#3 Bad boy

106 23 0
                                    

*Author POV

Pagi-pagi sekali Intan sudah sampai di sekolah. Suasana di sekolah pagi ini masih sangat sepi, hanya ada pak satpam dan beberapa guru dan murid yang berada di sekolah.

Intan sengaja datang pagi karena hari selasa adalah jadwal piket Intan. Intan memulai menyapu kelas dari bagian belakang sampai ke bagian depan. Teman-temannya yang baru datang yang juga mempunyai jadwal piket hari Selasa ikut membantu Intan.

Tiba-tiba, cowo yang di cap sebagai pengacau di sekolah oleh murid kelas 10 datang. Dia datang ke kelas dengan gayanya yang seperti sang penguasa.

Dia menyenggol meja dan kursi kesana kemari yang padahal meja dan kursi itu baru selesai dirapihkan.

Azka Reynand, Cowo kelas 10 yang tengil, bandel, songong dan pemarah. Sifatnya sangat berlawanan dengan namanya yang berarti bersih, suci dan bijaksana. Dia menjadi terkenal karena sifatnya itu.

Semua teman-teman yang piket marah termasuk Intan.

"Azkaaaaa. Lu tau gak sihh kita tuh baru selsai beresin meja sama kursinya. Kenapa lo berantakin?" Denisa memasang wajah marah kepada Azka.

"Kenapa emangnya? Ada masalah? Suka-suka gua lah." Jawab Azka yang tidak peduli dengan Denisa sambil duduk di atas meja.

"Ehh kok lu songong sih. Jalan biasa bisakan? Gak usah pake senggol2 meja sama kursi segala. Punya otak kan lo?? Di pake dong otaknya." Vita memarahi Azka dan menggebrak meja karena sudah tidak bisa menahan amarah lagi.

"Udah selsai bacotnya? Bagus deh kalo dah selsai. Lu tuh kebanyakan Bacot ya. Siapa gua lu ngatur-ngatur hidup gua." Jawab Azka dengan muka tengilnya.

"Duhh, cape gue ngomong sama lu. Gue tuh berasa ngomong sama tembok tau gak . Lu tuh sama aja kaya tembok sama-sama keras." Vita menghela nafas untuk meredam amarahnya.

"Okee." Jawab Azka singkat.

"Hhuuu dasar tembok."

"Dasar cowok yang gak punya otak."

"Kebanyakan gaya." Cela teman-teman lainnya.

Intan sengaja dari tadi diam saja. Intan hanya menatap Azka dengan perasaan sebal dan marah. Intan juga berusaha untuk bersabar. Intan tidak mau membuang tenaga hanya untuk marah kepada orang yang keras kepala. Memarahi Azka adalah hal yang sangat sia-sia dilakukan karena Azka pasti tidak akan memperdulikannya. Setelah menatap Azka dengan perasaan kesal, Intan membantu teman-temannya membereskan kembali meja dan kursi.

"Huhh. Dasar cowo gak tau diri. Dasar cowo rese bisanya cuman mengacau. Heran gue ada ya orang kaya gitu. Iihh ogah deh gue punya temen kaya gitu." Gumam Intan dalam hati sambil merapikan kembali meja dan kursi.

"Ehh! Hari ini ada pr gak?" Tanya Azka kepada Dion cowo kutu buku di kelas Intan.

"Ada." Jawab Dion singkat sambil membaca buku.

"Yo dah nih, kerjain pr gua." Azka melempar buku ke meja Dion.

"Kerjain aja sendiri." Cetus Dion.

"Lu berani sama gua? Kalo lu berani ngelawan, gua sama temen-temen gua bakal ngehajar lu sampai lu mampus. Kalo lu mau hidup lu aman kerjain nih pr gua." Azka mengancam Dion.

Dion mengambil buku Azka dan mulai mengerjakan pr nya Azka. Semua yang melihat kejadian itu mulai geram dengan kelakuannya, tapi mereka juga tidak berani untuk menolong Dion karena mereka tidak mau hidup tidak aman karena Azka.

Intan yang juga melihat hanya menggeleng kepala dan berjalan keluar kelas karena pusing dengan keadaan yang terjadi di kelas. Intan tidak mau mendengar ocehan-ocehan yang dilontarkan oleh Azka. Intan berada di koridor kelas dan menatap ke arah bawah yang memang kelas Intan berada di atas.

Hope, Dream and FactTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang