Duh kalo nunggu target ku, bakal lanjut lama banget:/ jadi sekarang ajha deh. Happey reading!
Aku merasa tanganku lebih baik, jadi kuputuskan untuk kembali kekelas dengan keadaan perut kosong.
Berjalan melewati kelas 10, aku melihat dari jauh Alexandra keluar kelasnya dan berjalan ke arah ku.
Dia melihatku dan langsung berlari mendekati ku, "hai kak! Gimana tangannya?" tanyanya perhatian.
"Ya udah lumayan lah daripada tadi" jawabku dengan santai.
"Coba liat tangannya?"
Ku perlihatkan tanganku yang masih merah tadi. Dia melihatnya dan sesekali mengelusnya pelan.
"Sekali lagi sorry ya, kak" katanya dengan wajah menyesal.
Matanya menatap kedua bola mataku lekat. Dan kami sama-sama hening sekarang. Hening. Dan hening. Tak sadar, tangan kami bertautan.
"Ehm" aku pun tak tahu harus mengatakan apa selain ehm.
"Eh, sorry kak" katanya seraya melepas tanganku.
"Sorry-sorry mulu kaya super junior"
Diapun tertawa,"Hahahhaha, yaudah gue ke toilet dulu ya kak!" katanya sambil memegang pundakku.
"Lo daritadi ke toilet mulu, lo kelainan?" tanyaku mencoba untuk lebih dekat dan akrab dengan adek kelasku ini.
"Hahaha ga lah kak! Eeeee yaudah, gue duluan ya!" ucapnya lalu langsung berlari ke arah belakangku.
Aku hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkahnya.
***
[Alexandra POV]Keberuntungan berpihak kepada gue hari ini. Siapa sangka, hari ini gue bisa melihat Sasa, kakak kelas gue, dengan sangat dekat. Kecelakaan tadi pagi membawa berkah buat gue dan mungkin tidak baginya.
Gue bisa dibilang penggemarnya Sasa. Gue waktu MOS liat dia lagi ngobrol sama temen-temennya di kantin. Sejak itu, gue merasakan jatuh cinta pandangan pertama dan gue selalu liatin Sasa mulai detik itu juga.
Waktu itu, gue lagi mainan kucingan sama anak-anak, nah makanya gue lari, eh nabrak. Ternyata Sasa ada beberapa meter didepan gue. Gimana otak gue bisa jalan kalau gue lari? Pilihan antara nabrak atau nggak tidak bisa terjawab. Dan akhirnya Sasa jatuh dengan keadaan yang miris.
Gue bantuin dia dan mengambil kesempatan ini dengan baik, dengan cara menawarkan tangan gue untuk membantu mengangkat tubuhnya. Dia terima! Tangannya halus, udah kaya setrikaan mama dirumah.
Dikelas, gue hanya berpikir-pikir, bagaimana cara agar Sasa bisa pulang bareng gue. Bodo amat mau dibilang sksd, ini kesempatan yang baik. Gue berniat untuk memikirkan itu di toilet.
Dan, gue ketemu Sasa lagi! Yaampun, Tuhan paling baik! Gue nyapa dia, dan dari sorot pandang matanya udah bisa sedikit gue liat ada rasa suka. Hahaha yess! Satu langkah lebih dekaaat!
KRINGG! KRINGG!
Pulang! Gue harus kekelas Sasa sekarang. Kalo ga ntar dia pasti udah duluan.
Waktu gue udah sampe di sana, Sasa udah ga ada. Ish! Kemana sih, mau dianterin pangeran malah pergi.
Gue cari disetiap sudut sekolah, dimana-mana. Terakhir, gue cari di gerbang. Bingo! Dia disitu, nunggu didepan sendirian. Double bingo!
Gue pun mendekatinya, "ekhm". Dia langsung noleh, "eh? Hai!"
Yaampun, cantiknya!
"Ehehe, hai!" guepun menjawabnya dengan senyuman yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Day?
Teen FictionGue ga bakal makan bakso! -sasa Thanks bakso! -alex Writted by: @tukangbecak