"Clarissa udah siap belum?" tanya Kak Bryon dari luar sambil mengetuk pintu gue. Gue langsung mengambil tas ransel gue dan keluar sambil memainkan iphone gue.
Gue membuka pintu dan keluar, tiba-tiba aja gue nabrak Kak Bryon yang sedang berdiri di depan pintu.
"Aduh! Lo ngapain disini sih?" tanya gue sewot.
"Gue nunggu lo tau! Lo yang ngapain di dalem lama banget! Dan ini ngapain lo main iphone sambil jalan? Lo lagi chat sama siapa? Sama cowok ya?" tanyanya dengan tatapan menyelidiki.
"Ih apaan sih? Kalau iya emang kenapa?" wadaw gue keceplosan! Mapus.
"Apa?!" tanyanya histeris.
"Biasa aja kali," kata gue.
"Woy! Adik kita yang cantik jelita ini chat ama cowok," teriak Kak Bryon setelah sampai di bawah.
Semua yang ada di bawah natap gue tajam, untung bonyok gue lagi di London selama satu bulan.
"Bener?" tanya Kak Marchelle sambil natap gue tajam banget, setajam silet.
"Ii ... ya," kata gue gugup, dia langsung natap gue sangat tajam. Gue mikir sejenak, dan gue langsung dapet ide. Tanpa basa-basi gue langsung nyium kakak gue tersayang dipipinya. Dia yang awalnya kaget lalu tersenyum girang, ya iyalah siapa sih yang gak seneng dicium sama gue? Clarissa Pradipta gitu loh!
"What?! Lo nyium gue? Oh My Good, gak bakal gue cuci ni muka," kata Kak Marchelle histeris.
"Ah lo gak adil dek! Gue aja yang idaman cewek-cewek di sekolah gak pernah dicium lo," huh ini yang gue gak suka, satu dicium semuanya pasti minta. Masa gue harus nyium semuanya sih, emang gue cabe-cabean apa?
"Mau?" tanya gue.
"Banget," Kak Bryon memonyong-monyongkan mulutnya.
"Ngarep," kata gue sambil memeletkan lidah. "Eh, tunggu dulu, ini siapa yang ngajak Udin ke sini? Jangan bilang dia mau nebeng sama kita? Gak bareng dia aja sempit apalagi bareng dia!" kata gue. Udin emang sering bareng sama gue, rumahnya aja di sebelah rumah gue.
"Hallo semua," kata Verrel dari belakang dan meluk gue.
"Ah, lo modus, tapi gak papa gue lagi seneng karena ...," Kak Marchelle menggantung perkataannya. "Karena gue dicium sama adik gue tersayang," kata Kak Marchelle sambil meluk gue dari depan dan Bryan, Bryon sama Udin ikut meluk gue. Kok jadi kayak teletabis sih? Gue langsung jongkok dan keluar lewat sela-sela kaki kakak gue. Huh! Selamat.
Satu ...
Dua ...
Tiga ...
"Ih, lo ngapain meluk gue? Najong tralala, gue harus mandi kembang tujuh rupa nih!" kata Kak Verrel dan langsung acara peluk-pelukannya selesai. Semuanya natap gue garang, gue cuma cengengesan.
"Kakak-kakakku yang ganteng dan Udinku tercinta, ayo kita berangkat!" kata gue semanis mungkin.
"Nggak mau!" kata mereka bersamaan. Ok, fiks gue bakal ngeluarin jurus adalan gue.
"Please..," kata gue sambil memasang muka imut gue, geli gue jadinya.
"Iya deh," kata Kak Bryan dan semuanya pun mengangguk terpaksa. Clarissa dilawan.
"Udin lo duduk di situ aja," kata gue sambil menunjuk kursi yang ada di depan gue, sengaja gue sediain kursi di mobil gue biar bisa Si Udin ikut, karena kursi penumpang di belakang penuh diisi sama gue, Bryan dan Verrel. Dan gue berada di tengah-tengah mereka, dan di depan gue ada mukanya Si Udin.
"UDIN!! Lo ngapain sih liatin gue?" tanya gue.
"Lo kan cantik, eh tunggu dulu, lo bilang gue Udin? Gue kan udah bilang gue gak suka dipanggil Udin, panggil aja gue yayang, beb, atau apa kek, yang penting jangan Udin," kata Udin, eh.
Setelah itu suasana hening, yang paling gue gak suka. Di depan Kak Bryon lagi tidur sementara Kak Marchelle masang muka bete, sedangkan gue? Menderita, kenapa? Gimana gak menderita coba, di sebelah gue, Kak Bryan dan Kak Verrel lagi tidur sambil meluk gue dan Si Udin malah tidur di depan gue, anjir.
Akhirnya sampai juga, kata gue dalam hati.
"Woy bangun!" teriak Kak Marchelle.
"Kak, serahin sama Clarissa Pradipta," kata gue.
"Woy kebakaran!" teriak gue dan semuanya langsung bangun saat itu juga, hahaha ..., makan tu kebakaran.
"Mana? Mana?" tanya Kak Bryon panik.
"Hahahaha ...," tawa gue sama Kak Marchelle pecah.
"Oh jadi kalian ngerjain kita?" tanya Kak Bryan. Oow, ow, gawat nih! Kabur aja deh, nyari aman.
"Jangan harap lo bisa kabur," kata Kak Verrel dan mereka bertiga langsung megangin gue.
"Heh, jangan siksa adik gue tercinta," kata Kak Marchelle gue menatap Kak Marchelle dengan tatapan minta bantuan. Eh, malah dia keluar, tapi tiba-tiba pintu mobil di belakang terbuka dan itu Kak Marchelle yang langsung narik gue. Huh, syukur lah selamat gue.
"Makasi kakak gue tersayang," kata gue sambil memeluk gue.
"Udah yuk masuk, entar dikunci gerbangnya sama Pak Botak," kata Kak Bryon sambil menutup pintu mobil.
Gue masuk ke sekolah dan di belakang gue ada cogan, ulalah.
"Aduh ada cogan nih"
"Anying cogan"
"Ada bidadari bro"
Gue pun dengan nakal mengedipkan mata gue ke cowok-cowok dan alhasil gue disentil sama kakak gue tercinta.
"Aduh sakit kak," kata gue sambil mengusap pipi gue yang disentil Kak Bryan.
"Nakal ya lo sekarang," kata Kak Bryan.
"Hehehe"
***
Maaf ya kalau ceritanya garing, gaje, aneh dll.16-12-2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl In The School
Novela JuvenilCERITA PINDAH KE PLATFORM NOVELTOON Gimana ya rasanya punya empat kakak yang bad boy? Ditambah satu sahabat dari kecil yang sama bad boy nya? Itu yang Clarissa rasakan. Awalnya gadis itu merasa senang, karena ia merasa terlindungi dengan adanya cow...