part 1

91 12 0
                                    

mentari pagi menyapa, Kicauan burung hadir pagi ini. Kini seorang gadis cantik sedang duduk memperhatikan pantulan dirinya dicermin. Gadis yang cantik, ramah, jenius dan mandiri. Ralat! Benar benar mandiri. Sebut saja ia Agisha.
Hari ini adalah hari senin. Dimana itu adalah hari pertama bagi semua orang untuk memulai aktivitasnya kembali. Mulai dari orang yang berpakaian Rapi,dengan setelan jas mahalnya. Ya mereka sering disebut pekerja kantoran. Atau bahkan segerombolan orang yang memakai seragam resmi disuatu lembaga seperti anak anak sekolahan misalnya. Atau orang orang yang memakai pakaian biasa saja. Dari yang santai sampai yang heboh. Entah ia mau pergi kemana atau dari mana. Hujan deras pagi itu menyambangi ibu kpta jakarta, ia benar benar menerobos masuk melalui celah celah bumi dan berhasil membasahi tanah di permukaan bumi ini dengan sangat baik. Tampak jelas jalanan masih sangat licin. Memberi lampu kuning untuk kita semua yang ingin berpergian supaya berhati hati. Ibu kota yang biasanya Ramai. Sekarang sudah menunjukkan jam 06.45. Pagi itu sudah menjadi lautan kendaraan yang meminta hak mereka sebagai pengguna jalan tanpa memikirkan keselamatan nya sendiri.
Entah apa yang menjadi alasan mereka terburu buru sampai sampai mereka tidak memikirkan resikonya.

Gadis itu masih saja berdiri di depan cermin miliknya. Memlihat hasil dandanannya yang cukup sederhana tetapi menarik perhatian.
Setelah cukup puas memeperhatikan dirinya dicermin Agisha bergegas mengambil tasnya dan beberapa tugas yang akan ia kumpulkan hari ini.

"Pak, kita berangkat sekarang ya." Ucap Agisa kepada Pak joko. Supir pribadi Agisha yang sudah menemaninya dan setia selama 25 tahun ini. Agisha hanya tinggal bertiga dengan pak joko dan bik lela. Pembantu rumah tangga yang merangkap menjadi isteri pak joko.

Dunia 18 tahun lalu terlalu gelap dan pahit bagi seorang Agisha. Setelah ditinggal kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa kedua orang tuanya saat mereka ingin pulang dari London Ke Indonesia untuk menjumpai Agisha saat urusan bisnis mereka telah selesai di London. Tetapi naas pesawat yang mereka naiki jatuh kelaut akibat ada sebuah kerusakan dengan usia yang masih sangaat kecil. Agisha selalu saja menanyakan kemana perginya mama dan papa. Hingga suatu waktu omanya menceritakan semua fakta. Hidup Agisha Runtuh, pondasi rumah seakan hilang dan akan Ambruk seketika. Hitam dan hitam sekarang yang menjadi warna hidupnya. Gelap menjadi teman hidupnya sampai saat ini. Saat usianya 19 tahun. Terlalu beku dan dingin oleh siapa pun yang menjalankannya. Agisha mempunyai sahabat yang sudah 6 tahun ini bersama nya, baik senang maupun sedih. Dia bernama Asya Sabilla. Asya sapaan akrabnya. Yang memberikan sedikit cahaya putih untuk menyinari hidupnya yang dipenuhi oleh kegelapan. Agisha sangat bersyukur, setidaknya ia masih mempunyai cahaya walaupun sedikit. Ingat sedikit!! Tidak banyak.

"Baik non." Sahut pak joko.
Dalam hitungan menit mobil BMW hitamnya sudah terparkir rapih di kampusnya. Kampus milik papanya. Walaupun begitu ia tidak pernah sombong. Ia bahkan tidak mau kalau dibanggakan hanya kaena papanyalah pemilik kampus ini.

"Non sudah sampai." Ucap pak joko. Alira mengalihkan pandangannya setelah itu menatap pak joko dan tersenyum tipis.

"Makasih pak, nanti jemput jam 01.30. Ya pak!?" Dibalas anggukan oleh pak joko. Segera agisha keluar dan berjalan menuju kelas.

Disepanjang koridor kampus. Banyak sekali orang orang berkerumunan. Tidak biasanya ramai seperi ini. Batin Agisha.
"Ehh ada apa sih ?" Tanya Agisha kepada salah seorang mahasiswi yang sibuk menggosip.

"Katanya kampus kita kedatangan Dosen baru... ganteng! Masih muda banget! Ya kan bisa dijadiin gebetan Gi, lihat yuk!?" Jawabnya dengan wajah yang berseri.

"Dih enggak deh, bukan sifat gue banget!!" Sergah Agisha dengan menunjukkan bahwa sikap itu sungguh menjijikan dan menurunkan derajat wanita..#errrr.

Agisha berjalan sepanjang koridor , matanya tak henti henti menatap orang yang sedang berlalu lalang disana. Mencari seseorang yang sudah memberikan sedikit cahaya di hidupnya. Sampai matanya manangkap seorang gadis yang sedang terduduk dilantai. Dengan cepat ia berlari kearah sahabatnya itu.

"Asya sabilla ! Kenapa kamu berada di lantai? Apakah tidak ada tempat yang lebih nyaman untuk duduk selain di koridor kampus yang errrr...belum tentu bersih?" Cerocosku saat aku sudah berada di hadapan asya.

"Ehhh.. lo kira gue mau duduk disini? Tadi gue ketabrak orang kali. Kalau enggak mana mungkin gue duduk disini. Euwwwhh.. gak banget dah,"jawabnya kesal.

"Sini, mau gue bantu tidak?" Tanya ku.

"Kamvret mau lah.Nyet!" Ucap asya. Aku membantunya berdiri dan setelah itu berjalan menuju kelas karena lima menit lagi kelas akan segera dimulai.

#########

Hai semua. Kalian bisa baca ceritaku yang satunya. Judulnya Promise.

Aku mau nanya deh, gimana cerita ini? Kalian suka. Dan maaf kalau ada kesamaan ya. Aku minta maaf sebesar besarnya.

Oh ya, nama tokoh aku ambil dari sahabat dan orang orang terdekat ku.yang aku kenal! Seperti agisha dan asya dia adalah sahabatku. Dan yang lainnya juga deh.. aku tidak mau menyebutkan semuanya.
Vote + commentnya ya.
Terimakasih banyak!

Kekuatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang