THREE

36 2 0
                                    

Latihan basket sudah berakhir,semua anggota tim segera mengganti baju mereka dan bersiap-siap untuk pulang

"Dav,balik yo,keburu malem ntar"  ucap Gerald,salah satu teman dekat Davin

Davin bukannya menengok kearah Gerald,dia malah menengok kearah kursi yang tadi Dheya dan sahabatnya tempati. Gadis itu sudah tidak ada ditempatnya,tetapi Davin tetap saja berjalan kearah kursi tersebut

"Woy Dav,mau ngapain?" tanya Gerald heran,Davin tidak menjawab dan tetap berjalan menuju ke tempat yang tadi Dheya duduki

Dirinya terdiam diri saat melihat sebuah ponsel yang tergeletak di kursi tersebut,dengan cepat dia mengambil ponsel tersebut dan tercengang saat terpampang foto dirinya yang sedang mengenakan sweater biru. Foto yang gadis itu jadikan sebagai foto lockscreennya

Davin tersenyum lagi. Cewek itu bener-bener terobsesi sama gue ya,pikir Davin

"Wey,hp siapa tuh?" Davin hampir saja menjatuhkan hp tersebut jika tidak ia genggam erat-erat

"Ngagetin mulu lo" jawab Davin sambil memasukan ponsel tersebut kedalam saku celananya

"Lagian gue tanya gadijawab mulu dari tadi,hp siapa sih tuh?" tanya Gerald lagi sambil mencoba mengambil handphone seseorang yang berada di saku Davin,namun Davin menghindar dengan cepat

"Gaada ko. Lo balik duluan aja,gue masih ada urusan" ujar Davin. Tentu saja urusannya adalah untuk mengembalikan hp itu kepada pemiliknya. Davin tidak yakin jika gadis itu masih berada di lingkungan sekolah,tapi dia tetap akan mencari gadis itu

"Serius? Yaudah gue balik ya" Gerald menepuk bahu Davin lalu berlalu pergi

---

"Pleasee temenin gue ke Starbucks,udah lama banget Liv kita gakesitu. Gue pengen hot chocolattenya,kangen" ujar Dheya dengan puppy eyesnya. Livia memutar matanya sebal

"Gue gabisa nemenin lo Dheya sayang,gue mau ngedate sama ka Eza. Makannya cari cowo dong lo" ejek Livia sambil tertawa kecil,yang diejek hanya mendengus

"Mentang-mentang besok libur ya,pasti mainnya sampe malem. Awas kebablasan" perkataan Dheya sontak disambut dengan jitakan kencang dari Livia

"Sakit bego!" keluh Dheya kesal

"Lagian lo ngomongnya begitu. Udah ah gue duluan ya,sampe ketemu hari Senin!" ucap Livia sambil berjalan menuju halte bus.

Dheya mendengus dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Starbucks seorang diri. Tidak memakan waktu lama untuk sampai di Starbucks karena tempat itu berada di seberang sekolah Dheya

Sesampainya disana,dia langsung memesan minuman favoritenya yaitu hot chocolatte. Setelah itu dia berjalan menuju kursi yang bersebelahan dengan jendela besar yang menunjukkan jalanan ibu kota. Dia memilih untuk merenung sambil menatapi keadaan ibu kota itu yang mendung dan juga jalanannya yang macet

Dia membayangkan jika saja ada Davin di depannya,mereka bisa mengobrol bersama dan minum coklat panas bersama. Sayangnya pikiran Dheya terlalu muluk. Dia tersenyum-senyum sendiri membayangkan jika benar Davin akan asa di hadapannya,mungkin dia akan pingsan

"Kosong?" suara seorang lelaki membuat Dheya mendongak. Dheya melebarkan matanya saat melihat sesosok laki-laki yang ada di depannya

"L-lo..." ucapan Dheya terputus saat dia sadar dengan seragam yang digunakan lelaki itu. Lelaki itu menggunakan seragam sekolah Kelota International School,sekolah yang bedekatan dengan sekolah Dheya yaitu Musjaya International School

"S-sejak kapan ka D-davin sekolah di KIS? Dan sejak kapan ka Davin ganti model rambut? Bukannya ka Davin lagi latihan basket tadi?" Latihan basketnya udah selesai sih" gumam Dheya pelan sambil menunduk,namun cukup jelas untuk didengar oleh lelaki didepannya ini

Lelaki itu tertawa melihat Dheya yang kebingungan "Lo pasti sekolah di MIS ya?"

"I-iya,b-bukannya lo juga?" tanya Dheya,rasa penasarannya sudah mencapai puncak tertinggi

"Gue Clevin,kembarannya Davin" lelaki yang bernama Clevin itu mengulurkan tangannya,mengajak Dheya bersalaman. Dheya masih diam mematung sambil melihat Clevin,lelaki itu mengkerutkan keningnya

"Hello?" Dheya langsung tersadar dari lamunannya,lalu dia membalas jabatan tangan Clevin

"D-dheya" jawab Dheya singkat sambil tersenyum gugup

"Gue boleh duduk disini?" tanya Clevin sambil menunjuk kursi yang ada didepan Dheya. Dengan cepat gadis itu menanggukan kepalanya

"Gaada orang kan yang duduk disini?" tanya Clevin saat dia menduduki kursi yang ada dihadapan Dheya tersebut

"Ng-ngga lah,unless they're invisible" iya invisible kaya gue kalo ada di hadapan ka Davin. Batin Dheya

Clevin tertawa kecil mendengar jawaban gadis polos itu,lalu dia mulai bertanya lagi

"Kok lo kaget banget pas liat gue? Lo ngira gue Davin ya?" tanya Clevin sambil terkekeh. Dheya merasakan pipinya memanas karena malu

"Soalnya gue kira doa gue terkabul,tadi gue ngedoa kalo ka D--"Dheya segera menutup mulutnya yang asal bunyi sendiri

Dia merutuki dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana dia bisa mencerocos sendiri seperti itu? Setan macam apa yang menyuruhnya begitu?

Clevin terdiam sejenak sambil menatapi Dheya yang menunduk sambil bermain dengan kuku-kukunya

"Lo suka sama Davin?"

•••

HOLLAA!! Belum sampe sehari udah ngepost part baru lagi haha,gapapa ya kebelet abisnya:')

Clevin picture on the side:3

Random CrushDonde viven las historias. Descúbrelo ahora