Bagian 3

49 5 3
                                    

Duduk termenung memandangi hamparan rumput di lapangan yang sepi dekat kompleks perumahan adalah kegemarannya. Bersama suara rumput yang menari-nari ditiup angin.

Melihat langit berubah gelap yang siap menumpahkan bebannya, membuatnya semakin betah berada di lapangan itu. Ia hanya ingin menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya, menikmati setiap sentuhan angin yang membuatnya merasa terlena.

Ia tak menghiraukan udara dingin yang menyerang tubuhnya, ia terlalu menikmati kesendiriannya ini. Hingga ia merasakan ada suatu benda yang menutupi tubuhnya. Ia membuka matanya dan melihat ada jaket yang menempel di tubuhnya. Ia mendongak dan melihat Reno tengah tersenyum ramah menatapnya.

"Udah gue duga lo disini" Ujar Reno mengacak rambutnya lalu duduk di sampingnya

"Ish ganggu ya, ada apaan lo?" Ujarnya

"Gapapa Ra, lo kenapa sih kok abis gua ajak dari yayasan kanker itu jadi lebih diem? Lo gasuka? Ato lo lagi sakit?" Tanya Reno berubi-tubi

"Nggak papa No, cuman gua baru sadar aja kalo lagi butuh waktu buat rileks kayak gini, ini gaada kaitannya sama yayasan kanker itu, justru malah gua seneng banget disana, bisa ketemu sama Lisa, secara nggak langsung dia bisa nyadarin aku buat nggak jadi cengeng lagi" ujar Dira tanpa menatap Reno

"Terus kok jadi murung gitu? Kangen tauu, sama kecerewetan lo" Ujar Reno menyenggol Dira. Dira hanya memberikan seulas senyum tanpa mengalihkan pandangannya sebagai tanggapan dari pernyataan Reno.

Mereka pun terdiam. Diam yang membuat mereka nyaman, membuat mereka melupakan sejenak beban mereka, karena angin perlahan menerbangkan beban-beban mereka berdua.

"Ra, ga pulang? Mau ujan nih" ujar Reno memecah kesunyian. Dira hanya menjawab dengan gelengan kepalanya. Seakan paham dengan perasaan Dira yang kelewat nyaman karena suasana mendung itu, Reno pun menururti kemauan Dira.

"Tapi kita pindah ke Gazebo itu yuk? Gua gamau lo sakit, ntar nyokap lo ngamuk ke gua" Ujar Reno berdiri dan mengulurkan tangannya ke Dira. Dira pun meraih tangan Reno lalu pergi bersama ke gazebo yang letaknya tak jauh dari tempat mereka duduk tadi.

"No, lo pacaran udah berapa kali?" Ujar Dira memecah keheningan

"Sekitar 5 kali lah, lo kenapa tanya gituu, hayooo?" Ujar Reno tersenyum jahil

"Wow, eh gua kok jadi penasran ya sama rasanya jatuh cinta." Ucap Dira sumringah

"Ra, lo gapapa kan? Gaada yang salah kan sama otak lo" Ujar Reno sambil menaikkan satu alisnya

"Ih lo apaan sih No, gua cumin penasaran aja sih, " ujar Dira

"Serius, seorang Dira penasaran sama jatuh cinta? Elu sih Ra pubertas terlambat hahaha" Ujar Reno mengejek

"Iya ya, kenapa bisa gue pubertas terlambat, tapi gua penasaran deh, kalo gua baca di novel-novel ya, kayak ada kupu-kupu terbang di perut, pipi tiba-tiba memerah, jantung rasanya lari kesana-kesini, emang iya?" Kata Dira panjang lebar

"Emang, tapi ga selebay itu sih kalo gua yang ngerasain yang harus lo tau, kalo lo siap buat cinta, berarti lo harus siap buat jatuh, karena jatuh cinta itu satu paket" ujar Reno

"Gamau jatuh cinta deh kalo gitu. You know, we should love, not falling in love, because everything that falls get broken" ujar Dira

"Serah deh, yang pasti saat lo nemuin pangeran yang bisa mengetuk pintu hati lo, saat itu juga lo harus buka pintu hati lo, sebelum dia pergi dan lo nyesel" Ujar Reno

