Chapter 12

178 8 0
                                    

Flather pov.

Aku tau pasti bahwa zayn pasti akan membantuku..
Saat ini..
Zayn masih dirumah sakit..

Apa yg terjadi padanya??
Yap..
Dia tak sadarkan diri sejak saat terakhir kali memelukku..
Dan saat itu dia langsung tertidur...
Dan sampai saat ini belum sadarkan diri...

Aku dan The Boys yg menunggunya disini..
Diruangan yang berbau obat..

Sewaktu itu aku juga sempat dirawat..
Karna hanya ada luka dikaki ku..
Dan sekarang..
Sudah mulai cukup sembuh..

Sudah 11 hari zayn tidak sadarkan diri...

Dokter mengatakan bahwa zayn terkena benturan yg sangat keras..
Dan juga kepalanya bocor..
Darah mengalir terus dari kepala zayn...
Setiap jam suster mengganti perban yg ada dikepala zayn..

Semakin hari tubuh zayn semakin susut(kurus) dan pucat.
Bibirnya tak merah lagi..
Melainkan berubah menjadi putih pucat..
Tapi, senyum dibibirnya tetap menghiasi wajahnya...

Aku tetap menunggu disamping ranjang zayn..
Menggenggam tangannya..
Berharap bahwa yg ada di secret secret/ sinetron sinetron terjadi padaku..
Nyatanya..
Zayn masih tidak sadarkan diri..

Tangannya bergerak..
"Dok dok...."
Kupanggil dokter agar cepat mengamati zayn.

Dan tambah lama..
Detak jantungnyaa bertambah kencang....
Sampai The boys pun terkejut..

Sungguh bertambah cepat detak jantungnya..

Matanya perlahan lahan terbuka.
Dan tiba tiba detak jantungnya turun drastis..

"Ngk ngk zayn... just wake up for me zayn.. just for me..."

Perlahan lahan pula matanya tertutup kembali...
Detak jantungnyaaa sudah tak terdeteksi oleh monitor lagi..

Dokter memggelengkan kepalanya...

"Apa artinya dok??"
Tanyaku setengah berteriak..

Tak ada jawaban..

"Just said something...
What happened??"



"He is go..."

"Kau bahkan belum memeriksanya dok... ayolah dok jangan konyol..."
Aku teriak histeris seperti orang kesurupan..

"Ngk zayn... ngk...
Bangun zayn bangun...
Just for me zayn...
You my chilhood friend, right??
Wake up zayn...
I love you zayn...
Don't die zayn..
Just open your eyes zayn.."
Kugenggam tangan zayn lagi..
Masih dingin..
aku menangis tersedu sedu..
Aku tau aku berlebihan..
Ntahlah..
Aku merasakan bahwa aku memang mencintainya..

Alat alat yg ada ditubuh zayn semuanya dilepaskan oleh perawat..
Alat yg menyambungkan pada layar monitor pendeteksi detak jantung pun sudah dilepas..

Aku tidak percaya bahwa dia sudah tiada...

Niall mengeluarkan air mata..
Begitu pula dengan yg lainnya..

Dia sudah berjuang banyak hanya untuk menyelamatkan ku.

Dalam keadaan menundukkan kepala yg menyender pada ranjang yg ditiduri zayn..
Dan aku masih menggenggam tangan zayn..

Perlahan tangannya bergerak...

Ngk ngk..
ngk mungkin...





"Grey...."

Oh my god...
He is wake up...

Oh god...
Thank you so much...
I love i love you...

"Zaynie..."
Aku memeluk erat pelukannya..
Dia pun duduk dan membalas pelukanku...

"I know you are my Chilhood Friend, grey.."

"Mee too, zain.."

Dan aku menangis bahagia..
Lalu, melepas pelukan ku bersama zayn..
Dan the boys satu persatu memeluk zayn...

Dan dari saat itu...
aku tak akan menyia nyiakan waktu ku bersama zayn...
Kami sering meluangkan waktu untuk bersama...
Aku mencintai zayn...
Dan zayn mencintaiku...

Sampai saatnya zayn mengucapkan kata kata dari mulut kecilnya...

Bahwa dia melamarku untuk menjadi pendamping hidupnya..





The end...



***

Chilhood friend (z.m)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang