Chapter 3

31 1 0
                                    

"SESPIEDE AJEEEEEEE!!!! Ayo Nggaaaa, semangaaatttt!!" sorak anak-anak dari pinggir lapangan

"Mantaaappp, nice Ngga!!" sorak gue pas Rangga medium shoot

Point cuma beda 1 bola aja. Pertandingan yang cukup sengit antara kelas gue dengan kelas 12 IPS 1. Kelas Pak Ben, tentu saja mereka mempunyai strategi yang cukup baik buat menghadapi kelas gue, terutama Rangga. Skor kami terus kejar-kejaran. Rangga bermain 4 babak penuh tanpa mau diganti. Dia emang paling ambisius soal basket. Sebenarnya gue sedikit khawatir, tapi apa gunanya juga.

"Ayo Nggaaa!! Pasti bisaaaa!!" kata anak-anak untuk kesekian kalinya. Ini adalah babak terakhir, point selisih 2 bola.Tapi Rangga udah terlihat sangat sangat ... mau mati. Gue takut dia kenapa-napa ditambah anak-anak 12 yang bermain kasar. "Wooooooo!!!!!" sorak anak 12. mereka mencetak point lagi. Rasanya udah pasrah, sepertinya perjalanan akan terputus sampai disini.

"Priiiitttt!! Prittt!! Priiiiiittt!!" benar aja dugaan gue, suara peluit panjang menandakan pertandingan selesaipun bunyi. Rasa-rasanya sedih karena gagal lanjut ke babak selanjutnya, tapi gue terharu dengan perjuangan kelas. "Udahh udahh gapapaa, nih minumm" kata gua sambil ngehibur Vincent, Willy, Okky dan yang lainnya. Kok kayanya gue ga ngeliat Rangga ya.

"Eh Rangga kemana Wil? Kok ngga ada sih?"

"Iya dia nangis tuh dikamar mandi gamau keluar" jawab Willy sambil ngelap muka

"Hah?! Serius?" kata gue dengan muka shock

" Iyalah, bujukin gehh biar mau keluaarrr"

"Yaudah gua ajak Ella dulu, gaenak" kata gue lagi, tanpa basa basi sambil berlari kearah Ella

"La, Rangga nangis dikamar mandi, samperin yuk!" Tanya gue sambil ngos-ngosan

"Ha? Iyatah? Yaudah yuk!" Jawab Ella dengan ekspresi seperti tidak terlihat kaget

Lalu tanpa pikir panjang gue sama Ella langsung ke kamar mandi, dan ternyata benar, Rangga lagi duduk sambil nangis meluk tasnya. Agak kaget sih, ternyata Rangga itu cengeng, namun disatu sisi gue bangga, dia rela mati-matian berjuang untuk kelas walaupun sebenarnya ini cuma pertandingan classmeeting.

"Ranggaa, udahh jangan nangis lagii" kata Ella berusaha menghibur

"Ngga udah sih, masih ada kelas 12 nantiii" kata gue ikut berusaha menenangkan Rangga

"Udahh ayokk, liat tuh tasnya sampe basaaahh" kata Ella sambil menarik tas Rangga

Gue cuma bisa diem, gue bingung harus ngapain biar Rangga berenti, gue takut ngeganggu, jadi kayanya lebih bagus nunggu diluar.

" Eh Chin? Mau kemana? Temenin gua sihh" pinta Ella sedikit memelas.

"Ha? Yy-yaudah" kata gue ragu-ragu.

Bukan ragu karena takut, tapi gue ragu bisa nahan perasaan gue. Ngeliat Ella begitu dapat berarti buat Rangga. Dan usaha gue untuk menghibur Rangga juga sangat-sangat ngga berarti, bukannya tenang tapi terlihat marah. Ella juga ga berhasil bujuk Rangga, sampai akhirnya Bu Nunuk, guru IPS kami masuk ke kamar mandi menghampiri Rangga, membujuknya agar segera pulang. Usaha Bu Nunuk ga sia-sia, Rangga terbujuk untuk keluar kamar mandi.

