Dheya memasuki rumahnya dan mendapati kakak laki-lakinya sedang menonton TV. Dia pun langsung menghampiri kakaknya dan ikut duduk disebelahnya"Eh,orang tuh pulang sekolah biasanya langsung mandi baru nonton TV. Sana mandi dulu,lo bau banget Dhey" kata Raigar sambil mendorong-dorong tubuh Dheya
"Ih bawel lo kayak cewek,lagian badan gue masih wangi" jawab Dheya malas sambil merebut remote TV yang ada di tangan Raigar
"Pasti abis ngeliatin cowok lo main basket yah makannya pulangnya lama?" tanya Raigar curiga dan dengan nada sedikit bercanda
Dheya memang banyak cerita tentang Davin kepada kakaknya,dan sudah beberapa kali kakaknya itu mengingatkannya untuk tidak berharap lebih terhadap Davin. Dheya sadar,tapi dia tetap tidak bisa berpaling dari Davin
"Bukan cowok gue,calon sih"kata Dheya sambil tertawa,padahal dalam hati saja dia sudah yakin kalo Davin tidak mungkin jadi kekasihnya
"Pede banget lo njir" jawab Raigar dengan kekehan kecil "Lagian gaada usaha banget sih suka sama orang tapi cuma bisa ngeliatin tiap hari. Kasian yah lo jadi invisible gitu kalo dihadapan tuh orang"
Dheya terdiam sejenak lalu mulai berbicara "Lo gatau ka Davin tuh penggemarnya bertebaran dimana-mana tapi gaada satu pun yang dilirik sama dia"
Tanpa mau mendengar jawaban kakaknya itu,dia langsung bangkit dari duduknya "Udah ya gue mandi dulu,cape,bye"
Dheya pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Kamar bernuansa hitam dan putih. Tidak terlalu besar,tapi sangat nyaman
Selesai mandi,dia membuka akun Instagramnya dan tentu saja ngestalk Ignya Davin. Itu sudah menjadi rutinitasnya sehari/hari. Dia melihat-lihat semua foto Davin sambil tersenyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang kasmaran. Dheya mengcapture salah satu foto Davin dan menjadikannya sebagai lockscreen
Sebenarnya di foto itu Davin sedang bersama temannya,tapi tentu saja Dheya memotong bagian temannya itu dan hanya memamerkan wajah Davin disana
"Nah gini dong,nanti kalo pagi-pagi bangun cek hp kan enak pemandangannya" ujar Dheya sambil tersenyum
---
Dheya berlari bersama Livia menuju lapangan,dia tidak ingin telat menyaksikan Davin berlatih basket di lapangan. Sudah menjadi rutinitasnya untuk menonton Davin dan timnya berlatih basket setiap hari Kamis dan Jumat
"Aduh Dhey,pelan-pelan kek elah. Lagian latihannya masih 5 menit lagi tau" Livia mengatur nafasnya sambil tetap berlari kecil
"Gue kan pengen liat ka Davin pemanasan,pasti ganteng banget" kata Dheya dengan mata yang berbinar-binar
"Lo kaya baru pertama kali nontonin ka Davin main basket aja" keluh Livia
"Bawel"
"Kaya psikopat tau ga lo,semua aktivitas ka Davin lo tontonin. Kaya gaada kerjaan lain aja" cibir Livia "Jalan biasa aja elah,jangan lari. Udah gakuat gue"
Dengan begitu Dheya memberhentikan larinya dan mulai berjalan dengan normal "Kaya lo gapernah gitu aja ke ka Eza"
Livia menyengir,Eza itu bisa dibilang salah satu orang yang Livia taksir. Mereka memang dekat,bentar lagi juga mungkin jadian. Berbeda dengan Dheya yang tidak dekat-dekat dengan Davin dari dulu. Livia juga tidak separah Dheya yang setiap hari menjadi stalker Davin
"Gue kan gaseparah lo nyet,lagian gue udah deket kok sama ka Eza. Nah lo kapan tuh deket sama si ka Davin?" Dheya tidak marah saat Livia berbicara seperti itu,karena dia sadar dia hanya penggemar diam-diam Davin,tidak lebih
"Bawel ah! Ayo cepet,bentar lagi nyampe lapangan!" Dheya membuang jauh-jauh pikiran negatifnya itu dan menarik tangan Livia menuju lapangan. Sahabatnya itu hanya bisa menghela napas pasrah saat tangannya ditarik dengan kencang
Sesampainya mereka di lapangan,mereka duduk di tempat Dheya biasa duduk. Dheya menyipitkan matanya untuk mencari Davin,dan tiba-tiba matanya bertemu dengan mata Davin. Mata itu menatap Dheya dengan pandangan dingin,tetapi Dheya tetap saja terpukau
Rasanya seperti ada seseorang yang sedang bermain drum di jantungnya. Dia masih menatap mata coklat milik Davin,namun akhirnya Davin mengarahkan pandangannya kearah lain
"Livia! Lo liat kan tadi? Ka Davin natep mata gue!" Livia yang tengah tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan hpnya itu sontak kaget karena tiba-tiba Dheya mengguncangkan bahunya keras
"Astaga Dheya,kenapa sih lo? Stress?" Ujar Livia sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Ih lo mah! Tadi tuh ka Davin natep mata gue tau! For the first time in forever" Jelas Dheya,mukanya terlihat sangat bahagia
"Good for you babe" kata Livia sambil mengedipkan sebelah matanya lalu kembali fokus kepada hpnya. Dheya hanya bisa memutar kedua bola matanya lalu kembali menonton Davin bermain basket
Di lain sisi,seorang Davin Millicent Wijaya merasa ada sesuatu yang aneh. Dia selalu melihat gadis itu di tempat yang sama setiap dia sedang berlatih basket. Davin tidak merasa risih atas kehadiran gadis itu,dia justru sesekali tersenyum tipis saat melihat gadis itu bersorak pelan ketika Davin berhasil memasukan bola kedalam ring
Davin tidak tau akan perasaannya sendiri. Dia tidak jatuh cinta kepada gadis tersebut,tidak mungkin. Dia hanya menyukai senyum manis milik gadis itu,pasti. Dia hanya suka bagaimana gadis itu diam-diam menggemarinya tanpa bersikap heboh seperti gadis lainnya.
Davin menggeleng-gelengkan kepalanya membuang jauh pikirannya tentang gadis itu,dia kembali fokus terhadap permainan basketnya sekarang
•••
Hey maaf garing banget,maklum pemula:') tapi jangan lupa vote+comment nya ya<3
Davin pic on the side
ESTÁS LEYENDO
Random Crush
Teen FictionBimbang adalah salah satu kata yang bisa mendeskripsikan Dheya saat ini. Dia bimbang untuk memilih diantara kedua saudara kembar yang sama-sama memperebutkannya. "Ini bukan masalah tampang,orang tampang mereka aja sama persis. Masalahnya hati gue ya...