"Huuft.. kenapa pulang cepet sih.. aku kan jadi ga di jemput". Keluhku karena sekolah pulang lebih awal.
"Duuh.. gimana ya, aku nebeng ke Maryam juga Fie, kamu naik angkot aja gimana??". Kata Ana.
"Ntah lah..". Jawabku.
Aku menunggu angkot di halte sekolah, sekitar 30 menit kemudian angkot jurusan A itu pun datang.
Angkot itu berhenti di depan halte, tapi isinya penuh!! Aku mau duduk dimana? Berdiri? Tapi itu kan angkot??!!
Akhirnya aku membatalkan niatku menaiki angkot itu. Dengan perasaan kesal dan kecewa aku kembali duduk di halte.Breemmmm....... suara motor itu mendekat ke arah ku.
"Hai nek....". Katanya sambil membuka helm nya.
"ka..kakek??". Jawabku tak percaya.
"Iya, nunggu angkot apa jemputan nek?".
"Ga tau.. jemputan ga ada, angkot pun cuma bikin PHP". Jawabku.
"Hhe nenek ini.. mau gak kalo kakek anterin aja???". Tanya Zayn.
Aku terdiam berkecamuk dengan semua pikiran di otakku.
Aku sebenarnya mau saja, tapi aku malu pada Zayn. Malu jika ada teman atau tetangga melihat ku."Tidak kek.. makasih". Jawabku dengan suara lembut.
Zayn tersenyum kecil seperti mengerti apa yg aku pikirkan.
"Kalau begitu aku akan nemenin nenek disini sampe angkot nya datang". Kata Zayn sambil mematikan motornya.
"Kakek.. ga usah, aku bakal baik-baik aja disini". Jawabku
Zayn tak menghiraukan perkataanku.
Angkot yang lalu lalang bukan jurusan ku. Bagaimana ini.. Zayn tetap duduk di motornya, panas-panasan karena tidak ada alas yg melindunginya. Oh Tuhaan.."Kakek..?".
"Ya Nek.. gimana mau kan aku antar pulang?". Pintanya lagi.
"Iya sudah.. aku mau". Jawabku pelan.
Senyum indah itu terukir di wajah teduhnya itu.
Selama di jalan, aku tak berani berpegangan pada pinggang ataupun pundaknya. Aku menjaga jarakku dengannya. Entahlaah.. aku merasa sungkan pada laki-laki ini.