"Idiiih, bahasa lo apa benget" Ujar Dira jijik

"Hahaha, tapi kenapa sih lo ganyoba pacaran aja sama salah satu cowok yang pada ngejar-ngejar lo itu, lagian menurut gua mereka juga cukup tampan kok, walaupun ga setampan gua sih" Ujar Reno disertai cengiran khasnya

"Ya kali, gua jalanin hubungan atas dasar coba-coba, ntar ajadeh kalo ada pangeran kuda putih yang mengetuk pintu hati gua" Dira tersenyum sumringah "Suka-suka lo dah" Ujar Reno

Hujan pun turun membasahi bumi, langit seakan menumpahkan seluruh bebannya. Mereka yang melihatnya hanya diam menikmati hujan turun.

_____________________________________________________

Matahari menyinari dengan sangat terik, namun hal itu bukanlah sebuah penghalang bagi Reno dan teman-temannya untuk tanding basket dengan salah satu sekolah yang tak kalah elite dengan sekolahnya. Dengan semangatnya Reno mendribble bola dan melemparkan bola basket itu ke ring, dan yap skor tercetak ketika bola basket itu dengan mulusnya memasuki ring.

Seketika seluruh siswi yang ada di sekeliling lapangan pun bersorak dan meneriakkan nama Reno termasuk Dira. Saat Dira tengah menikmati pertandingan tersebut tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang berada di sebelahnya.

"Lo pacarnya Reno ya?" Tanya perempuan itu dan membuat Dira menoleh lalu tertawa

"Haha, lucu deh lo, bukan kok, gua itu sahabatan sama Reno dari gua belom di lahirin, kita emang deket, kenapa lo suka sama Reno? Eh lo anak baru ya? Pindahan darimana?" Tanya Dira bertubi-tubi

"Hahaha nanya satu-satu dong, kenalin nama gua Arin, pindahan dari Aussie, kalo lo Tanya gua suka apa enggak sama Reno, gua belom tau sih soalnya baru liat dia hari ini. Hehe" Ujar Arin sambil menggaruk tengkuknya

"Duduk disana yuk, sambil ngobrol, toh petandingannya udah selesaikan" Ajak Dira, Arin pun menyetujuinya lalu berjalan menuju tempat duduk pinggir lapangan

"Kalo lo suka sama Reno kayaknya harus berjuang ekstra deh, maslahnya dia itu banyak banget yang ngejar-ngejar, kecuali gue, tapi yagitu dia tetep aja jomblo. Bayangin deh dia itu udah jumblo dua tahu, duaaa tahuuun Rin dia jomblo, padahal dulu itu dia doyannya gonta ganti pacar sampek gua bingung sendiri kalo liat daftar mantannya" Ujar Dira geleng geleng

"Lah timbang elo, yang jomblo selama 17 tahun, masih mending gue kalo 2 tahun" Ujar seseorang dari belakang Dira dan Arin

"Ish, lo tuh yaa, ngomong dulu kalo udah nyampek, lagian gua jomblo 17 tahun bukan karena galaku yee, tapi masih belom ada yang cocok aja" Ujar Dira tak mau kalah. Arin yang melihat pertengkaran mereka pun hanya geleng-geleng kepala

"ayo deh pulang, capek gua dengerin kecerewetan lo" Ujar Reno menarik tangan Dira

"Eh, eh, gua belom selesai ngobrol, lo tuh ya..." Belum selesai Dira berucap, sudah dipotong oleh Reno "Ntar gua beliin Green tea di pizza hut, udah ayo buruan gua laper" Ujar Reno kekeuh menarik tangan Dira "Bener yaa, Arin, gua pulang duluuu, nice to meet you, see you soon" Ujar Dira kepada Arin sambil melambaikan tangannya ke Arin

Arin pun membalas ucapan Dira dengan senyum simpulnya. entah mengapa hati Arin berbunga-bunga ketika melihat pria yang ada di hadapannya tadi.


sorry for late, entah kenapa ide gamau muncul, padahal banyak waktu senggang.

hope you guys enjoy it. maaf kalo jelek

dont forget to vote and comment :)


ABOUT THATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang