AUTHOR POV
"Hei itu kan..."
"Itu kan siapa?"
"Berhenti dulu oppa.."
"Itu siapa?" tanya jisoo lagi pada minha.. itu..
"Hentikan dulu mobilnya.." gantung minha pada kalimatnya, mencoba melihat wajah namja berseragam sama denganya dari kaca spion.
"Wonwoo!! Ternyata benar dia!. Yang ku ceritakan tadi, si pecinta novel itu.. wonwoo" sambung minha yang menyadari kalau namja itu benar benar wonwoo.
"Suruh dia masuk, jangan hujan hujanan seperti itu" perintah jisoo pada adik perempuanya, dan di jawab anggukan oleh minha. Langsung kaca mobil di buka minha saat wonwoo tepat berada di samping mobil.
"Wonwoo!" panggil minha. Wonwoo yang mendengar namanya di panggilpun langsung menengok ke sumber suara, dan menemukan minha di balik pintu mobil.
"Nuguya??? Ahh minha, waeyo??" tanya wonwoo pada minha yang memanggilnya tiba tiba.
"Masuk lah!!"
"Ehhh????"
"Cepat lah!!" teriak minha agar wonwoo menurut.
Wonwoo pun langsung memasuki mobil jisoo dengan keadaan kuyup. Dan jisoo yang melihat itu hanya dapat tersenyum sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
.
.
Wonwoo di antar sampai rumahnya, iapun mengucapkan terima kasih pada jisoo dan minha. Hari belum terlalu malam bagi wonwoo untuk mengerjakan tugas. Tugas yang menumpuk, dan waktu pengumpulan sudah deadline, mau tak mau wonwoo harus begadang malam ini."Hyung"
"Hm?" gumam wonwoo menjawab panggilan mingyu sambil terus mengetik.
"Makan dulu sana, kau belum makan sejak tadi" kata mingyu menyuruh wonwoo makan. Dari ia sampai rumah, ia hanya mandi dan mengganti pakaianya, setelah itu ia langsung berkutat pada laptopnya.
"Nanti saja.. tugas tugas ini sudah deadline" bantah wonwoo. Apapun akan di lakukan jika sudah di hadapkan pada tugas tugas yang sudah tanggal tua. Termasuk merelakan jatah makan malamnya.
"Salah mu, sudah makan dulu.. nanti kau sakit"
"Aku tida-" ucapan wonwoo terpotong akibat perut wonwoo yang berbunyi keras, bahkan mingyu yang di pintupun bisa mendengarnya(.gggg)
Mingyu menyadari hyungnya itu lapar karna setiap dia lapar, pasti tangan kananya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan tangan kirinya memegang perutnya.
"Belajarlah jadi anak penurut hyung" ledek mingyu yang langsung berlari entah kemana. Dari pada mencari mingyu yang kabur darinya, lebih baik ia ke dapur untuk makan sekarang.
.
.
.
"Oppaa!!!! Oppa!! Oppa!! Oppa!! Oppaa!!!" teriak minha dari ruang tengah memanggil oppanya."Haisshhh kau berisik! Apa???" runtuk jisoo pada minha yang bisa bisa membuatnya mengalami masalah pendengaran.
"Belajarlah jadi yeoja yang anggun" lanjut jisoo. Dan minha yang mendengarnya hanya memanyunkan bibirnya.
"Ajari aku ini, kau tau? Ini saaaaangaaattt susah, Bagai mana kau mencari yang b jika a saja tidak di ketahui??" tanya minha to the point pada jisoo
"Apa kau mencatat yang di terangkan guru mu?" buknya menjawab, jisoo malah balik bertanya.
"Tentu.." gantung minha. Jisoo langsung menyodorkan tanganya pada minha, bermaksud meminta buku catatan adiknya.
"Mana?? Biar ku lihat dulu" tagih jisoo yang sedari tadi sudah menyodorkan tangan dan malas menunggu adiknya memberi buku catatanya.