Gue, Ella, Ranggapun berjalan keluar sekolah, tapi ternyata Rangga masih mogok, dia malah duduk ditempat tunggu sambil main hp. "Ngga apaan sih, aleman amat, pulanglah ayookk, kasian cewe lo tuh!" kata gue sedikit memerintah. Bukannya terbujuk dia malah marah nyuruh gue pulang duluan, alias gue diusir. Rasanya pengen gue lempar golok, sakit hati, lemes, bingung harus buat apa, berasa kaya laler. Setelah itu tidak ada yang berkata apapun diantara kami bertiga sampai akhirnya Rangga berkata "La, yaudah, ayok pulang". Yap, "La" hanya Ella yang diajaknya, cukup sangat terasa diabaikan. Gue tanpa basa basi langsung berjalan keluar menuju pinggir jalan, kesel banget gue udah ga bawa mobil gaada tebengan, Rangga kaya cewe pms pula, pengen meledak gue.

"Chin! Tunggu, jalannya bareng gua" kata Ella sambil berjalan ngikutin gue dibelakang. Ternyata Ella berbaik hati nemenin gue jalan kaki, dan Rangga bawa motornya pelan-pelan. Sesampainya didepan, kayanya nasib gue emang lagi buruk, angkotnya gak dateng-dateng, Rangga juga mulai ga sabar nunggu. "Duhhh!! Lama banget sihhhh" omel Rangga untuk kesekian kalinya."Yaudah sih! Pulang aja duluan sana!" bentak gue udah risih banget sama omelannya. "Tin tin!" bunyi klakson mobil. Yes! batinku, lega banget dah ni angkotnya dateng disaat yang tepat, tanpa pikir panjang gue langsung naik ke angkot dan berpamitan dengan Ella. Hih, ditungguin malah diusir, dihibur malah diabaikan, sakit yah. Lagian gue bloon banget sih, orang ada pacarnya masih ditungguin, bego dasar Sin.

***

Senin ini classmeet udah selesai, malesss bangetttt, males banget kesekolah, padahal hari ini bagiin hadiah, rasanya garing, ga pengen ketemu siapa-siapa. Tapi daripada diomelin dirumah gara-gara ga sekolah malah ga tenang juga dirumah, jadi gue mutusin buat sekolah, dengan sangat terpaksa haha.

"Chin, maaf yah" ucap Rangga mengejutkanku.

"Iyahh gapapa, usir aja ha ha ha" ternyata ni anak sadar juga

"Ihsss, seriuss, maaafff" kata Rangga terlihat serius

"Iya-iya gapapaaaa" jawab gue sambil memutar bola mata

Setelah sekitar 1 minggu kamipun kembali akur seperti biasanya. Jam pelajaran terakhir hari ini adalah Lab. Bahasa. Gue, Rangga, sama Putri duduk ditempat biasa.

"Ngga, miss minta tolong bacain soalnya ya" kata Miss Reni meminta bantuan Rangga

"Oke, siap Miss" kata Rangga, segera kedepan menghampiri miss.

"Chin mau tau ngga?" kata Putri tiba-tiba

"Apaan noh?" jawab gue setengah dengerin

"Tapi jangan bilang siapa-siapa ya?"

"Alay kan alay janji-janji, buru dah"

"Rangga suka sama lo"

"Hah?!" Ga mungkin, gue langsung speechless. Gue ngga tau harus senang atau apa. Sebenarnya gue seneng, tapi gimana sama Ella? Gue bukan perusak hubungan orang! Ella itu teman gue ngga mungkin gue ngebiarin perasaan ini terus berlanjut. Mulai detik itu gue mutusin untuk ngejauh dari Rangga.

"Woi! Malah bengong lu, gue serius, kemaren waktu lo kekantin dia cerita" kata Putri seakan udah tau yang bakal gue tanyain.

"Kan dia udah sama Ella? Gabisa gitulah" jawab gue dengan mata yang udah kerasa panas

"Iya tapi dia mau megatin terus ngej-"

"Gak, gabisa,kita bertigakan sahabatan, lagian gue sama Kevan, lo tau itu Put. " kata gue motong apa yang mau dia omongin

*KRINNGGG!! KRINGGG!!!! KGRIINNGGGG!!!*

Ah pas, gue langsung cabut, ga kuat panas banget nih mata bisa berantakan kalo keliatan yang lain. Duh rame banget lagi ni parkiran, gue pun tarik nafas dalem-dalem dan cepet-cepet masuk ke mobil.




-----------------------------------------------------------
Yara yara makin gajelas ya?:( maaf ini mah, saya juga sebel bacanya

Mungkin dichapter2 selanjutnya bakal ada yang diubah gayanya, biar ga ngeboseni.. i'll keep trying to make you more enjoy this story, so keep reading guys!! Terimakasihhh:D

It's too lateeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang