Aku menatap ke jendela kamarku dan melihat pemandangan Kota Sharon, kota dimana aku dilahirkan. Sebuah jalan raya dengan lampu lalu lintas tanpa zebra cross. Melihat beberapa orang yang sedang berjalan di trotoar. Jalan raya besar dengan jalur berwarna biru di sebelah kiri jalan. Jalur khusus untuk bus bertenaga listrik dengan beberapa panel surya yang terletak tepat di bagian atas bus tersebut.
Lalu aku mendekati cermin besar yang lebarnya dua kali tubuhku dan tingginya 10 cm lebih tinggi dariku. Aku menatap betapa mungilnya tubuhku dibanding sebuah cermin. Aku menarik seluruh rambutku ke belakang dan mengikatnya. Ujung rambut kecoklatanku terkena cahaya matahari yang menerobos masuk lewat jendela. Aku menatap ke seragam lama ku. Aku menggantungnya di dinding sebelah pintu kamar.
Seragam kemeja putih berdasi hitam dengan almamater warna biru dengan logo kepala harimau bengal yang sedang mengaum dan juga pin dengan logo yang sama yang dikaitkan di kerah kanan almamater. Seragam almamater yang menjadi kenangan sekolah lamaku 'Hellion JHS'. Kenangan satu-satunya yang kumiliki. Buku tahunan Hellion-ku tertinggal di rumah nenekku dan hilang entah kemana.
Hari ini adalah hari pertamaku di Cathartic SHS, sekolah baruku. Aku menatap ke arah jam digital hologramku—kaca persegi panjang dengan mesin hologram di bagian tengah atasnya—yang terletak di atas seragam Hellion yang kugantung.
08.50 a.m. Sebentar lagi, hari ini kakakku datang menjemputku, ucapku dalam hati.
Aku menggeser pintu lemari dan mengambil seragam Cathartic, lalu mengenakannya. Kemeja putih lengan panjang, dasi hitam, celana hitam panjang, almamater merah dengan logo Cathartic—silhouette bunga mawar—lalu memakai sepasang kaus kaki putih dan sepasang sepatu pantofel wanita. Lebih mirip pakaian kerja pria dibanding seragam sekolah.
Aku mendekati ranjangku dan mengambil tas hitam milikku. Lalu menggeser pintu kamar dan turun ke lantai satu rumahku. Seorang pria jangkung berambut cokelat dengan seragam Cathartic berdiri menatapku, ia kakakku, Gerald.
"Harus sampai kapan aku menunggumu?" ia bertanya dengan nada kesal.
Aku tidak menjawab apa-apa. Kami pergi dari rumah dan berjalan menuju shelter bus. Kami menunggu sekitar lima menit di shelter bus. Sebuah bus bertenaga listrik datang. Bus dengan beberapa panel surya di bagian atas.
Kami menunggu beberapa detik dan sebuah bus datang. Pintu kaca penghubung antara shelter dan bus bergeser secara otomatis. Para calon penumpang memberi jalan kepada penumpang yang akan keluar dengan serentak, telapak tangan kanan para calon penumpang berada di bagian jantung. Sudah menjadi tradisi di kota ini, hal itu menandakan bahwa kami menghormati penumpang yang keluar.
Setelah mereka keluar dari shelter, para calon penumpang membuat dua barisan, kanan dan kiri. Aku ada di barisan kanan, Gerald didepanku. Aku masuk ke dalam bus dan mencari tempat duduk kosong untuk dua orang. Kami duduk. Posisi antara kursi yang satu dengan yang lainnya berhadapan seperti posisi kursi yang ada di kereta bawah tanah. Gerald sibuk dengan ponselnya, sementara aku hanya duduk membisu dan menatap penumpang yang ada di sekitar.
Aku menatap ponselku dengan tatapan kosong. Notifikasi dari berbagai sosial media dan games yang mulai bermunculan. Aku memasukkan ponselku ke saku kemeja dan merapikan ikatan rambutku.
Jika aku lulus di Cathartic, Gerald akan menjadi seniorku secara otomatis. Beberapa hal melintas di pikiranku. Gerald pernah memberitahuku beberapa hal mengenai Cathartic SHS. Cathartic tidak mengadakan psikotes atau semacamnya, melainkan menguji siswa secara langsung pada 'Physical Test' dan mengumumkan hasilnya sehari setelah tes berakhir.
Menurut prediksi Gerald, tiga hari pertama adalah Physical Test, hari keempat baru penerimaan siswa baru dan pembagian kamar asrama, dan minggu depan kegiatan belajar mengajar dimulai. Kembali beradaptasi dan bersosialisasi dengan orang asing, menghadapi tipe-tipe senior alias kakak kelas yang berbeda-beda. Bersiap dengan kebiasaan, tata krama, dan peraturan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Horizon
Ficțiune științifico-fantasticăDi masa depan, seluruh bumi akan berubah. Teknologi semakin canggih dan semua akses untuk melakukan apa yang kita mau semakin mudah. Tapi setelah sekian lama, semua yang diharapkan dari teknologi itu berbanding terbalik. Tidak lagi menguntungkan, ta...