Suasana menjadi tegang saat prilly mengubah mimik wajahnya menjadi dingin bak gunung es yg ada di benua antartika
" Yakin nggak lo " ucap Prilly
" Ya yakin , gw yakin kalau gw cinta sama salsa , gw yakin kalo salsa sahabat gw dari kecil " ucap Ali setengah yakin setengah enggak
Salsa yg berada disamping Ali hanya tersenyum sinis dengan menatap prilly yg berwajah datar tapi salsa tahu hati Prilly sakit
" itu pembalasan dari gw " batin Salsa
" Okeee kalau lo yakin sama ucapan lo , tapi asal lo tau di luar sana masih ada yg lebih baik darpada cewek munafik kayak dia " ucap prilly datar dan dingin
" JAGA OMONGAN LO YA , SALSA BUKAN CEWEK MUNAFIK , EMANG LO SIAPA BISA NGECAP SALSA CEWEK MUNAFIK " Bentak Ali tak terima dengan ucapan prilly
" Heh lo kalo sama cewek jangan kasar dong " teriak Lia
" Emang apa urusannya sama lo hah , urusan gw sama dia bukan sama lo " bentak Ali dengan menunjuk prilly
" Urusan prilly urusan gw juga " ucap kirun yg akhirnya buka suara
" Emang lo siapa hah " bentak Ali
" Gw kakak nya kenapa hah " ucap kirun yg sudah tersulut emosi
Plakkkk
Satu tamparan mendarat di pipi Ali hingga membuat pipinya biru legam
" Heh lo di ajarin sopan santun nggak sih sama orang tua lo hah " bentak
KAMU SEDANG MEMBACA
I Tired Waiting You
Random" penantian yang kulakukan ternyata hanya berbuah sia sia dan aku telah lelah bersabar " Prilly " kesedihanmu kesadihanku , kekecewaanmu kekecewaaan ku tapi jika kesedihanmu karna ku aku minta maaf " Ali