Bedebah kecil mengais tanah
Seribu luka ia kubur
Menjadi keras tak terbantahkan
Air jadi kayu
Udara terasa debuTak kenal nama
Tak kenal rupa
Darah adalah satu-satunya ikatan yang terkenang
Namun, siapa yang bisa beri jawaban?Bedebah kecil menarik asap
Meludah makian
Menghujat pencipta
Ia terhempas dalam lubang dosa
Menyalahkan takdir pembawa lukaKetidakadilan tak jadi soal
Melecut mengenai kulit
Mencambuk harga diriBedebah kecil akhirnya terperosok
Dalam gelap ia merintih
Menanti mati, menanti maaf terhapuskan
Terus meronta mencerca kegelapan
Matanya telah buta oleh benci
Hatinya membatu oleh takdir
Adilkah?
Terbuang bagai kotoran
Terlupakan oleh waktuBedebah kecil akan selalu sama
Meski waktu merubah rupa
Meski kerja menguatkan badan
Jiwa tak tergoyahkan
Api tetap berkobar
Membakar rasa
Melahap kasihBedebah kecil yang malang
Mati dalam keterpurukan
Lalu terlupa oleh zaman
KAMU SEDANG MEMBACA
Colouring Sky
PoetryBiru tak selalu menghuni Adakalanya putih menggantung Lalu sesekali abu-abu Menjadi kelabu hati yang rapuh Merah kejinggaan adalah keceriaan lain Mengobati sekaligus menghangatkan Dan ketika gelap menghempas hitam kelam Tak ada yang tersisa