kini tengah mengandung anak ketiga
Papa kamu sekarang melakukan kerja sama dengan perusahaan Papa aku
Butik Mama kamu sekarang sudah memiliki cabang dimana-mana
Dan, kamu tau, Mar?
Ada cogan baru di sekolah, dan dia ngajak aku ke Desa Harlon, katanya dia tau desa itu lewat berita. Dan dia penasaran
Aku bilang aku bisa, dan aku bakal mengungkap alasan kematianmu, Gie
Juga, aku bakal nyoba berani pake baju kuning, mengikuti teladanmu
Menurutmu gimana?Sahabat Terbaik Sepanjang Masa,
Wendie
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow-Wendie [6/6]
Mystery / ThrillerCollab with Ranrini -------------------------------------------------------------------------- Hai, aku Wendie, seorang sahabat dari cewek bernama Margie. Karma? Kutukan? Yah, aku agak sedikit percaya dengan hal hal semacam itu. Dan tampaknya, kini...