Matahari begitu terik hari ini, padahal malam kemarin hujan.Di bawah matahari yang berada tepat diatas kepalanya, viona duduk disofa dekat kolam renang sambil termenung.Matanya menatap air namun,pikirannya entah kemana saat ini.Tiba-tiba ada cowok berpawak arrogant datang menghampirinya.
"kamu kenapa sihh kok bengong??"
Suara itu mengaggetkan viona dari lamunannya, ia sangat mengenal suara ini.Fahri kakaknya yang selama ini sibuk dengan kantornya.
"kakak, aku lagi sedih kak." viona menyenderkan kepalanya di bahu fahri, lalu fahri mengusap lembut rambut adik semata wayangnya ini.
"kamu sedih kenapa,inget mama papa ?? "tanya fahri yang langsung di jawab viona dengan anggukan.
"udahh.. sekarang kamu jangan sedih,kamu doain aja papa mama selalu baik disana."
"iya kak... "
"udahh yuk kita masuk kamu gak takut item apa,nanti dion ogah loh sama kamu."
"ih..kakak mah... "
Mereka berlari masuk kedalam rumah, hal ini sudah sangat jarang mereka lakukan.Semenjak kematian orang tua mereka yang masih dipertanyakan kasusnya.Tapi viona dan fahri pernah mendengar dari para saksi ada yang sengaja mencelakan kedua orangtua mereka.Tapi entah mengapa polisi mengabaikan saksi yang mengetahui selak beluk kejadian itu.
***
Malam ini dion sudah siap nangkring di atas motornya.Ia berpenampilan cukup tampan, dengan kupluk hitam dan jaket biru dongkernya, tak lupa ia memakai sepatu kesayangannya.Sepatu ini adalah hadiah ulang tahunnya dari viona, maka ia sangat menjaga betul barang ini.
setelah cukup mengaca di spion sambil membenarkan kupluknya,ia langsung memakai helm lalu menstater motornya dan berlalu pergi dari perkarangan rumahnya ke rumah viona.
perjalanan kerumah viona tidak memakan waktu lama,karna jarak rumah mereka tidak terlalu jauh.Sesampainya di depan pagar rumah viona,ia mematikan motor lalu mengambil handphonenya, dan langsung menhubungi viona melalui line.
To viona sayang.
~sayang,aku udah di depan.
Setelah mendapat pesan dari dion, viona segara turun menghampiri dion yang berada diluar.
"hallo... dion."sapa viona.
Dion menoleh ke suara yang menyapanya tadi, pandangannya pun jatuh pada wanita cantik yang memakai jeans cream selutut dipadukan dengan blouse hijau tosca,dan rambut diikat kuda.
perfect,itu satu kata yang ingin ia lontarkan pada viona.tapi sebelum ia bicarakan viona sudah menutup mulutnya seaakan tahu apa yang akan dikatakan dion.
"udahhh.. ayo cepet "
Viona sudah duduk di belakang dion,memeluk perut dion agak kencang.Namun motornya tak juga dinyalakan dion.
"ihhhhh.. kokk gak jalan sihhhh motornya?? "protes viona.
"motornya males,gak semangat katanya. "
"gak semangat kenapa"
"belum di cium cewek katanya..." Dion memulai aksinya msngerjai viona yang nampak bingung, mengerutkan dahinya seolah ia sedang berpikir begitu keras.
"emmm ... mana ada motor minta dicium,bilang aja yang punyanya mau ."
"emang kalo abang mau minta cium pasti eneng kasih. " canda dion yang sudah turun dari motornya dan menatap lekat mata viona.
"eneng mah,ikut aja apa kata abang,tapi nanti ya bang kalo kita udah sampe,jangan disini bang eneng malu " balas viona.
"bener ya neng "
"iyaa ahh ayo dionn. "
Dion langsung menstater motornya itu, dan viona sudah siap sambil memegang perut pacarnya itu.
●○◎●○◎●○◎●○◎●○◎●○◎●○◎●○◎●○◎
Yuhu...
vote dan commentnya jangan lupa sehabis baca guys...itu 0enting banget buat para author yang nulis...
makasih yang udah baca chapter 2nya...sekali lagi makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Psycopath
RandomAku bukan PSYCOPATH!!Aku seperti ini karena aku ingin melindungi orang yang ku sayangi, walaupun dengan cara apapun...Apa aku salah??