"PRAKK!!" teriak papan ring basket. Sore ini memang jadwal gue exkul basket disekolah. Ada yang berbeda dari latihan sebelum-sebelumnya, karena pertandingan udah hitungan jari jadi hari ini dan seterusnya latihan bakal digabung sama anak-anak cowo. Risih dan akan sedikit akward pastinya.
"Chintaaa!!" panggil Dewa teriak
"Ape lu?" baru aja masuk lapangan udah ada yang berisik zz
"Ada yang mau kenalan sama lo! Dia suka sama lo nihhh!" jawab Dewa sambil cengengesan
"Siapa?" jawab gue cuek
"Noh si Ranggaaa!" ditunjuknya dia yang berkulit sawo matang bersih, manis, agak pendek, dan sedikit gendut.
"Engg-engga, bohong! Asal aja lo, sialan!" samar-samar terdengar dari ujung sana.
"Ohh Rangga, yaelah alay emang dewa, tapi gapapa deh itung-itung nambah temen" pikir gue sepintas.
***
2 semesterpun usai. Siang ini gue ikut mama ngambil rapot disekolah. Sampai disekolah gue ga ikut masuk kekelas sama mama. Yahhh, biasalah, takut dapat ceramah siang bolong. "Jrengg jreng jrenggg" suara gitar menarik perhatian gue buat gabung sama temen-temen. "Ha? Diakan.. bisa main gitar toh" kaki gue melangkah semakin dekat, mata gue gabisa lepas dari mukanya. Kita eye contact! Ada yang aneh, ada sesuatu yang asing yang gue rasain, detak jantung gue mulai ga beres, oke Sin lebay. "Mainin lagu lain dong Ngga!" teriak Ella membuat tatapan itu menghilang. "Lagu apa La?" jawab Rangga mesra. Sepertinya mereka emang udah dekat. Gimana engga, daritadi mereka duduk sampingan.
"Mba Chintaa!!" panggil mama tersayang dari depan kelas
"Iyaa maaahhh" jawab gue sambil melangkahkan kaki
5 menit kurang mama berbicara. Leganya gue masih masuk 10 besar. Setelah itu mamapun segera pulang, tapi engga dengan gue, gue masih harus berlatih teater. Sambil menunggu yang lain gue balik join sama temen-temen. Kini ganti Bimo unjuk kebolehan. Ya gue akuin dia emang lihai. Tapi rasanya ada yang beda ketika Rangga yang menarikan jarinya diatas senar-senar itu, seperti ada sebuah magnet yang menarik perhatian gue.
"Prok, prok, prok" suara tepukan tangan, sontak gue menolehkan kepala kesamping. Ternyata Rangga udah duduk aja disamping gue, lalu dia membalikan pandangannya. Ahfff! Mampus gue tar dia ke-gr-an kan bahaya, detak jantung gue mulai meningkat.
"Chinta yah?" tanyanya lembut tersenyum menatap teman-teman yang lain.
"Iyaa. Lo Ranggakan?" balas gue berusaha cuek.
Belom sempat menjawab dia udah sibuk bercanda sama yang lain. Yasudahlah yahhhh, nope kok. 1 jam lebih kami bercanda, tertawa, dan bernyanyi. Ternyata Rangga itu pribadi yang friendly. Semua gurauannya selalu berhasil bikin gue ketawa. Sungguh beruntung siang-siang berasa nonton stand up comedy.
"Ngga, ayok pulanggg" sela Ella
"Yaudah ayukkk" kata Rangga terlihat senang
Yah kok pulang sih, baru juga ketemu, batin gue sambil ngedengus.
Ngga lama karena udah sepi, gue lanjut latihan teater. Teater Langit Biru season 2 buat ngerayain perpisahan kelas 12 nanti.
-----------------------------------------------------------
Gajelas ya? Wkwk maaf keunnn, it's my 1st timee!!
Please keep enjoying this story yang masih ga jelas ini.
Hope you like it dear!💓
KAMU SEDANG MEMBACA
It's too latee
Teen FictionKalo semuanya udah telat lo bisa apa? Penyesalan? "Hanya orang bodoh yang menyesal" Termasuk gue.