Kamu tidak bisa menulis puisi indah.
Dengan kata bergelayut manja
Memeluk dirimu tanpa ketakutan
dan sepatutnya kamu mencontoh,
tapi jantung selalu berhenti
berdetak.
Otak mendecak, mati rasa.
Lidah kelu, dipotong di ujung.Dan sayang milikmu masih warna ungu pada merah
Layaknya menunggu kereta di bandar pesawat,
Rasa tidak dikatakan, hanya 'selamat malam'
Kodrat perasaan jatuh terpeluk tanah,
tapi dia trauma ketinggian.
Serangan panik, nafas habis.
'Selamat malam' cukup, paling tidak.
Cukup kamu singkirkan remah perasaan,
ditemani pagi menjemput perlahan.Karena hitam kelam mengikuti 'selamat malam' milikmu.
Tertahan di talang, air hujan.
Tersapu di halaman, helai daun.
Mencuri nafas,
menguras mata,
teriakan hening,
getaran tanpa maksud lancang.Tapi betapa lancang.
Jendela tertutup, gelap bersorak
Lantunan penyanyi kesukaan, bermabuk dalam rasa
Kamu memapar sakit mencekat, dia bilang "Tapi."
Kamu masih mengada ada tentang 'kita',
Dia tidak pulang pulang dari sibuknya, mata terpejam.Sesaat dengannya, kamu abadi.
Sepuluh menit terasa selamanya.
Lalu selesai.-Michelle Kintan
YOU ARE READING
(Un)said Words
ContoKetika lisan tak sanggup lagi berucap, sanggupkan syair tampak bermakna?