Chapter 37 : How We Met

3.3K 232 22
                                    

"Ada apa ke sini ?"

Jasminee hanya bisa mendengus melihat tunangannya begitu terlihat serius. Wanita muda itu duduk membelakangi jendela besar yang ada di hadapan Archi. Keranjang buah dan sebuket bunga lili putih yang Jasminee bawa disingkir langsung oleh Archi.

"Setelah 1 tahun tidak bertemu, kau masih tidak berubah." Jasminee menundukkan kepala sedikit sambil tersenyum pahit.

Archi mengerutkan alisnya sedikit, lalu menghela napas.

"Cantik."

Jasminee langsung mengangkat kepalanya.

"Bunga ini cantik.. dan harum," Archi menghirup aroma bunga lili dalam-dalam. Jasminee bahkan tidak tahu apakah ia senang karena bunga lilinya diterima atau sedih karena bukan dirinya yang dimaksud 'cantik'.

"Sepertimu." Archi meletakkan buket lili itu ke tempat asalnya. Jasminee tersenyum kecil. Cara Archi memuji orang yang ia sukai sangatlah unik. Dan Jasminee suka itu.

"Bagaimana kabarmu ?" Jasminee membuka pembicaraan baru.

Archi diam sejenak, "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."

Jasminee mendengus, "Bukan, maksudku, apakah ada suatu masalah ?"

"Mengapa kau bertanya seperti itu ?"

"Wajahmu yang mengatakan seperti itu."

Archi terdiam sejenak. Jasminee meraih tangan Archi dan menggenggamnya erat.

"Aku menyayangimu." Jasminee memberikan senyuman terbaiknya. Archi menatap Jasminee. Ada sedikit kesedihan di dalam matanya.

"Lalu, bagaimana kabar adik kecilmu ?" tanya Jasminee.

"Dia.. baik-baik saja." jawab Archi ragu.

"Apakah itu kebohongan lainnya ?"

Archi diam. Wanita muda di depannya itu tahu segalanya tentang dia. Archi tidak dapat berbohong, karena wanita itu pasti akan membuka kebenaran. Dan ia sangat ahli dalam hal itu, sama seperti ia membuka hati Archi.

"Bukankah sudah waktunya bagi Eclair mengetahui segalanya ?"

Archi berdiri dari kursinya, lalu mengembalikan buku bacaannya.

"Dia sudah cukup tahu. Tidak ada yang perlu diberitahukan lagi." Archi melirik Jasminee.

Jasminee berdiri dan berjalan mendekat ke Archi, "Kau yakin ?"

Archi mengalihkan lirikkannya. Ia menggigit bibirnya, "Aku...tidak tahu.."

Sekali lagi, Jasminee meraih tangan Archi dan menggenggamnya erat. Dan seakan-akan genggaman wanita itu membuat Archi sadar akan segala hal yang ia perbuat. Perlahan, Archi meraih pundak dan pinggul Jasminee, lalu menariknya lebih dekat dengan badannya.

"Kau harus lebih jujur dengan perasaanmu, Archi. Seperti saat kau dengan Sir Ozey."

Archi mengubur wajahnya di dalam rambut halus Jasminee.

------

Dining Room

Pagi itu, Archi dan Jasminee menyantap sarapan mereka di ruang makan Vamprin Gakuen. Sosok kedua pasangan itu menarik perhatian setiap murid. Sifat Archi yang serius dan Jasminee yang lembut, membuat setiap orang mengira-ngira bagaimana mereka bisa tunangan.

"Bahkan orang seperti diapun bisa menyayangi orang lain dengan sepenuh hatinya.." gumam Eclair yang juga memperhatikan Archi dan Jasminee. Leon hanya menyantap mashed potatonya dengan perlahan.

Vampire ButlerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang