Saat bertemu Mika pas awal masuk kuliah dulu. Doi seneng ga ketulungan. Mika tak menyangka bakal bertemu lagi denganku dan aku pun demikian. Dia tak henti hentinya memelukku dan memastikan bahwa aku adalah teman kecilnya dulu atau tidak.
Semenjak itu dan sampe sekarang kita makin dekat. Sering dia tidur dikosanku dan ngehabisin waktu bareng sekedar main PES.
Banyak yang kita lakuin barengan apapun itu. Sampe barang barang kita kadang ketuker dan sengaja tukeran. Lah gitu deh, doi bukan orang asing lagi makanya seolah kita tak ada batas. Ya contohnya kaya kita lakuin sekarang ini.
"Oke Van, kita mulai sekarang." Ajaknya dan aku mengangguk.
"Latihan pertama, setiap kali kita ngobrol kaya gini. Elu kudu tatap mata gue langsung" katanya.
Kutatap kedua mata Mika.
"Ya gausah pake melotot segala! Mau ngajak berantem lu? Tatapan lu itu harus lembut, biasa aja tapi intens" arahnya.
Ku amati Mika lagi. Dia memang sosok yang tampan, wajah putih bersih. Alis tebal hitam dan hidung yang mancung.
"Nah gitu. Terus elu pegang pipi gue"
Langsung kepegang kedua pipinya.
Plok.
Nampak bibir Mika langsung mengerucut. Dia menghela nafas dan bola matanya berputar.
"Pantes ya elu di tinggalin. Ya jangan kasar gitu! Elu usap pelan pelan penuh kasih sayang. Fieewwhh" nada Mika sedikit lelah.
"Heheehe." cengirku.
"Sini gue contohin, elu diem pasrah aja"
Mika mulai mengusap rambutku hingga tangannya mulai turun kepipiku. Badannya sedikit mulai mendekat kearahku, dia masih terus menatap mataku. Aku hanya bisa diam mengikuti semua permainannya.
Ujung jemarinya masih mengusap pipiku perlahan, seolah membawa wajahku mendekat kearahnya. Aku bisa merasakan hangat hembusan nafasnya. Aroma dari tubuhnya yang khas bisa dengan jelas aku hirup.
Makin dekatlah wajah kita dan tersisa hanya beberapa centi. Hingga ujung hidung kita bersentuhan.
"Mudeng kan kalo gue contohin?" Ucapnya masih dengan wajah yang dekat.
Aroma mint nafasnya menerpa wajahku.
"Mudeng" aku mengangguk.
Badan kami kembali keposisi semula. Aku mengatur nafas agar tak grogi. Sejujurnya aku sedikit deg degan melakukan ini, karena aku jarang berdekatan sampai sedekat ini.
"Oke, gue mulai sekarang ya Mik"
"Yoih, gue siap kapan aja elu mulai"
"Rambut elu halus yah" kuelus poninya.
"Pipi lu juga" aku mulai meracau agar tetap relaks.Mika tersenyum tipis.
"Gue baru ngeh, ternyata elu itu ganteng yah kalo diliat dari deket" aku memulai aksiku.
"Thanks" dia merona.
"Mata elu juga bagus, apalagi alis lu. Sirik gue sama elu" pujiku sambil mengusap ujung alisnya.
Senyumnya makin lebar dan memperlihatkan barisan gigi nya yang putih. Kuterus menatap matanya, kudekatkan badanku hingga wajah kami hampir bersentuhan.
"Mik??"
"Hmmm?"
Dapat kulihat bola matanya yang cokelat gelap. Dan hembusan nafasnya yang menyapu wajahku. Makin kudekatkan wajahku, hingga mata Mika kelamaan terpejam karena tanganku memegang tengkuk kepalanya menuju kearahku.
Cup.
Kucium kening nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside
HumorSekilas kisah mungkin bisa saja terjadi diantara kita? Ini cerita frontal, kalimat yang tertulis tak banyak majas penghias. Silahkan nikmati atau tinggalkan.